Dewasa.
Kala itu, saat aku masih kecil, aku selalu menganggap menjadi dewasa adalah sesuatu yang menyenangkan. Aku bisa melakukan apapun yang aku mau seakan seluruh isi dunia ini berada di tanganku.
Dewasa.
Namun sekarang ketika perlahan-lahan umurku sudah bertambah, aku menyadarinya bahwa menjadi dewasa itu berarti hidupmu akan semakin sulit.
Dewasa.
Adalah saat dimana kau mulai menyadari sesuatu yang tidak pernah kau sadari sebelumnya. Entah karena kau terlalu bodoh saat muda dulu atau kau menjadi bodoh saat usia semakin beranjak.
"Kim Seola! Tolong jangan melamun seperti itu! Kau membuatku takut."
Sojung meneriakiku dari sudut ruangan. Aku tersentak. Jadi, sudah berapa lama aku menatap cermin di depanku ini? Aku menggelengkan kepalaku pelan, berusaha membuat diriku tersadar dari lamunanku.
"Eonnie, apa yang sedang kau pikirkan?" Eunseo menghampiriku walaupun sebenarnya ia datang untuk mengambil minuman.
"Tidak ada. Hanya lamunan biasa."
"Oh, tapi tampaknya itu bukan seperti lamunan biasa? Kerutanmu banyak sekali. Seperti nenek-nenek tua. Pasti kau sedang memikirkan sesuatu yang sangat berat." Bona, juga merupakan salah satu trainee yang sudah lama berada di sini, mengatakannya dengan semangat sekali seakan ia bisa membaca apa yang sedang menjadi beban pikiranku.
"Sesuatu yang sangat berat? Apakah kau memikirkan Wonho Oppa?" tanya Eunseo polos.
"YA! Untuk apa juga aku memikirkan dia?" omelku padanya.
"Aku hanya menebak apa yang Bona Eonnie katakan. Karena Wonho Oppa...terlihat berat," jawabnya membuatku hanya bisa memutar bola mata.
"Lalu kenapa pipimu merona merah kalau memang kau tidak memikirkannya?" Sojung bertanya padaku dengan pandangan menyelidik. Sekarang mereka bertiga sudah berada tepat di hadapanku, mengelilingiku, membuatku tidak tahu harus berbuat apa.
"A...ap...apa yang sedang kalian lakukan? Kenapa kalian mengelilingiku seperti ini?"
"Kau menyukainya, bukan?" tanya Bona dengan senyum menggodanya.
"Menyukainya? Ia adalah sahabatku, tentu saja aku menyukainya, sebagai sahabat."
"Benarkah?" Eunseo mendengus seakan tak percaya.
"Apa maksudmu dengan 'Benarkah'? Ya! Son Eunseo! Sepertinya kau harus menjelaskan apa maksud dari kata itu."
"Begini Eonnie. Aku di sini hanya ingin memberikan pendapat, kalau kalian berdua sama sekali tidak buta. Kalian berdua jelas tahu perasaan masing-masing. Tapi, kenapa juga sampai sekarang kalian masih berusaha pura-pura tidak tahu?"
Maksudnya? Apa maksud perkataan Eunseo? Jujur, aku tidak mengerti sama sekali. Saat baru saja aku ingin menanyakan apa maksudnya, pelatih dance telah masuk ke dalam ruang latihan membuat kami secara otomatis membubarkan diri.
Sepertinya ini akan menjadi malam yang panjang, dengan latihan yang keras, juga segala pikiran yang berkelebat dalam kepalaku.
***
Malam itu setelah selesai latihan dan kami semua pulang ke dorm, aku tidak bisa tidur. Banyak sekali yang aku pikirkan. Seakan mereka keluar secara sengaja untuk mengganggu acara tidurku.
![](https://img.wattpad.com/cover/113643631-288-k512374.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Will We? | Wonho (Monsta X) & Seola (WJSN)
Fanfiction[COMPLETED] "Persahabatan antara seorang perempuan dan lelaki itu tidak akan pernah bertahan lama, karena biasanya akan berujung dengan cinta." Shin Wonho (Monsta X) || Kim Seola (WJSN) Please don't be silent reader 🙏 23.6.2017-25.9.2017