To : Kim Yerim
Subject : Selamat hari kelulusan, Yerim-ah.
Busan, Maret 2016
Dulu kita sangat bahagia memikirkan foto kita berdua akan ada di dalam Buku Tahunan Sekolah, namun yang aku dapatkan hanya sebuah kotak kosong tanpa potret dirimu.
Yerim-ah~ Bagaimana foto kelulusanmu? Pasti sangat cantik. Ya, kau adalah murid tercantik di SMA Yeonje bagiku.
Walaupun aku sering mengeluh karena iri terhadap kecantikan dan kepopuleran Jung Eunha, tapi kau selalu ada di sisiku mengatakan bahwa setiap anak perempuan memiliki hal istimewa di dalam dirinya. Terima kasih untuk selalu berhasil menghiburku.
Yerim, pagi ini aku melewati rumah lamamu. Aku kembali teringat bagaimana Bibi Joohyun selalu menyuruhku untuk bermain di rumahmu saja saat aku ke sana.
Awalnya aku kira alasannya karena Bibi Joohyun tidak mau putri tunggalnya bermain jauh, tapi ternyata Bibi Joohyun mengekangmu untuk bergaul bersama kami hanya karena dia takut kau akan membuat malu keluargamu. Maafkan aku berkata seperti ini, Yerim.
Dulu saat awal kejadian itu, aku sangat ingin menghiburmu. Tapi, kau tahu sendiri golongan kita hanya akan menerima kebencian jika menolong satu sama lain. Aku memang pengecut karena memilih diam dan membiarkan gadis itu mengancammu.
Pandanganku terhadap dirimu memang berubah, Yerim. Itu karena kau berubah. Kim Yerim yang aku kenal perlahan-lahan menghilang dan digantikan seorang Kim Yerim yang asing.
Apa aku menyalahkanmu? Tidak.
Apa aku menyalahkan gadis itu? Tidak.
Aku menyalahkan sekolah, keluarga, dan orang-orang di sekitarmu. Termasuk menyalahkan diriku sendiri.
Yerim, saat ini semuanya benar-benar terasa berbeda. Eunwoo memilih pindah ke Gyeongsang setelah ia lulus dari SMA kota sebelah. Sedangkan keluarga gadis itu memilih menutup rapat pintu rumah mereka.
Aku berpikir jika gadis itu memang benar-benar telah memikirkan dengan baik tindakannya. Jadi, aku harap kau dan Jungkook tidak menyalahkan diri kalian. Itu pilihan gadis tersebut, Yerim. Aku yakin.
Yerim, saat ini aku tidak bisa menemuimu. Aku tidak melanjutkan kuliah karena ekonomi keluargaku semakin memburuk sejak ibu sakit. Aku bekerja di toko bunga untuk membantu keluargaku, jadi aku belum bisa berkunjung ke Seoul.
Sampai di sini dulu suratku, aku harap kau membacanya. Dan jika mungkin, berkunjunglah ke Busan di awal musim panas ini. Aku ingin mengajakmu bermain bersama di pantai seperti dulu.
Sampaikan salamku kepada Paman Junmyeon. Aku harap dia selalu diberi kesehatan dan kebahagaiaan karena masih memilikimu.
Salam hangat,
Lee Suhyun
KAMU SEDANG MEMBACA
Fearly Tale
FanfictionDia Kim Yerim, hidup dengan kesialan di mata mereka. Satu per satu skenario buruk ditimpakan kepada tubuh mungil dan jiwa rapuhnya. Dia Jeon Jungkook, tercipta untuk menggenggam di dalam duka. Satu per satu masalahnya ikut menjadi senjata menyerang...