***
Malam yang cukup cerah dengan berjuta bintang yang bertebaran di angkasa, seolah ingin ikut menyemarakkan acara malam ini. Via adalah orang yang pertama datang, ia duduk di tempat yang telah di reservasi oleh Alvin dan Shilla. Sambil memainkan sedotan dari gelasnya, Via berusaha mengatur degup jantungnya, menyiapkan semua yang nanti rencananya ingin ia sampaikan kepada Iel. Tidak begitu lama kemudian, tampak Agni datang menghampirinya.
"Hai Vi, masih sendiri nih?" sapa Agni sambil duduk di samping Via.
"Iya nih, padahal gue kira si Shilla sama Alvin bakal dateng duluan.."
"Oh iyaya, mereka kan yang ngundang? Mana nih.." Agni nengok ke kanan kirinya, mencoba mencari keberadaan Shilla dan Alvin.
"Eng...." kata-kata Via terpotong, dari kejauhan ia melihat Iel sedang berjalan ke arah meja mereka. Agni yang menyadari itu, menepuk-nepuk pundak Via.
"Hai, Yel.." sapa Agni.
"Hai, Ag.."
"Kok Via enggak?" Via yang semenjak tadi menunduk memberanikan diri untuk mengangkat wajahnya, ia mencoba tersenyum pada Iel tapi bukannya membalas senyumnya, Iel malah lebih memilih menyembunyikan wajahnya di balik buku menu.
"Hai semua.." ujar Ify yang baru datang.
"Hai, Fy.." jawab Agni dan Via kompak. Sementara Iel hanya tersenyum ke arah Ify, tapi cukup untuk membuat hati Via terasa pedih mengingat sikap dingin Iel padanya beberapa menit yang lalu.
"Oh udah pada dateng nih.." kata Rio yang datang bersama Cakka. Cakka mencoba menatap Agni, Agni tersenyum tipis dan tanpa memberikan kesempatan pada Cakka untuk membalas senyumnya, Agni langsung mengalihkan pandangannya.
"Lho, Shilla sama Alvinnya mana?" tanya Cakka berusaha santai.
"Gak tahu.." jawab Via, sementara Ify menggeleng, Rio mengangkat bahu dan Agni serta Iel memilih diam tanpa suara atau gerakan apapun.
Dari tempatnya Shilla tersenyum puas melihat ke enam sahabatnya telah berkumpul sesuai dengan apa yang ia perintahkan. Kini tinggal melaksanakan acara selanjutnya, dan Shilla cukup dibuat sabar oleh Alvin yang sejak tadi pamit ke kamar mandi tapi hingga sekarang tidak juga kembali.
"Gue susulin juga nih ke dalam kamar mandi.." gerutu Shilla sambil mengecek jam tangannya.
"Mau nyusulin siapa?" bisik Alvin yang ternyata telah berdiri di belakangnya.
"Ya kamulah, lama banget sih!"
"Maaf ya.." ujar Alvin tulus sambil memberikan tatapan mautnya.
"Maaf diterima. Lihat deh Vin, mereka udah kumpul.." tunjuk Shilla ke arah teman-temannya.
"Kamu seneng kan lihatnya?" Shilla mengangguk sambil tersenyum.
"Makasih ya.."
"Buat apa, Shil?"
"Udah rencanain ini semua.."
"Kan aku juga seneng kalo kita kumpul lagi.."
"Ya udah ayo, show time.." Shilla mau beranjak pergi dari tempatnya, tepat saat tangan Alvin menahannya.
"I love you.." ujar Alvin sambil mengecup kening Shilla, membuat Shilla kaget sekaligus senang. Alvin langsung menarik tangan Shilla menuju panggung.
"Eh itu Shilla sama Alvin bukan sih?" tanya Ify yang sejak tadi memang matanya jalan-jalan kemana-mana. Yang lain juga langsung mengarahkan matanya ke arah panggung sama seperti Ify.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST
Teen FictionSelalu ada akhir dari setiap kisah. Selalu ada ujung dari setiap jalan. Selalu ada perpisahan dari setiap pertemuan. Selalu ada kata-kata terakhir dari setiap pembicaraan. Dan itulah yang ada dalam cerita ini. Tentang sebuah fase kehidupan manusia...