Bolehkah aku mengakui sesuatu?
Aku...merasa ringan sekali. Rasanya seperti tidak ada lagi beban dalam hidupku. Hanya berkat dengan sebuah pengakuan perasaanku, tapi efek yang kurasakan benar-benar terasa hebat. Ringan, bagaikan aku bisa terbang tertiup angin ke langit tinggi.
Begitu jugalah yang kurasakan saat ini sebagai pencerminan dari hubunganku dengan Wonho. Tidak pernah kubayangkan sebelumnya kalau kita berdua akan berakhir bersama. Memang ini masih sebuah awal perjalanan. Tapi aku sudah tidak sabar menanti apa yang akan terjadi ke depannya.
"Eonnie? Seola Eonnie?"
Aku tersadar dari lamunanku berkat panggilan Chengxiao. Ia memandangku bingung.
"Eonnie kenapa melamun?" Ia duduk di sampingku dan memerhatikan wajahku dengan cemas.
"Eonnie baik-baik saja. Aku hanya sedang memikirkan sesuatu. Kau sudah selesai dirias?" Kuperhatikan Chengxiao yang sudah siap dengan pakaian beserta riasannya untuk menjalani pemotretan. Pemotretan untuk foto debut kami.
"Sudah. Sebentar lagi giliranku."
Aku selalu merasa kalau Chengxiao sangatlah menggemaskan. Apalagi dengan keterbatasan bahasanya.
"Baiklah, kalau begitu sekarang waktunya aku untuk dirias. Semangat, Chengxiao!" Aku menyemangati dirinya yang akan melakukan pemotretan. Ia membalas semangatku dengan senyuman, lalu aku mempercepat langkah menuju ruang rias. Aku sudah siap dengan pakaianku, tapi aku belum siap dengan tampilan wajahku.
Ketika tersisa tinggal beberapa langkah lagi menuju ruang rias, aku merasakan ditarik oleh seseorang, begitu cepat sehingga aku tidak bisa memberontak. Tarikannya juga merupakan tarikan yang kuat. Aku dibawa masuk ke dalam sebuah ruangan kecil yang menyerupai gudang tempat menyimpan alat kebersihan. Setelah sepenuhnya aku sudah berada di dalam dan akhirnya aku bisa memutar tubuhku, aku kira aku akan menemukan seseorang yang ingin menculikku.
Tapi, bukan. Walaupun tetap saja, orang yang ada di hadapanku ini masih termasuk penjahat. Ia adalah pencuri. Pencuri hatiku.
"Ya! Apa yang kau lakukan di sini?" tanyaku heran, mengingat di sini ada banyak sekali yang mengenal kita berdua. Kalau salah satu dari mereka ada yang sampai melihat, tamatlah riwayat kami.
Mengesalkan, ia hanya membalasku dengan sebuah senyuman dan memelukku. "Aku merindukanmu."
"Aku tahu. Tapi kau tidak perlu sampai mengunjungiku, di saat aku sedang melakukan pemotretan, di saat banyak orang yang mengenal kita." Aku membalas pelukannya sekenanya.
"Memangnya kenapa? Salah kalau aku mengunjungi kekasihku sendiri? Aku ingin memberimu dukungan."
"Wonho, kau selalu menjadi dukunganku. Kau tahu itu."
Ia merengggangkan pelukan kami, lalu menggeleng-gelengkan kepala layaknya anak kecil. "Aku tidak tahu, kalau kau tidak memberiku ciuman."
Bocah satu ini! Memangnya ia kira ini tempat apa? Jelas sekali ini tempat umum! Kenapa ia tidak bisa bertingkah yang selayaknya?
"Kau gila? Kau pasti sudah gila," omelku padanya.
"Benar, kau yang membuatku gila," ucapnya dengan bibir yang sengaja dicemberutkan.
Aku memutar bola mataku gemas. Ada apa dengannya? Baru saja beberapa hari setelah resmi menjadi sepasang kekasih, ia sudah bisa bersikap manja seperti ini? Ia bukanlah Wonho yang biasanya, tapi aku tetap menyukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will We? | Wonho (Monsta X) & Seola (WJSN)
Fanfic[COMPLETED] "Persahabatan antara seorang perempuan dan lelaki itu tidak akan pernah bertahan lama, karena biasanya akan berujung dengan cinta." Shin Wonho (Monsta X) || Kim Seola (WJSN) Please don't be silent reader 🙏 23.6.2017-25.9.2017