(31) 4L

24.5K 1.1K 36
                                    

Malam itu Annona sedang asyik-asyiknya mengerjakan tugas menggambar sekaligus mewarnai di rumahnya.

Saat sedang asyik-asyiknya menggambar, Annona baru sadar bahwa ia tidak memiliki pensil warna untuk mewarnai. Bukannya tidak punya, tetapi pensil warna yang ia miliki sudah habis karena kayu-kayu pada pensil warna milik Annona sudah sangat kecil, sehingga sudah tidak bisa digunakan lagi.

"Ah, kenapa gue bisa lupa begini, sih?" tanyanya dalam hati sembari kesal.

Annona segera mengganti bajunya dengan dress berwarna putih.

Ia sedang ingin mengenakan dress, walaupun hanya pergi ke mal untuk membeli sebuah pensil warna.

Dengan mengenakan dress berwarna putih dan membawa tas kecil, Annona pun segera keluar dari kamarnya dan turun ke bawah.

Annona mencari supirnya, tapi ia tidak menemukannya.

Ia pun menanyakan ke salah satu maid yang ada di rumah.

"Mbak, Pak Ano-supirnya ke mana?

"Oh, dia tadi izin pulang kampung sebentar karena anaknya sakit," jawab maid tersebut.

"Oh, yasudah, jaga rumah ya, mbak. Saya mau pergi dulu. Kalau mama sudah pulang, bilang aja saya pergi ke toko buku," ujar Annona.

Maid tersebut mengangguk.

Kemudian, Annona memanggil taksi yang berjalan di depan rumahnya sambil menggerutu karena harus susah-susah keluar rumah hanya karena membeli pensil warna.

Untungnya, taksi banyak yang lewat rumahnya malam ini, jadi ia dengan mudah mendapatkan taksi.

Selama di taksi, Annona tidak berhenti menatap tajam supir taksinya.

Kenapa? Karena sejak awal masuk taksi, Annona jelas melihat bahwa wajah supir taksi tersebut menatap dirinya mesum. Oh, ia benci tatapan mesum sekaligus supir taksi yang sudah tua, kusam, dan tidak ada tampan-tampannya itu.

Jadi, biar supir taksi tersebut menyadari bahwa tatapannya terciduk oleh penumpangnya, Annona terus menerus menatapi supir tersebut dengan tajam dan tidak ada senyum.

"Ah, kenapa, sih. Laki-laki kalau melihat yang putih dikit, cantik dikit, mulus dikit langsung mesum?!" tanyanya gusar pada diri sendiri.

Merasa risih dilihati Annona, akhirnya terjadilah komunikasi di antara Annona dan supir taksi.

"Neng, cantik-cantik kok judes?" tanya supir taksi sambil mengerling jahil.

Annona memutar bola matanya. "Suka-suka saya lah!"

"Santai aja sama saya mah. Justru enak kalau naik taksi sama abang ganteng kayak saya," balas sang supir taksi yang mesumnya menjadi.

"Heh! Pedofilia! Muka mesum! Tahilalat aja masih lebih ganteng dibanding muka lo!" balas Annona sewot.

Supir taksi tersebut hanya menatap datar wajah Annona.

"Hari ini gue sial banget ya, udah dapat penumpang ibu-ibu yang comel kayak kaleng rombeng, eh pas malam-malam beruntung karena dapat cinderella. Sayangnya, yang gue kira untung ternyata sial juga, karena dapat cinderella mulut ibu kost-an. Ah sial!" gerutu supir taksi.

Mata Annona melotot setelah mendengar ucapan sang supir taksi tersebut.

"Apa maksud lo dapat cinderella mulut ibu kost-an?" tanya Annona tajam.

"Eh, ampun-ampun, neng," ujar sang supir taksi.

"Mau gue gorok lo? Lumayan nih, sepatu gue mahal, jadi masih dapat kehormatan kalau leher lo digorok sama sepatu gue," balas Annona sewot.

The Other Side Of Nerdy Girl (Complete) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang