28.💙(Melepaskan?)

2.3K 148 14
                                    

"Ada orang yang percaya kalau berpegang dan bertahan adalah tanda kekuatan. Akan tetapi, ada saat di mana dibutuhkan lebih banyak lagi kekuatan untuk tahu kapan harus melepaskan sesuatu dan melakukannya" - Ann Landers

Sudah 1 jam Dosen mata kuliah Analisis Regresi Terapan menjelaskan materinya, slide demi slide pun sang dosen tampilkan.  Kirana memperhatikannya dengan seksama, seakan tak ingin ketinggalan satu patah kata pun yang dosen itu jelaskan.

Matanya tengah terfokus, mendengar, melihat sambil mencerna perkataan Dosen agar dengan mudahnya masuk kedalam otaknya.

"Mungkin cukup pertemuan kita hari ini, kita lanjutkan lagi esok hari" ucap Dosen itu mengakhiri jam kelas hari ini.

Kirana menghela sejenak, ia membuka ponselnya yang sedari tadi terus berdering menunjukkan beberapa notifikasi, yang kebanyakan berasal dari operator yang mengingatkannya untuk segera mengisi pulsa. Namun detik selanjutnya ia memicingkan sebelah matanya, seakan melihat hal janggal tengah muncul dari layar ponselnya.

From: Gita

" Ada yang ingin gue bicarakan sama Lo Ra, kalau kelas Lo udah selesai temui gue ditaman biasa ya"

Pesan singkat yang mampu membuat Kirana penasaran, ia pun bergegas menuju taman.

Gita tersenyum. "Ada apa?" Tanya Kirana pada intinya.

"Lo udah siap dengernya?" Gita memastikan terlebih dahulu agar tidak menyesal diakhir.

Kirana menggangguk yakin. "Bilang Git, Ada apa?"

"Soal mantan Lo"

Jleb, satu kata yang terletak ditengah kalimat itu mampu membuat Kirana terdiam seketika, yaa hanya mantan, sebatas orang yang pernah singgah dihatinya, tidak lebih dari itu!

"Udahlah jangan bahas dia lagi, aku gak mau denger!"

"Ini penting!" Ucap Gita meyakinkan.

Kirana tersenyum tipis. "Bukannya mantan itu gak penting ya!"

Gita mengerutkan dahinya, ia tak habis pikir dengan ucapan yang Kirana lontarkan tadi. "Mantan juga pernah jadi orang penting Ra, inget itu!"

Kirana tersenyum pasrah. "Ada apa?dia kenapa?"

"Dia udah berubah Ra, liat ini!" Gita menyodorkan ponselnya, memperlihatkan sesuatu pada Kirana.

Kirana tersenyum tipis. "Dia berubah Ra, dia gak seperti Alvaro yang gue kenal dulu"

"Itu hidupnya ta, terserah dia mau dibuat apa nantinya"

"Dan aku liat dia sepertinya sangat bahagia dengan cewek yang beberapa tahun lalu aku liat diLondon" ucap Kirana melemah, luka dihatinya perlahan terbuka kembali.

"Ini salah gue Ra, Kalau aja sikap gue gak kay....."

"Harus berapa kali aku katakan, jangan pernah nyalahin diri kamu, ini bukan salah kamu Ta" Kirana tersenyum.

Gita tersenyum, ia merasa lega jika Kirana telah bicara seperti itu padanya. "Kamu ada kelas lagi?"

Gita menggeleng pelan.

"Pulang sama siapa?"

Gita tersenyum sambil memperhatikan ponselnya yang sudah tertera nama Saghara disana. Kirana tersenyum, ia mengerti!. "Yaudah aku pulang duluan.."

"Hati-hati Ra" Gita melambaikan tangannya.

***

Kirana membuka ponselnya, membuka salah satu aplikasi sosial media nya, jemarinya dengan lihai menekan satu persatu huruf yang terangkai menjadi satu nama yang tak asing lagi baginya. Setelah kejadian ditaman tadi sedikit membuat otaknya terus memikirkan Alvaro, cowok yang dinyatakan telah berubah sifatnya itu, cowok yang diyakini tidak 100% Alvaro yang dulu.

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang