•Seola•

676 81 25
                                    

Kalau boleh jujur, aku selalu menikmati setiap pelajaran yang kudapat selama aku menjadi trainee, terkecuali untuk belajar bahasa. Aku sangat tidak menyukainya. Bukan berarti aku benci untuk belajar bahasa baru, tapi guru yang mengajari kami sangatlah membosankan. Seorang pria yang sudah memasuki usia lanjut dan rambut yang mulai memutih. Ketika pelajarannya berlangsung, aku tidak akan bisa menahan mataku untuk tidak tertutup. Seperti sekarang ini.

"Eonnie!" Chengxiao menyenggolku pelan dengan sikunya, membuatku yang baru saja ingin tertidur harus rela diganggu oleh senggolan Chengxiao.

"Apa? Kenapa kau menggangguku yang ingin tidur?" tanyaku kesal.

Ia tertawa pelan, membuatku semakin kesal. "Eonnie, jangan tidur. Kalau tidak, nanti nilai ujian bahasamu akan jelek."

Aku memaklumi kosa kata bahasanya yang masih terbatas, mengingat dia bukan warga negara asli di sini. Tapi aku tidak bisa memaklumi kenapa ia harus mengganggu acara tidurku. Aku sangatlah mengantuk.

"Ujiannya masih lama, Chengxiao. Kau tidak perlu khawatir, aku bisa belajar dengan cepat."

"Hoo, kau tidak tahu? Guru Lee baru saja mengatakan kalau ujiannya akan maju menjadi lusa."

"LU...LUSA?"

"Benar, lusa. Eonnie tidak tahu?"

Tidak, aku sama sekali tidak tahu. Alih-alih menjawab pertanyaan Chengxiao, aku malah membuka buku yang masih tertutup dan mulai mendengarkan penjelasan guru. Kalau benar lusa ujiannya, maka aku harus mengejar dari sekarang.

Drrrt drrrt

Getaran di ponselku membuat aku berhenti menyimak sebentar. Saat aku melihatnya, ternyata itu adalah pesan dari Wonho.

Ya! Aku bosan.Temani aku pergi. Kutunggu kau di depan gedung.

Aku tersenyum membacanya. Ia selalu tahu kapan waktu yang tepat untuk membuatku merasa lebih baik. Kubiarkan pesan tersebut tanpa membalasnya karena Wonho pun pasti tahu aku akan menyetujui ajakannya. Dan sekarang aku hanya ingin pelajaran bahasa ini cepat selesai.

***

Tapi, nyatanya aku tidak menemukan sosok Wonho di depan gedung. Apa karena aku terlalu lama keluar sehingga ia bosan menungguku dan akhirnya pergi sendiri? Tidak mungkin. Wonho tidak mungkin berani pergi sendiri. Tapi kalau begitu dimana dia?

Aku mencoba untuk menunggu selama beberapa menit, siapa tahu saja pria itu akan muncul. Percuma, aku tidak menemukan tanda-tanda akan melihat batang hidungnya.

"Hai, Seola."

Untuk sedetik aku merasa lega akhirnya Wonho datang. Namun sepersekian detik setelahnya, aku baru sadar bahwa suara itu bukanlah milik Wonho. Saat aku melihat ke arah sumber suara, memang benar itu bukan Wonho, melainkan seorang lelaki yang terlihat sebaya denganku.

Aku berpikir keras untuk mengetahui siapa sebenarnya sosok dirinya. Ia mengetahui namaku, tapi aku sama sekali tidak mengenalnya.

"Siapa kau?"

Lelaki itu tersenyum dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kau lupa? Aku Daniel. Kang Daniel."

Astaga! Aku menepuk pelan dahiku karena merasa sangat terkejut dengan kehadiran Daniel yang sungguh berbeda dari beberapa tahun yang lalu. Apakah ini benar Daniel? Benar, jika dilihat-lihat, senyumnya masihlah sama seperti yang dulu. Tidak salah lagi, ia benar-benar Daniel.

Will We? | Wonho (Monsta X) & Seola (WJSN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang