16. Suho: Tetap sama.

592 46 0
                                    

Retha'POV...

Aku sedang asik bermain dengan krisyel dikamarnya, sejak tadi krisyel berusaha memanggilku dengan sebutan 'mama'.

"Mammama"gumamnya.

Aku tertawa melihat bibirnya itu yang terlihat sangat mungil, gigi susunya mulai tumbuh satu persatu dan aku sangat bersyukur memiliki putri kecil sepertinya, krisyel itu bayi yang sangat anteng, dia tidak rewel saat aku meninggalkannya sendirian dikamar jika aku menyumpal mulutnya dengan dot pasti dia akan langsung tidur tanpa aku keloni.

Aku senang memiliki seorang anak yang sangat mengerti keadaanku seperti ini, semenjak kejadian kemarin dimana aku yang bertengkar dengan suho aku tidak lagi menyapanya dengan sapaan manis seperti biasa.

Aku akan berbicara jika memang itu penting, dan aku tidak akan berbicara jika dia mengungkit masalah yang sudah lalu.

Aku tak suka itu, sangat tak suka.

Baiklah aku tak ingin memikirkan itu semua, biarlah semua berjalan dengan apaadanya.

Aku meninggalkan kamar krisyel saat melihatnya yang sudah tertidur dengan memeluk guling kecil kesukaannya itu, didapur aku hanya melihat bahan-bahan makanan yang tertata didalam lemari es.

Entah kenapa aku jadi malas melakukan tugasku, aku malas mengajar ditempat les seperti biasanya, aku malas memasak didapur yang sebagai mana biasanya aku lakukan, aku hanya ingin bermalas-malasan hari ini.

Sudahku bilang semenjak kejadian kemarin aku malas melakukan apapun.

Tak apa jika aku dicap sebagai istri pemalas!

Toh, yang membuatku seperti ini itu siapa?

Sekarang waktu sudah menunjukan pukul 08 malam, dan itu artinya suho akan pulang sebentar lagi.

Aku menuju ruang tengah hanya untuk sekedar menonton acara televisi, tak lama dari itu suara mobil terparkir terdengar diindra pendengaranku aku sangat yakin itu adalah mobil suamiku.

Clek.

Pintu terbuka terdengar dengan sangat nyaringnya, suho berjalan dengan gontai menuju kearahku.

" retha, kamu udah masak"tanyanya.

Aku menggeleng dan tetap melanjutkan aktivitasku.

Suho mendengus dengan kasar, melemparkan tas jinjingnya kesembarang arah.

" kenapa? Kamu masih marah iya, stop ya retha! Aku tidak bermaksud mengingkari janjiku sendiri, aku kerja banting tulang untuk kalian berdua memenuhi semua keinginan kalian, sekarang tugasmu hanya membuatkanku makan malam dan mengerjakan tugas tugasmu yang lain sebagai seorang istri, kamu boleh kecewa padaku tapi ingat kim retha! Saat ini kamu adalah seorang istri dan seorang ibu yang harus melakukan segala hal dengan baik bukan lalai seperti ini, kamu fikir aku tidak kecewa dengan sifatmu yang kekanakan seperti ini, aku capek jika menghadapi sifatmu yang tak pernah berubah itu"marah suho, setelah itu suho pergi meninggalkanku sendirian diruang tengah.

Aku tersenyum miris menatapi punggungnya yang semakin lama menghilang, aku berdiri dari sofa yang kududuki dan berjalan menuju dapur untuk membuatkannya makan malam.

Aku sadar!

Kali ini sifatku sudah membuatnya jengah, membuatnya kecewa dan membuatnya kesal.

Aku pun menyesali itu semua, sifat malasku membuat semuanya menjadi seperti ini.

Benar apa katanya, aku ini seorang istri dan seorang ibu yang mempunyai tanggung jawab lebih, aku bukan wanita polos lagi yang hanya bisa merengek dengan orangtua.

Aku tanggung jawab suho, krisyel tanggung jawab kami berdua, jika diantara kami berdua terpecah aku yakin seyakin-yakinnya jika krisyel akan tumbuh menjadi gadis yang lebih hancur dari ibunya.

Aku tak ingin hal itu terjadi.

••

Suho'POV...

setelah aku meledak tadi, aku sedikit merasa lega.

Jujur saja aku sangat jengah dengan sifatnya yang seperti anak kecil, sifatnya yang selalu ingin dituruti.

Aku akan menuruti semua keinginannya, tapi tidak sekarang! Sekarang aku sedang sibuk-sibuknya direstoran, semua pekerjaan aku lakukan dengan cepat agar aku bisa meluangkan waktu lebih banyak untuknya dan putri kecilku krisyel.

Tapi lihatlah, justru dia yang menghancurkan semuanya.

Aku ingin menjernihkan fikiranku dengan berandam didalam bath up.

Kira kira membutuhkan waktu 20 menit bagiku untuk menjernihkan fikiranku kembali, aku keluar dari kamar mandi dengan piyama hitamku yang sudah kupakai.

Aku mendengar tangisan krisyel yang menggelegar dipendengaranku, aku sedikit berlari menuju kamarnya.

" ssstt, jangan nangis ya sayang" aku menepuk pahanya dengan pelan dan itu sedikit membuat tangisannya mereda.

Setelah ku pastikan krisyel tidur diatas kasurnya kembali, aku menatap putri kecilku cukup lama.

" papa terlalu sibuk sampai tidak mempunyai waktu untuk bermain denganmu sayang"gumamku yang mengelus pipinya dengan ibu jariku.

Krisyel sedikit mengangkat bibirnya yang menciptakan sebuah senyuman disana.

Aku keluar dari kamarnya menuju meja makan.

Disana terlihat retha yang tengah memunguti pecahan gelas yang jatuh dilantai, tapi tadi aku tak mendengar apapun.

Aku menghampirinya, berjongkok dihadapannya dan seketika mataku membulat saat tiga jari tangannya yang mengeluarkan banyak darah.

Bayangkan saja, tiga jari!

" retha, cukup! Apa yang kamu lakukan, lihatlah tanganmu itu yang mengeluarkan banyak darah"aku menahan kedua tangannya yang akan memunguti pecahan gelas itu lagi.

" maaf, aku tak sengaja memecahinya" ucapnya dengan menundukan kepalanya.

Aku menghela nafas, "Sudahlah, ucapanku tadi tak usah difikirkan aku hanya emosi sesaat, dan maaf jika ucapanku membuatmu sakit hati" aku menyingkirkan pecahan itu dan membawanya kedalam dekapanku.

"Aku lalai dalam tugasku, aku egois"gumamnya.

Aku tersenyum dibalik punggungnya, kulepaskan pelukannya dan membawanya untuk duduk diatas kursi meja makan.

"Aku obati ya" aku mengobati lukanya dengan obat merah yang sebelumnya sudah kuambil didalam kotak p3k.

" akkh" ringisnya saat aku membersihkan darah darah yang keluar dari jarinya itu menggunakan alkohol.

"Ditahan sebentar ya, sebentar lagi selesai"aku membalut lukanya dengan plester coklat yang lumayan panjang itu.

Setelah selesai mengobati lukanya, aku maupun retha tak ada yang membuka suara lebih dulu, kami hanya saling bertatapan dengan tatapan yang sulit dimengerti.

Dengan tiba tiba retha memelukku dengan lembut, menenggelamkan kepalanya didada bidang milikku.

" aku tau sifatku ini berlebihan, tapi percayalah dibalik itu semua aku tidak pernah meninggalkan tugasku sebagai seorang istri, aku tetap retha yang kamu kenal sebelumnya dan aku memang berubah! Tapi itu semua hanya untuk sementara, perubahan sifatku tidak akan berpengaruh dengan perasaanku padamu"

•••

Exo Marriage Life.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang