(7) Punishment (2)

26.5K 1.2K 10
                                    

Kelas yang tadinya ricuh, riuh, berisik karena tidak ada guru, berubah menjadi hening ketika Bu Nanda masuk ke dalam kelas secara tiba-tiba.

"Ayo, kumpulkan semua tugas yang ibu berikan," ujar Bu Nanda.

Semuanya pun mengumpulkan tugasnya dengan cara ditumpuk di meja guru.

Setelah semua tugas dikumpul, bel tanda pelajaran habis pun berdering.

"Baik anak-anak, pelajaran matematika sudah selesai sekarang, jangan ribut sampai guru pelajaran lain datang," tegas Bu Nanda.

Seluruh murid pun mengangguk.

Karena buku yang harus dibawa banyak, Bu Nanda pun menunjuk Annona dan Gaby untuk membantunya.

"Kalian berdua, tolong bantu ibu membawa buku ke ruang guru," ucap Bu Nanda.

Annona dan Gaby hanya mengangguk, lalu membawa buku latihan matematika itu ke ruang guru.

Lalu, saat berjalan menuju ruang guru, Annona dan Gaby melihat segerombolan laki-laki yang dihukum hormat bendera di lapangan. Kebetulan sekali, lapangan khusus untuk upacara berada di depan ruang guru, sehingga bisa diawasi oleh para guru dan siswa.

Annona dan Gaby sangat mengenali cowok-cowok itu, sangat tidak asing baginya, terutama cowok paling tinggi, berambut pendek, dan berwajah tampan yang berada di barisan tengah itu sangat mencolok perhatian mereka. Siapa lagi kalau bukan, Alberto.

"Lelah? Itulah akibatnya bagi anak yang suka madol kayak kalian!" tegas Bu Nanda sambil tersenyum sinis.

"Tolong Bu! Kita capek banget ini! Ibu mau gotong kalau kita pingsan di lapangan karena kelelahan?" tanya Alberto yang langsung mendapatkan kekehan dari Bu Nanda. Sedangkan Annona dan Gaby hanya tertawa melihat Alberto dan kawan-kawan dihukum.

"Ketawa lo!" sahut Alberto marah ke Annona dan Gaby.

"Diam kamu! Sudah bolos, merokok, berandalan, nyolot lagi! Dasar anak menyebalkan! Ibu yang tadinya tidak tega ingin membebaskan hukuman, jadi semakin senang menghukum kamu! Biar kamu tobat atas kesalahan-kesalahan yang kamu perbuat!"

Annona dan Gaby kembali tertawa.

"Bukannya dibela, malah dimarahin. Kasian banget! Hahahaha." Gaby tertawa terbahak-bahak.

"Betul banget," balas Annona sambil tertawa-tawa.

Jika Gaby dan Annona tertawa-tawa, beda lagi dengan Alberto dan teman-temannya yang menatap Annona dan Gaby dengan tatapan tajam.

"Tuh, bu. Mereka ketawain kita! Mereka juga dihukum dong! Mereka kan menertawakan kita," ucap Getza.

"Diam kamu! Pantas kalian itu ditertawakan! Ibu juga bisa tertawa, hahahahaha," ucap Bu Nanda sambil tertawa jahat yang langsung dibalas tatapan aneh dari Alberto dan kawan-kawan juga dengan Annona dan Gaby.

"Ih, ibu garing," ujar Alberto.

Mendengar itu, Bu Nanda langsung melempari tatapan tajam ke arah Alberto.

"Diam kamu! Kamu telah membuat ibu tersinggung! Kalian semua tetap ibu hukum sampai pulang sekolah! Tidak ada pengampunan!" tegas Bu Nanda sembari tatapan bencinya.

"Jangan dong, bu. Pliss! Kita janji nggak bakal nakal lagi, deh! Kita janji bakal menuruti omongan ibu," ujar Alberto.

"Iya bu! Kita minta maaf karena telah berbuat salah sama ibu. Kita janji nggak bakal bandel lagi," sambung Getza.

"Tolong Bu! Kita udah nggak kuat lagi, nih! Ibu kan baik hati, bak malaikat, jadi ibu bisa lepaskan kita, kan?" tanya salah seorang teman Alberto.

Bu Nanda pun berpikir sejenak, "Walaupun nakal, siapa tahu anak ini bisa berubah."

The Other Side Of Nerdy Girl (Complete) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang