•Seola•

791 105 4
                                    

"Kau sudah dengar tentang No Mercy?"

Sojung, atau yang lebih dikenal dengan nama Exy (nama buatannya sendiri karena terdengar keren), bertanya padaku saat kami sedang sama-sama melihat cermin besar di ruang latihan ini, kebiasaan yang biasa kami lakukan setelah selesai latihan, yaitu mengecek penampilan.

"Sudah. Aku merasa kasihan pada mereka. Dunia bisa sangat kejam dalam sesaat," jawabku sambil membetulkan beberapa helai rambut yang menutupi keningku. Rasanya lengket sekali dan aku ingin mandi sekarang juga.

"Mengingat kita juga lumayan dekat dengan mereka, aku tidak tahu harus bersikap bagaimana kalau salah satu dari mereka tereliminasi." Mereka yang dimaksud Sojung adalah para trainee yang akan ikut serta dalam No Mercy. Sebagai sesama trainee yang telah menghabiskan bertahun-tahun masa training di sini, aku juga tidak bisa membayangkan beberapa dari mereka akan menunda impiannya untuk debut.

Memang pada awalnya aku sama sekali tidak tertarik untuk menjadi idol. Aku sangat tahu perjuangan untuk menjadi idol itu sangat berat, sebagian besar Wonho telah menceritakannya padaku sebelum aku memutuskan untuk ikut audisi pada waktu itu. Tapi, aku butuh pekerjaan ini. Aku butuh hasilnya ketika aku sukses menjadi idol nanti. Benar apa kata Wonho, yang menjadi kunci utama adalah bekerja dan menghasilkan uang dengan mudah.

Dan sepertinya, aku mulai sedikit menikmati apa yang menjadi rutinitasku saat ini, meskipun terkadang aku masih tidak bisa menerima suara milikku. Mungkin aku tidak akan pernah menyukainya, suaraku itu.

"Dukungan. Apapun yang terjadi kita harus tetap mendukung mereka. Karena apa yang terjadi nanti, itu sudah menjadi keputusan juri." Aku mengambil topi dari atas meja dan mengenakannya setelah selesai merapikan rambut.

"Ngomong-ngomong tentang juri, apakah kau sudah dengar siapa yang akan menjadi jurinya?" tanya Sojung.

Aku yang baru saja ingin mengambil tas di lantai, kembali memusatkan perhatian pada Sojung yang masih saja mengecek penampilannya. Di ruangan ini hanya tersisa kami berdua yang memang sengaja latihan sampai larut. Sebagian trainee sudah pulang ke dorm atau ada yang pulang ke rumah masing-masing.

"Belum. Memangnya siapa?"

"K.Will Sunbaenim, Hyorin Sunbaenim, Soyou Sunbaenim. Mereka yang punya andil besar dalam pembentukan grup yang akan debut nanti."

Luar biasa. Aku tidak bisa membayangkan harus tampil di depan mereka, yang jelas-jelas memiliki talenta yang sangat bagus.

Sojung sudah selesai bercermin dan ia juga mengambil tas yang berada di samping tasku.

"Kalau aku menjadi mereka, aku pasti akan mati di tempat," ucap Sojung dengan nada bercanda dan aku tertawa kecil menanggapinya.

Kami berdua sudah siap pulang ke dorm dengan tas di masing-masing punggung kami ketika suara ponselku berdering.

Eomma? Ada apa ia menghubungiku malam-malam begini?

"Halo, Eomma."

"Aku baru saja selesai latihan dan ingin pulang ke dorm."

"Tidak, aku tidak sendiri. Ada Sojung di sini bersamaku."

Sojung menatapku dan dari gerak bibirnya yang tak bersuara ia ingin menyapa ibuku.

"Eomma sudah minum obat? Jangan lupa untuk selalu makan tepat waktu."

Aku dan Sojung berjalan beriringan di tengah heningnya malam, ditemani dengan suara Eomma di ujung sana.

"Hmm, ada apa? Eomma ingin menceritakan apa?"

Ketika Eomma mulai menceritakan sesuatu yang ingin dia ceritakan padaku, napasku tercekat, jantungku seakan jatuh ke dasar perutku. Aku bahkan sampai berhenti melangkah demi mencerna apa yang baru saja kudengar. Sojung menatapku bingung.

Will We? | Wonho (Monsta X) & Seola (WJSN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang