[10]

2.2K 389 14
                                    

To : Jeon Jungkook

Subject : -


Jingle bell ... jingle bell ... jingle all the way.

25 Desember 2013.

Saat itu umurnya 15 tahun dan sangat suka mengikat dua rambutnya menggunakan pita berwarna merah muda. Ia akan berteriak kencang saat sore tiba dan salju-salju mulai turun menyapa pekarangan rumah.

"Ya! Kau bisa sakit!" teriak ibunya melarang.

Ia akan mengerucutkan bibir mungil merah mudanya ke depan dan menghentakkan kaki masuk ke dalam rumah. Sang ibu sudah menyiapkan minuman jahe hangat untuk mereka berdua.

Malam itu ia bertanya kepada ibunya. "Ibu, apakah kita merayakan natal hanya berdua lagi?" tanyanya dengan mata bulat bersinar penuh harap akan jawaban lain.

Tapi, jawaban yang sama selalu terucap selama dua tahun ini. Sang ibu akan menggeleng pelan dan menolehkan kepalanya ke bagian dapur yang gelap hanya untuk menyembunyikan air matanya. Putri kecilnya ingin natal yang hangat bersama ayah dan ibunya. Tapi sang ibu tidak bisa mengabulkanya.


Jingle bell ... jingle bell ... jingle all the way.

Setelah makan malam, ia akan beranjak menuju pohon natal yang hanya seukuran pinggangnya. Ibu tidak punya cukup uang untuk membeli pohon natal yang besar, walau ia selalu berharap bisa mendapatkannya.

"Ibu, apa kotak berwarna biru ini punyaku?" teriaknya dari ruang tengah.

Sang ibu menjawab iya dan memilih diam di dapur tak ingin melihat sang anak berbinar bahagia. Hati ibu mana yang tidak akan terluka melihat putri tunggalnya merayakan natal sendiri dengan hanya satu kado sederhana dari sang ibu. Selalu seperti ini, ibu akan menangis sendiri di dapur tanpa ia ketahui.

Beberapa menit suaranya tidak terdengar. Ibu pun pergi memeriksa ke ruang tengah dan melihat putrinya tersenyum cerah.

"Ada apa?" tanya ibunya.

"Natal ini aku mendapatkan dua kado. Apakah ini dari ayah?" tanyanya senang.

Sang ibu bingung dan berjalan menuju putrinya. "Ibu hanya meletakkan satu kado di bawah pohon natalmu."

"Hm?" tanyanya bingung. "Ada surat," ucapnya saat membuka bungkus merah muda kado tersebut.

Isinya sederhana, hanya ajakan untuk menikmati salju natal bersama.

"Ibu, mungkin ini salah satu teman sekolahku. Aku boleh pergi, ya?" pintanya.

Sang ibu nampak menimbang. Selama ini ia selalu melarang putrinya bermain keluar, kecuali seorang temannya si kecil Lee yang suka berkunjung ke rumah. Namun, melihat putrinya yang selalu sendiri menikmati natal, akhirnya sang ibu menyetujuinya. "Pakai syal dan sarung tanganmu. Suhu malam sangat dingin."

"Baiklah. Terima kasih dan selamat natal, Ibu," ucapnya riang sambil memeluk sang ibu.

Ibu menahan air matanya. Putri mungilnya telah berusia 15 tahun saat itu.


Jingle bell ... jingle bell ... jingle all the way.

Gadis mungil itu melangkah riang keluar rumah. Ia memakai sepatunya dan memperbaiki letak syal pada lehernya. Isi surat mengatakan jika ia hanya perlu berjalan 20 langkah dari rumahnya ke arah barat.

Fearly TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang