Tigabelas

79 1 0
                                    

Mereka berdua saling melempar pandang, berharap apa yang sedang mereka lakukan saat ini akan berjalan sesuai kemauan mereka. Shilla memilih untuk membuka-buka buku menu yang ada di hadapannya, sementara Ify memlih untuk bersenandung kecil.

"Sorry telat.." Ify dan Shilla kompak tersenyum ke arah Agni, yang masih tampak lelah dalam seragam basketnya.

"Abis basket, Ag? Rajin bener.." ujar Ify.

"Iya hehe.. Ada yang mau gue tunjukkin sama kalian.."

"Apa?" tanya Shilla antusias.

"Eh, entar dulu aja, nunggu Via sekalian.." sela Ify.

"Via juga mau kesini?" tanya Agni langsung. Shilla dan Ify hanya mengangguk.

"Gak apa-apa kan, Ag kalo gue kesini juga?" tiba-tiba saja, Via sudah berdiri di belakang mereka.

"Nah dateng juga lo Vi, ayo-ayo duduk.." tawar Shilla sambil menarik kursi kosong di sebelahnya. Via tersenyum sekilas sambil duduk, tapi matanya terus memandang ke arah Agni.

"Ag.."

"Vi.." secara bersamaan, Via dan Agni saling memanggil masing-masing.

"Lo dulu aja," ujar Agni cepat, sebelum kebetulan itu berlanjut, Via mengangguk. Ify dan Shilla hanya memposisikan diri sebagai pendengar dan penonton yang baik.

"Gue mau minta maaf, gue tahu gue egois, lo mau maafin gue kan?" Agni tertegun sesaat melihat Via.

"Iya dong Vi, gue juga mau minta maaf, harusnya gue bukan ngehindarin lo, tapi berusaha jelasin ini ke elo."

"Makasih, Ag.."

"Gitu dong, kalo kaya gini kan enak dilihatnya.." sahut Ify.

"Setuju." timpal Shilla.

"Tadi lo mau nunjukkin kita apaan, Ag?" tanya Ify. Agni menatap semua teman-temannya satu persatu sambil tersenyum, kemudian ia membuka ranselnya dan mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.

"Gue ditawarin ikut seleksi ini.." jelas Agni semangat sambil menunjukkan selembar poster berukuran sedang. Shilla yang duduk di depan Agni, langsung mengambilnya dan membacanya sendiri. Membuat Ify dan Via jengkel karena harus menunggu.

"Singapur?" Agni hanya mengangguk mendengar pertanyaan Shilla.

"Apaan sih?" tanya Ify dan Via kompak. Shilla tersenyum kemudian meletakkan poster itu di tengah-tengah meja.

"Wow! Ini kan klub basket yang hebat itu Ag, salah satu temen gue di US, kakaknya masuk disini juga, ini great banget tahu gak!" ujar Ify heboh. Dia emang selalu suka kalo ngelihat orang bisa berprestasi.

"Masih seleksi juga sih, Fy." ucap Agni merendah.

"Tapi gue yakin kok Ag, lo pasti bisa masuk, yakin banget!" timpal Via sambil masih membaca apa yang tertera di poster itu.

"Gue juga yakin kok lo bisa, lagian gak mungkin kan seorang Agni ngebuang kesempatan emas kaya gini.." tambah Shilla.

"Doain aja ya.." Shilla, Ify dan Via langsung mengangguk bersamaan, membuat Agni terkekeh.

"Terus Cakka?" tanya Shilla hati-hati.

"Gue akan buat keputusan kalo hasil seleksi ini udah ada di tangan gue."

"Kapan?" tanya Ify kali ini.

"Bulan depan.."

"Semoga gue masih ada disini ya, belum balik ke US, jadi entar gue juga dapet traktiran deh.." celetuk Ify lagi.

LASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang