"Bagaimana tugas kuliahmu itu, Yerim? Sudah diperbaiki?" tanya Junmyeon mengelus kepala Yerim. Mereka sekeluarga sekarang sedang duduk di depan perapian sambil menikmati cokelat hangat yang dibuatkan Joohyun.
"Taehyung Oppa berjanji akan membantu memperbaikinya akhir pekan nanti. Dasar! Dia hanya bisa menambah pekerjaanku saja," kesal Yerim melipat kedua tangannya di depan dada.
Joohyun tertawa melihat tingkah putrinya tersebut. Ia pun bangkit dari duduknya dan berjalan ke sudut ruangan mengambil sebuah kardus. "Apa kau tidak mau menghias pohon natalmu, Yerim?" tanya Joohyun.
"Oh, hampir saja aku lupa!" Yerim menepuk keningnya dan berdiri menghampiri Joohyun.
Akhirnya, Yerim bisa memiliki pohon natal yang besar dan indah. Sepulang dari gereja tadi, tiba-tiba saja kurir pengantar barang membawa satu kotak besar seukuran lemari pendingin. Yerim kira Joohyun membeli lemari pendingin baru atau mungkin rak buku berukuran sedang, ternyata itu adalah pohon natal untuknya. Ini hadiah natal dari Junmyeon untuk putri mereka.
"Apa ayah bisa membantuku? Aku tidak sampai," pinta Yerim saat menjinjitkan kakinya untuk memasang bintang pada puncak pohon natal.
Joohyun tertawa melihat Yerim. Ia pun mengambilkan kursi kecil dari ruang tengah. "Salahkan ayahmu yang memiliki kaki pendek. Makanya kita sekeluarga tidak ada yang tinggi," jelas Joohyun.
Junmyeon hanya tertawa dan segera berdiri di atas kursi untuk memasang bintang. Yerim sibuk menghiasi daun-daun pohon natalnya dengan lonceng kecil, sedangkan Joohyun memasang lampu kerlap-kerlip ke sekeliling pohon.
"Wah, sepertinya aku mendapatkan banyak kado," teriak Yerim saat melihat Junmyeon membawa satu boks berisi bermacam kado dengan bungkus warna-warni.
"Ada beberapa kado yang dikirimkan lewat pos. Mungkin dari teman-temanmu di Busan," ucap Junmyeon.
Yerim terdiam sesaat setelah mendengar ucapan Junmyeon. Ia pun memilih duduk dan menyusun kado-kadonya di bawah pohon natal. Joohyun yang melihat Yerim yang tiba-tiba murung pun segera menghampiri putrinya tersebut.
"Apa ada yang mengganggu pikiranmu?" tanya Joohyun mengelus lembut kepala Yerim.
"Bu, apa aku boleh pergi keluar? Aku ada janji dengan salah satu temanku." Yerim menjeda kalimatnya sebentar. "Keluarganya pergi keluar sehingga dia menikmati natal sendiri. Aku akan mengajak Taehyung Oppa dan pulang cepat," sambungnya lagi.
Joohyun mengangguk pelan dan berdiri dari duduknya. Begitupun Yerim yang langsung masuk ke dalam kamar untuk mengambil sarung tangan dan jaket hangat. Yerim pun tidak lupa mengirimkan pesan kepada Taehyung untuk menemaninya. Jarak rumah mereka yang memang tidak terlalu jauh membuat Taehyung cepat sampai di rumah Yerim.
"Pakai ini," sahut Joohyun saat Yerim berjalan keluar kamar. Ibunya tersebut melingkarkan syal di leher Yerim.
Gadis itu menoleh pada ibunya sambil mengerutkan kening. "Ini syal baru?" tanyanya.
"Ini syal pertama hasil rajutan Ibu. Ibu ingin kau yang memakainya. Hadiah natal," ucap Joohyun tersenyum manis.
Yerim memandang dua bola mata bening ibunya. Ia hampir saja menangis jika Junmyeon tidak memanggil namanya karena suara motor Taehyung sudah terdengar di depan rumah.
"Aku pergi dulu, ya. Nikmati natal kalian berdua. Aku tidak akan mengganggu keromantisan kalian. Selamat natal!" ucap Yerim riang kepada Junmyeon dan Joohyun yang tersenyum hangat.
Yerim segera membuka pintu rumah dan berlari membuka pagar. Dilihatnya Taehyung membuka jok motornya untuk mengambil satu helm lagi.
"Kau mau ke mana?" tanya Taehyung sambil menyerahkan helm berwarna putih kepada Yerim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fearly Tale
FanfictionDia Kim Yerim, hidup dengan kesialan di mata mereka. Satu per satu skenario buruk ditimpakan kepada tubuh mungil dan jiwa rapuhnya. Dia Jeon Jungkook, tercipta untuk menggenggam di dalam duka. Satu per satu masalahnya ikut menjadi senjata menyerang...