20. Suho: ['Flashback']

395 16 0
                                    

Suho'POV..

Aku sangat lelah dengan semua ini, orangtuaku yang sebentar lagi akan bercerai dan aku harus memilih salah satu diantara mereka.

Bukankah itu sebuah pilihan yang sangat sulit?

Aku tidak ingin meninggalkan ibuku karna dialah wanita terhebat yang pernah ada dihidupku, sejak kecil aku sangat dekat dengannya daripada dengan ayahku sendiri yang sibuk dengan pekerjaannya.

Tapi akupun tak ingin meninggalkan ayahku yang selama ini selalu menuruti apa mauku, bahkan untuk sekolah kejenjang yang lebih tinggi  pun itu semua ayahku yang membiayainya sampai sekarang aku menjadi seorang chef yang lumayan dikenal banyak orang.

Ayahku yang membuatku menjadi seperti ini, ayahku yang membuatku mengerti seberapa susahnya mencari uang diluar sana, tapi ayahku pernah melukai hatiku dan ibuku disaat kondisi kami semua tidak memungkinkan untuk saling berpencar.

Aku sangat bingung, aku tak ingin kehilangan mereka berdua.

Kebahagiaan mereka menjadi utamaku saat ini, tapi apakah kebahagiaan mereka dengan cara berpisah.

Itu semua tidak akan mungkin terjadi jika mereka memang saling mempercayai satu sama lain.

Pekerjaanku aku tinggalkan begitu saja dan lebih memilih merenungkan diriku sendiri diruanganku ini.

Aku menatapi sebuah bingkai besar yang tergantung disisi ruanganku, disitu aku tersenyum dengan sangat bahagianya, dan kedua orangtuaku yang saling memelukku dari samping dengan bibir mereka yang tak pernah terkatup.

Mereka terlihat sangat bahagia dan terlihat tidak memiliki beban apapun.

"Aku harus bagaimana yatuhan, aku tak ingin kehilangan mereka, mereka sangat penting untukku" gumamku yang menengadahkan kepalaku keatas.

Aku sungguh frustasi dengan ini semua.

Perlahan aku menghembuskan nafasku dengan tenang, berjalan dengan gontai untuk menuju lantai bawah dan membantu semua karyawanku yang sedang kesulitan menangani pelanggan restoran ini yang cukup ramai.

Saat aku berbelok kearah kanan, tiba tiba saja dari arah belakang tubuhku terasa ditabrak dan terjatuh kelantai.

Brukk.

" akkhh, maaf mas saya ga sengaja"

Aku melihat sebuah tangan yang berusaha membantuku untuk berdiri, aku menerima uluran tangan itu dan mataku langsung membulat saat melihat seorang gadis cantik dihadapanku ini.

Wajahnya sangat imut dan matanya yang sedikit sipit, gadis itu sama terkejutnya denganku dan dia hanya diam ditempat.

"Sekali lagi maaf ya mas, tadi saya ga lihat kalau ada mas didepan saya"ucapnya lagi dengan melepaskan tangannya yang masih ku genggam.

"Tidak apa, lain kali berhati-hati dan jika sedang berjalan sebaiknya tidak memainkan ponsel"jawabku yang langsung meninggalkannya.

Jantungku terasa berdegup dengan kecepatan diatas normal.

Perasaan apa ini?

Aku melihat sebuah kertas yang terselip disaku bajuku.

Aku mengambil kertas itu, dan mendapati foto gadis tadi dengan tulisan ' shin retha'.

Mungkin itu namanya, nama yang bagus dan itu memiliki arti yang bagus pula.

Ujung bibirku sedikit terangkat dan menciptakan sebuah bolongan dikedua pipiku.

"Hei, lo kenapa"tanya ridan yang membuatku terkejut.

"Ihh ngagetin gw aja lo"omelku.

"Eh gw nanya ya, lo kenapa senyum senyum gitu?"

"Gw tadi ga sengaja ditabrak sama cewek dan cewek itu bikin gw penasaran sama dia lebih jauh lagi, entah kenapa rasanya beda aja gitu saat dideket dia, yahh you know lah!
Trs gw nemuin foto dia disaku baju gw gatau kenapa bisa ada disini"jelasku padanya.

"Namanya siapa?"

"Shin retha"jawabku cepat.

••

Aku keluar dari restoran tempatku bekerja menuju parkiran untuk mengambil mobilku.

Tapi saat aku hendak membuka pintu mobilku, aku mendengar suara aneh.

"Hikss..aku mohon pa jangan seperti ini hikss..aku tak bisa memilih salah satu diantara kalian hikss.." hanya itu yang dapat kudengar.

Aku mulai melangkah keasal suara, begitu suara itu semakin dekat diindra pendengaranku aku melihat seorang gadis dengan rambut panjangnya yang sedang memunggungiku dengan bahunya yang bergetar.

Apa dia menangis dimalam hari seperti ini, dan dia hanya sendirian disini.

Langkahku mulai mendekat kearahnya, aku menyentuh pundaknya sekilas.

"Maaf mba, mba kenapa"tanyaku.

Gadis itu berbalik, yatuhan! Gadis ini adalah gadis yang sama dengan gadis yang menabrakku tadi siang.

"Kamu, kamu yang tadikan"tanyaku lagi.

Hening!

Hanya suara jangkrik yang terdengar saat ini, gadis itu diam dengan tatapan kosongnya.

Aku tak tega melihatnya seperti ini, entah dorongan darimana aku langsung merengkuh tubuhnya dengan lembut, mengelus punggungnya dengan pelan agar sedikit mendapatkan rasa nyaman didalam pelukanku.

Aku tau aku lancang memeluk seorang gadis yang bahkan belum kukenal.

"Hikss..aku takut"gumamnya yang kini kedua tangannya telah memeluk pinggangku.

"Tak usah takut, bicarakanlah baik baik jika kamu mempunyai masalah"balasku.

Gadis itu melepaskan pelukanku, menghapus sisa airmatanya dengan perlahan.

"Terimakasih, dan aku membutuhkan solusimu"ucapnya dengan nada serius.

"Apa itu?"

" orangtuaku akan berpisah, dan aku harus memilih salah satu diantara mereka tapi aku tak bisa melakukan itu mereka sangatlah berharga didalam hidupku, mereka yang selalu meluangkan waktunya untukku dan sekarang aku harus bagaimana, aku sayang keduanya"jelasnya.

Ini tak mungkin!

Bagaimana bisa masalah kehidupan pribadinya sama seperti masalah pribadiku.

Wajar saja jika dia menangis seperti ini, ini bukanlah hal yang mudah untuk memilih sesuatu yang berharga didalam hidup ini.

"Orangtuaku juga akan berpisah, dan aku harus memberikan keputusanku dua hari lagi siapa yang akan kupilih, ibuku atau ayahku. Itu sangat tidak mungkin, karna selama ini hanya merekalah yang selalu memberiku semangat walau terkadang aku lebih memilih untuk mengasingkan diriku"ucapku yang didengarkan dengan baik olehnya.

Aku tau dia terkejut dengan pernyataanku ini.

"Sekarang yang hanya bisa kita lakukan adalah berdoa pada tuhan agar semua berjalan baik baik saja kedepannya, dan tak akan ada yang terluka nantinya"lanjutku.

Gadis itu tersenyum, bukan senyuman sedih lagi yang dia berikan kali ini melainkan sebuah senyuman manis yang membuat wajahnya semakin cantik.

"Oh ya, aku suho"ucapku.

"Shin retha"jawabnya.

Ternyata benar jika itu adalah namanya.

"Aku antar pulang ya, tak baik wanita sepertimu pulang sendirian saat hari sudah larut seperti ini"tawarku.

Retha mengangguk, dan aku segera menuju mobilku lagi bersama dengannya disampingku.

•••

Exo Marriage Life.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang