***
Telunjuknya menyusuri lembar demi lembar album foto yang ada di pangkuannya. Kadang ia tersenyum sendiri, kadang malah tertawa, atau kadang berhenti sebentar untuk memandangi foto yang ada di hadapannya lebih lama.
Matanya menatap selembar foto di halaman terakhir albumnya, lekat-lekat ia amati foto tersebut. Senyum miris tergambar di bibir merahnya, hatinya sedikit bergetar. Setitik air mata jatuh tepat di atas foto tersebut, yang langsung buru-buru ia usap.
"Aku kangen kamu, Yel.." desah Via pelan. Ia tidak bisa bohong bahwa alpanya Iel dalam kehidupan dia akhir-akhir ini, sedikit banyak mempengaruhi hidupnya yang telah terbiasa akan sosok Iel di sampingnya.
"Aku jealous karena aku sayang sama kamu, kenapa sekarang kamu malah ngehindarin aku? Kenapa kamu gak usaha sedikit aja buat ngeyakinin aku?"
Via meletakkan album foto yang semenjak tadi ia genggam, sambil memeluk bantalnya dan menyenderkan kepalanya di kepala tempat tidurnya, ia mulai mengenang saat-saat indahnya bersama Iel.
-Flashback-
Kesibukan terjadi di mana-mana, sekolah sedang mengadakan acara pentas seni dan Via serta yang lain terlibat sebagai panitia. Via sendiri tidak begitu memperdulikan yang lain, karena tugasnya sebagai koordinator acara cukup membuatnya sibuk setengah mati.
"Vi, sini dulu deh." tiba-tiba Agni menariknya.
"Apaan, Ag?"
"Shilla sama Alvin gak bisa tampil nanti," Via langsung melotot ke arah Agni, dia langsung memeriksa susunan acara di tangannya.
"Kok bisa? Mereka harus tampil setelah ini.."
"Iya Shilla ngedrop, jadi barusan di anter Alvin pulang."
"Terus gimana dong? Mereka kan harusnya nyanyi buat pembuka acara puncak."
"Gini aja deh, gimana kalo lo sama Iel yang gantiin."
"Gue sama Iel?"
"Iya, tadi gue udah nanya kok sama Iel, dia mau. Udahlah Vi, kan ini tanggung jawab lo juga, masa iya acara jadi berantakan cuma gara-gara ginian doang.." Via memandang Agni ragu-ragu, kemudian dengan terpaksa ia mengangguk. Senyum puas langsung terpeta di wajah Agni.
"Ya udah ayo lo ikut gue ke backstage.." Agni menarik tangan Via ke backstage, sedikit aneh karena disana Iel telah menunggunya.
"Habis ini kan, Vi?" tanya Iel yang telah nampak siap.
"Hah? Ah.. oh.. iya.." jawab Via gelagapan sambil memeriksa daftar acaranya sekali lagi.
"Nyanyi apa, Yel?" Iel mendekatinya dan membisikkan sebaris judul lagu ke Via. Via hanya bisa mengangguk.
"Nah udah Vi lo naik sana berdua, sini biar walkie talkie lo gue yang pegang.." ujar Agni sambil memberi kode ke Iel dan Via agar naik ke atas panggung. Tanpa persiapan apapun, Via dan Iel naik ke atas panggung.
Tangan Via gemetar melihat begitu banyaknya orang-orang yang menyaksikan di depan panggung. Ia tidak berlatih sama sekali, lagi pula sebelum ini ia tidak pernah sekalipun mempertontonkan suaranya di depan umum. Iel yang mengetahui gerak-gerik Via, mendekati dirinya.
"Jangan nervous, bawa santai aja." bisik Iel tepat saat intro lagu mulai mengalun.
I can show you the world
Shining, shimmering, splendid
Tell me, princess, now when did
You last let your heart decide?
I can open your eyesTake you wonder by wonder
Over, sideways and under
On a magic carpet ride
A whole new world
A new fantastic point of view
No one to tell us no
Or where to go
Or say we're only dreaming
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST
Teen FictionSelalu ada akhir dari setiap kisah. Selalu ada ujung dari setiap jalan. Selalu ada perpisahan dari setiap pertemuan. Selalu ada kata-kata terakhir dari setiap pembicaraan. Dan itulah yang ada dalam cerita ini. Tentang sebuah fase kehidupan manusia...