Empat tahun kemudian...
Berapa? Sudah masuk tahun keberapakah ini sejak aku menjalani training di sini? Aku berpikir sejenak. Lima? Enam? Benar, enam tahun. Ini sudah menjadi tahun keenam aku menjadi trainee di sini. Kalau bisa dibilang, aku tumbuh dan besar di entertainment ini. Aku menghabiskan masa remajaku hanya dengan menjadi trainee demi cita-citaku untuk menjadi seorang idol. Lelah? Sudah pasti. Ingin menyerah? Sudah pasti. Tapi rasanya untuk kembali ke jalan paling awal pun tidak mampu ketika kau merasa perjalanan tinggal sedikit lagi untuk mencapai garis akhir.
Banyak teman-temanku sesama trainee yang menyerah di tengah jalan. Mereka memilih untuk tidak meneruskannya karena waktu untuk debut tidak akan pernah jelas kapan. Aku adalah termasuk dari sekian banyak orang yang masih bertahan.
Astaga, kenapa tiba-tiba aku jadi memikirkan hal ini? Tanpa sadar aku malah melamun, di saat aku masih mengerjakan tugasku untuk menciptakan sebuah lagu. Aku merasa ini akan menjadi hobi baruku. Aku menyukainya. Aku menikmatinya ketika campuran nada dan melodi menjadi satu.
"Hei, masih belum selesai juga?"
Merasa dipanggil, aku memalingkan wajahku ke arah suara. Ternyata Hyungwon. Setelah ditutupnya pintu ruang kecil ini, ia duduk di sebelahku. Ruang ini memang berukuran kecil dengan sebuah meja dan kursi yang melebar, sebuah laptop dan keyboard kecil di atas meja, beserta rak-rak buku kecil. Kira-kira hanya berkapasitas untuk tiga orang.
"Sepertinya ini akan lama. Sayang untuk ditinggal, kau tahu?" jawabku sambil terus terpaku pada layar laptop. Hyungwon adalah trainee yang datang tiga tahun lalu. Ia memiliki wajah yang tampan-menurutku-apalagi ditambah tubuhnya yang jangkung. Bisa dikatakan aku lumayan dekat dengannya.
"Yang lain sudah menunggumu di ruang latihan. Mereka tidak ingin memulainya kalau kau belum datang, karena mereka malas mengulang-ulang gerakan."
"Aku mengerti. Kalau begitu beri aku waktu sebentar lagi."
Hyungwon menghela napas dan mengeluarkan ponselnya, mengutak-atiknya sembari membunuh waktu menungguku. Beberapa menit telah berlalu dan Hyungwon sudah menguap berkali-kali.
"Ngantuk? Kenapa kau tidak tidur dulu saja?" tanyaku sambil memandang aneh padanya.
"Karena kau bilang kau hanya butuh waktu sebentar lagi," ucapnya tidak terima.
"Oke oke. Baiklah. Kali ini sungguh, beri aku beberapa menit lagi, oke?"
Aku merapikan beberapa bagian, menambahkan beberapa melodi dan nada, menghapusnya kalau aku merasa tidak cocok, begitu diulang-ulang sampai akhirnya aku merasa sudah pas untuk disimpan filenya. Saat aku baru saja ingin mematikan laptop, pintu kembali menjeblak terbuka.
"Ya! Shin Wonho! Kau..."
Seola tidak melanjutkan ucapannya saat melihat Hyungwon juga berada dalam ruangan. Jangan salah, mereka saling kenal, kok. Hanya saja...
"Sepertinya kau kedatangan tamu. Aku tunggu kau di ruang latihan." Hyungwon menepuk pelan pahaku sebelum ia bangkit berdiri dan meninggalkan ruangan ini, melewati Seola begitu saja. Seola tampak bingung sekali dengan gelagat Hyungwon yang aneh.
"Ada apa dengannya? Apa ia marah denganku?"
Aku mengibaskan tangan pada Seola sebagai tanda untuk tidak mempedulikannya. "Biarkanlah. Anak itu memang begitu. Lebih baik kau cepat masuk dan tutup pintunya. Ruangan ini jadi panas."
Seola mengikuti perkataanku dan setelahnya duduk di sampingku tempat Hyungwon tadi duduk. Alasan sebenarnya Hyungwon menghindari Seola adalah karena diam-diam Hyungwon menaruh kekaguman pada Seola. Bukan rasa suka ataupun cinta, tapi hanya sebatas kagum. Karena menurut Hyungwon, Seola itu cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will We? | Wonho (Monsta X) & Seola (WJSN)
Fanfiction[COMPLETED] "Persahabatan antara seorang perempuan dan lelaki itu tidak akan pernah bertahan lama, karena biasanya akan berujung dengan cinta." Shin Wonho (Monsta X) || Kim Seola (WJSN) Please don't be silent reader 🙏 23.6.2017-25.9.2017