Lay'POV...
Dentuman musik yang sangat kencang memasuki gendang telingaku, aku benar benar frustasi saat ini.
Kenapa?
Pertama, aku tak suka jika terus dipaksa menjadi guru dance oleh orangtuaku.
Memang aku sekolah disekolah elit dan itu adalah sekolah dancer.
Akan ada waktunya aku menjadi penari terkenal, tapi bukan sekarang.
Aku ingin melatih diriku menjadi yang lebih baik lagi sebelum aku memberikan semua ilmu yang kupunya untuk orang orang yang membutuhkan nanti.
"Lay, jika kau terus menyiksa dirimu seperti ini dengan mendengarkan musik musik yang suaranya tak kecil itu maka semua masalahmu tak akan selesai dan akan menjadi lebih rumit, oh ayolah berfikir dengan jernih jangan seperti ini"ucap ayna.
Ayna adalah temanku sejak aku duduk dibangku SMA, dia tau segalanya tentangku hanya dia yang bisa mengerti semua kondisiku apapun resikonya.
Tapi siapa sangka! Aku memiliki perasaan lebih dari sekedar teman.
Entahlah apakah dia juga merasakan apa yang aku rasakan.
Sejak dulu aku selalu menahan perasaan ini, hingga pada titik puncaknya dimana perasaan ini yang sudah tak sanggup ku pendam lagi.
Aku takut! Takut jika dia tidak memiliki perasaan apa-apa padaku, akupun takut jika aku mengungkapkan semuanya bisa membuat ayna menjauh dariku dan aku tak ingin itu terjadi.
Tapi sungguh, aku sudah tak bisa menahan ini semua.
"Mending kau diam saja jika tak tau apa apa"sentakku padanya.
Dan itu sukses membuat ayna membulatkan matanya,
"Apa kau bilang, diam! Hey, aku ini temanmu aku tau betul apa masalahmu walaupun kau tak pernah menceritakannya padaku, kau kira aku ini gadis bodoh hm. Aku ini park ayna bukan zhang yixing yang selalu marah marah tak jelas hanya karna masalah sepele"jawabnya enteng.
Barusan dia bilang apa?
Marah marah?
Tak jelas?
Aku menarik pergelangan tangannya dengan kasar tapi ayna tak meringis sedikitpun.
"Park ayna si gadis angkuh yang selalu meremehkan kemampuan orang lain itu maksudmu hm, kau memang tau segalanya tentangku tapi apakah kau tau bagaimana perasaan ku padamu"ucapku langsung.
"Tentu saja aku tau, kau menyayangiku lebih dari sekedar teman begitu juga aku yang menyayangimu lebih lebih lebih dari sebatas teman, kau fikir semua gerak gerikmu terhadapku tidak membuktikan semuanya"balasnya.
Sudah kubilang, ayna itu berbeda dari gadis yang lainnya, ayna dapat menangkap dengan cepat gerak gerik orang orang terdekatnya.
"Sepertinya aku salah jika meremehkan gadis sepertimu, kau itu berbeda dari gadis gadis yang lainnya dan itu membuat perasaan sayang tumbuh disini"aku menunjuk dadaku sendiri.
Ayna tersenyum, bukan senyum meremehkannya lagi melainkan senyum termanisnya.
Itu membuat wajahnya terlihat lebih cantik, ayna cantik apaadanya.
Perlahan tapi pasti aku mendekat kearahnya, memeluk tubuh mungilnya itu dan mencium keningnya dengan lembut.
"Jadilah pendampingku"ucapku tepat ditelinganya.
Ayna mengangguk didalam pelukanku, apakah artinya aku diterima.
"Kau menerimaku"tanyaku meyakinkannya.
"Iya aku menerimamu, tak ada alasan bagiku untuk menolakmu"jawabnya yang memeluk tubuhku lagi.
Aku membalas pelukannya dengan sayang, ini adalah hari terburukku sekaligus hari terbahagiaku.
••
Disinilah aku sekarang, disebuah rumah sederhana yang terpampang jelas didepan mataku.
Itu rumah zhang woni kaka perempuanku yang sangat aku sayangi, kakaku sempat bertengkar hebat dengan kedua orangtuaku dan dia lebih memilih tinggal sendiri disini kedua orangtuaku tak ada yang mengetahui keberadaan ka woni sekarang,hanya akulah satu satunya orang yang tau keberadaannya.
Aku melangkah menuju kamarnya, bukan bermaksud lancang tapi kata bi mina-pembantu disini kalau ka woni sedang tak enak badan dan lebih banyak mengurung dirinya dikamar.
Tok.Tok.
Aku sedikit mengetuk pintu kamarnya.
"Masuk"suara ka woni mengitrupsiku untuk masuk.
Clek.
Aku membuka pintu kamarnya dengan pelan dan menutupnya kembali.
Ka woni tersenyum saat melihat kehadiranku disini.
Aku kasihan melihat kondisinya sekarang, pipinya tidak segembul dulu dan matanya yang memiliki lingkaran hitam, tidak lupa! Tubuhnya terlihat lebih kurus dari ka woni yang kukenal sebelumnya.
Aku mendekatinya dan duduk disampingnya dengan mencium punggung tangannya.
"Ka, kaka sakit"tanyaku.
"Engga lay, kaka cuma pusing sedikit aja mungkin kurang tidur jadi masuk angin"jawabnya.
"Kalau ada apa apa jangan sungkan buat ngomong ke aku, aku masih adik kandung ka woni yang siap bantu kaka kapanpun itu"
"Iya sayang, oh yah ayna manah ko tumben gaikut kamu kesini"tanya ka woni.
Aku memang sering mengajak ayna kesini untuk menjenguk ka woni, dan itu sedikit membuatku lega karna ayna diterima dengan baik oleh ka woni.
"Ayna ada urusan sebentar ka sama sepupunya yang baru dateng dari malaysia"jawabku.
"Eumm baiklah"
Setelahnya hanya ada keheningan diantara kami.
Jangan kalian kira aku ini pria yang tak memiliki beban apapun, itu semua salah besar!
Disini itu aku yang paling terbebani, aku yang selalu menanggung beban oranglain tanpa memikirkan masalah rumitku yang tak pernah selesai.
Aku ikhlas dan tulus dari hati melakukan itu semua.
Tak semua masalalu akan berakhir dengan kebahagiaan.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Exo Marriage Life.
Fanfictionkehidupan member exo yang mulai sibuk dengan kegiatan masing masing, bekerja dikantor bukanlah hal yang menyenangkan waktu untuk keluarga berkurang, dan lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah. bekerja bekerja dan bekerja yang selalu mereka lak...