"Kau baru saja menjadi seorang keparat, Hyung." Hyungwon menggeleng-gelengkan kepalanya menandakan tidak percaya pada apa yang baru saja kulakukan. Setelah kepergian Seola tadi, aku masih saja terdiam di tempatku tadi duduk, begitu juga dengan Hyungwon yang masih belum beranjak.
"Aku tidak percaya kau melakukan itu padanya. Dia...dia sahabat baikmu, Hyung. Dan dia seorang perempuan."
Nadanya menunjukkan rasa ketidakpercayaan, seakan aku baru saja membunuh seseorang. Apakah yang kulakukan tadi sudah sangat keterlaluan? Apa aku sudah menyakiti hati Seola?
Sepertinya, aku sedang tidak berada dalam pikiran jernihku. Begitu banyak pikiran yang berputar dalam kepalaku sehingga membuat otakku tidak berfungsi dengan baik. Malangnya, Seola yang menjadi korban dari semua ini. Aku menjadikannya sasaran untuk menyalahkan mengenai kondisi keluargaku. Ya, aku sudah mengetahuinya. Ketika aku pulang ke rumah dengan segala tanda disita memenuhi segala sisi, dan Eomma hanya bisa tersenyum padaku sambil meminta maaf.
Aku tidak habis pikir, Eomma masih meminta maaf padaku, padahal seharusnya siapa yang patut disalahkan? Siapa sebenarnya yang membuat semua ini terjadi? Aku menyalahkan diriku sendiri. Hanya demi aku, keluargaku rela melakukan apa saja asal aku dapat meraih mimpiku.
Di antara perasaan bersalah dan juga keharusan diriku untuk fokus pada misi untuk dapat debut, rasanya aku ingin membelah diriku saja, agar dapat bekerja sekaligus dalam waktu bersamaan. Berpikir menggunakan satu otak dan bergerak menggunakan satu badan, namun dengan segala kejadian yang menjadi satu membuat pikiranku benar-benar kacau, melampiaskannya kepada suatu hal mungkin terdengar sangat masuk akal.
Walaupun tentu saja, melampiaskannya terhadap Seola adalah sesuatu hal yang sangat fatal, mengingat aku sama sekali tidak pernah membentaknya. Ini menjadi kali pertama aku membuatnya sedih seperti itu.
"Sudahlah, tidak perlu kau pikirkan. Yang terpenting sekarang adalah misi ini. Kau ingin debut, bukan? Aku juga ingin. Jadi, ayo kita berusaha lebih keras lagi," ucapku pada Hyungwon.
Aku bangkit berdiri, berusaha menganggap tidak terjadi apa-apa tadi. Aku tidak tahu apa yang Hyungwon pikirkan terhadapku, tapi aku hanya ingin fokus pada No Mercy. Aku ingin debut. Dan untuk masalah Seola, aku akan mencari cara untuk meminta maaf nanti padanya. Meskipun aku tahu, itu akan sulit.
***
Persetan!
Aku rasa aku benar-benar sudah menjadi seorang keparat seperti yang Hyungwon pernah sampaikan padaku. Sampai sekarang aku belum juga menghubungi Seola. Apalagi menemuinya. Mengapa aku menjadi pengecut seperti ini?
Baru saja selesai makan siang di kantin, aku berjalan di lorong berniat kembali latihan untuk misi keempat. Misi kali ini terbilang sulit karena kami diharuskan mengaransemen lagunya sendiri. Dan sampai sekarang kami belum juga menghasilkan sesuatu yang bagus. Itu membuatku frustasi.
Di ujung lorong sana terdapat Changkyun, trainee ketiga belas yang baru saja masuk setelah misi ketiga untuk bertanding pada posisi rapper. Kehadirannya pertama kali benar-benar membuatku marah dan ingin menghajarnya. Rasanya seperti ia datang seenaknya pada pertengahan acara dan merusak apa yang sudah kita bangun dan lakukan sejak awal acara. Aku tidak suka dia, pada awalnya. Lalu saat ia mulai menampilkan kemampuannya, aku rasa ia berbakat. Sangat berbakat. Aku berpendapat rap-nya dapat menandingi Jooheon. Dan ketika akhirnya kami berujung dalam satu tim bersama Seokwon, Kihyun dan Jooheon, aku justru merasa bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will We? | Wonho (Monsta X) & Seola (WJSN)
Hayran Kurgu[COMPLETED] "Persahabatan antara seorang perempuan dan lelaki itu tidak akan pernah bertahan lama, karena biasanya akan berujung dengan cinta." Shin Wonho (Monsta X) || Kim Seola (WJSN) Please don't be silent reader 🙏 23.6.2017-25.9.2017