Jeon Jungkook.
Di sekolah, para murid SMA Yeonje mengenal pemuda bermarga Jeon tersebut sebagai murid biasa yang menikmati masa sekolah layaknya remaja pada umumnya. Ia kerap kali bercanda sepanjang koridor, meramaikan lapangan, dan mengadakan konser kecil di meja pojok kantin sekolah. Suaranya bagus, wajahnya tampan, dan proporsi tubuhnya acap kali menjadi bahan pembicaraan murid-murid perempuan. Walaupun seperti itu, Jungkook bukanlah seorang murid idola di SMA Yeonje—sekarang ia hanyalah murid biasa seperti mereka yang lainnya.
Di rumah, keluarganya memandang Jungkook sebagai anak yang penurut, tak suka menuntut, dan seorang adik yang patuh kepada kakak laki-lakinya. Namun, ibunya justru merasa Jungkook terlalu kaku dengan sifatnya tersebut. Sekarang ia lebih banyak diam di lingkungan rumah, bahkan menolak ajakan teman-temannya untuk pergi keluar. Jungkook lebih senang memetik gitar dan mencoret-coret not balok di bagian belakang kertas fotokopian tak terpakai kakaknya. Lalu, di akhir pekan ia akan mengajak anak gadis tetangga untuk mendengarkan lagu ciptaannya.
Kim Yerim, tetangga dan lebih dari sekadar teman untuk seorang Jeon Jungkook. Sederhana saja, mereka telah bertetangga sejak kecil dan selalu pergi ke sekolah yang sama. Meski usia mereka terpaut dua tahun, tetapi Yerim berada di tingkat yang sama dengan Jungkook. Perbedaan tersebut karena Yerim yang masuk sekolah lebih cepat dengan alasan yang tak masuk akal - orangtuanya tak sanggup mengurusi Yerim di rumah seharian, padahal ia adalah seorang anak tunggal.
"Apa kau sudah menonton videonya? Ia benar-benar memakai seragam seperti itu, sangat murah."
"Tentu saja ia sengaja melakukannya. Selama ini tak ada yang sudi melihat murid bernama Kim Yerim."
"Itu karma atas perbuatan ayahnya dulu."
"Kau tahu murid laki-laki yang menolongnya itu? Aku dengar mereka telah menjalin hubungan sejak musim dingin tahun lalu."
"Sepertinya laki-laki itu ingin kembali."
Yerim semakin merapatkan jaketnya saat desas-desus tajam menusuk gendang telinganya. Beberapa murid yang bersandar di dinding kelas bahkan sampai menunjuk Yerim sambil berdecak tak suka. Buku pelajaran yang berada di pangkuan ia dekap erat takut tangannya yang bergetar terlihat. Yerim memohon kakinya untuk melangkah ke depan, bukan berbalik dan pulang ke rumah seperti keinginannya. Kim Yerim, kau kuat, batinnya menyemangati dirinya sendiri.
Decitan kursi yang ditarik berhasil mengundang atensi seisi kelas. Bukan Yerim, tetapi Eunha yang menarik kursi tempat duduknya dengan kasar. "Dasar manusia, menaruh pandangan hanya saat mereka ditimpa masalah," gumam Eunha dan mengeluarkan buku tulisnya.
Yerim yang tadi berjalan di belakang Eunha dapat mendengar jelas perkataan gadis tersebut. Ia menundukkan kepala dan bergegas menuju bangku miliknya. Sebisa mungkin ia tidak menghela napas dengan keras untuk menghindari tatapan para murid di dalam kelas. Sekarang, setiap gerak-gerik Yerim berada di bawah pengawasan seluruh murid SMA Yeonje - setelah video pelecehan tersebut tersebar lewat website sekolah.
"Y-yerim, hari ini aku ingin duduk ... bersama Suhyun di belakang," bisik Sohye gugup. Gadis berkacamata tersebut mengambil tasnya dan segera meninggalkan bangku mereka.
Yerim semakin menundukkan kepala, menyembunyikan wajah terlukanya di balik surai panjang hitam miliknya. Ia tak suka menjadi pusat perhatian. Ia tak suka dikenal dan menerima tatapan. Yerim lebih suka hari-hari sebelumnya di mana mereka membutakan mata atas kehadirannya. Ia tak suka dikenal sebagai Kim Yerim—murid SMA Yeonje, karena ia lebih suka dikenal sebagai murid X yang ternyata juga bersekolah di SMA Yeonje.
Jungkook, apa yang sedang pria itu pikirkan sekarang?
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Fearly Tale
FanfictionDia Kim Yerim, hidup dengan kesialan di mata mereka. Satu per satu skenario buruk ditimpakan kepada tubuh mungil dan jiwa rapuhnya. Dia Jeon Jungkook, tercipta untuk menggenggam di dalam duka. Satu per satu masalahnya ikut menjadi senjata menyerang...