"Dalam imajinasiku, aku bertengkar denganmu. Berbaikan denganmu dan mencoba mengerti kamu."
BTS - Let Me Know
:::::
Musim Gugur, Busan, 2015
"Kali ini apa yang kau letakkan di loker gadis tersebut?" Suhyun berdiri di depan meja, tepatnya meja seorang murid yang sedang menatap nanar jendela kaca.
"Hanya secarik kertas dengan tinta merah," jawabnya enteng sambil memandang siswa-siswi yang sudah beranjak pulang di luar sana.
Suhyun nampak menarik napas dan memijat pelan pelipis kirinya. "Tinta merah dengan tulisan kau pantas mati, begitu?"
Mendengar ocehan Suhyun, murid tersebut berdecak malas yang membuat Suhyun kesal dan pergi meninggalkannya di dalam kelas.
Lengang.
Sunyi.
Koridor hening menyisakan suara langkah kaki.
"Yerim."
Murid tersebut segera menolehkan kepalanya sehingga ia dapat menatap datar wajah seseorang yang berdiri di ambang pintu kelas.
"Pulang?"
Ia diam meraih tas hitam miliknya dan berjalan keluar kelas, melewati seseorang tersebut tanpa membalas.
Seseorang tersebut mengikuti langkah si murid dengan tenang, setia memerhatikannya dari belakang. Helaan napas jelas terdengar, menahan diri untuk tidak menarik tubuh mungil tersebut dan memeluknya sadar.
"Jung."
Pertahanannya runtuh. Pria yang dipanggil namanya tersebut segera berjalan patuh.
Dalam satu kali ulur, tubuh ringkih yang bergetar direngkuhnya erat seolah takut ia akan hancur.
"Aku melakukannya lagi."
Pria tersebut memejamkan matanya dan semakin mengeratkan pelukannya.
"Aku di sini."
Hanya itu yang dapat pria tersebut lakukan. Berusaha memahami murid tersebut, walau hatinya jelas menolak untuk selalu menurut.
○●
Kim Yerim.
Gadis mungil yang raganya ada di mana-mana.
Namun, jiwanya terasa hampa.Kim Yerim.
Gadis mungil yang setiap helaan napasnya terasa hangat.
Namun, air matanya begitu terasa mencekat.Kim Yerim.
Kau kuat, karena aku akan selalu mendekat.Busan, 01 Agustus 2017
:::::
H a p p y - 3 r d - A n n i v e r s a r y
R e d - V e l v e t
KAMU SEDANG MEMBACA
Fearly Tale
FanfictionDia Kim Yerim, hidup dengan kesialan di mata mereka. Satu per satu skenario buruk ditimpakan kepada tubuh mungil dan jiwa rapuhnya. Dia Jeon Jungkook, tercipta untuk menggenggam di dalam duka. Satu per satu masalahnya ikut menjadi senjata menyerang...