Jongin'POV..
setelah sona mengungkapkan semuanya dicaffe tadi dan pergi begitu saja dari hadapanku, aku tidak langsung mengejarnya aku membiarkannya untuk menenangkan fikirannya dan bisa mendengarkan penjelasan suaminya ini.
Bahkan naksa yang sedari tadi sangat merasa bersalah hanya bisa menggumamkan seribu kata maaf untukku ataupun sona karna percuma saja mau sejelas apapun naksa memberitahu sona, gadis itu tidak akan mudah mempercayainya percayalah sepulang aku dari sini sona tidak akan mau seranjang denganku lagi sampai dia benar benar
Merasa puas mendiamiku.Aku menjambak rambutku dengan frustasi, inilah sona mengambil keputusan sesuka hatinya.
Terkadang aku bingung, kenapa aku bisa mencintai gadis sepertinya itu?
Memang benar, mencintai seseorang tidak membutuhkan sebuah alasan!
" jong maafkan aku, aku tidak tau jika semuanya akan seperti ini"ucap naksa dengan nada lirihnya.
" tak apa sa, ini bukan kesalahanmu ini semua sudah terjadi dan aku tau apa yang akan aku lakukan kedepannya, baiklah aku pamit ya aku takut sona semakin marah padaku" naksa mengangguk dan aku langsung berlalu dari hadapannya.
Diperjalanan fikiranku benar-benar kacau, perasaanku benar-benar tak enak. Semoga tak terjadi apa apa dengan sona!
Sampai dirumah, aku langsung mencarinya keseluruh ruangan dan hanya sebuah kesenyapan yang ku terima.
Hanya kamar kami yang belum aku lihat, tanpa basa basi lagi aku langsung menaiki anak tangga dengan langkah besar.
Brak.
Aku membuka pintu kamar kami dengan kasar, perasaan bersalah semakin menumbuh didalam hati.
" sona, kamu dimana sayang"aku meriaki namanya.
Pertama aku menuju kamar mandi, balkon kamar dan terakhir tempat membacanya, dan aku tidak menemukannya dimanapun.
" arrrgg, kamu dimana sona!"
Aku sedikit menyipitkan mataku saat melihat lemarinya sedikit terbuka.
Aku menuju lemarinya, dan semua baju-bajunya tidak ada didalam lemari koper miliknya yang selalu diletakan diatas lemaripun entah hilang kemana.
Apakah sona pergi dari rumah?
Jika benar, itu artinya dia sudah sangat kecewa padaku.
Tubuhku terjatuh dengan lemas diatas lantai, airmataku dengan derasnya mengalir dari pelupuk mata ini.
Kali ini aku benar benar sudah membuatnya sakit hati dia yang selalu menjaga kepercayaanku, tapi lihatlah sekarang! Aku yang menghancurkan semuanya, hanya karna kelalaianku semua lenyap tanpa sisa.
Kepercayaan, kasih sayang, kesetiaan, dan semua dukungan darinya aku patahkan begitu saja.
Aku ini lelaki macam apa, lelaki yang hanya bisa memberikan luka didalam hatinya.
Aku sungguh lemah kali ini, semua harapannya pupus ditelan waktu.
Berusaha aku mengangkat tubuh ini untuk kelantai dasar, semoga ini semua hanya mimpi burukku.
Aku berhenti didepan meja makan, semua makanan kesukaanku terlihat rapi diatas piring-piring, garpu dan sendok yang saling menyatu didalam gelas kecil.
Tidak lupa! Kue tar yang berhias krim ungu dan angka 3 diatasnya menambah kesan suasana malam ini.
Tapi semua hancur, hancur karna ulahku sendiri!
KAMU SEDANG MEMBACA
Exo Marriage Life.
Fanfictionkehidupan member exo yang mulai sibuk dengan kegiatan masing masing, bekerja dikantor bukanlah hal yang menyenangkan waktu untuk keluarga berkurang, dan lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah. bekerja bekerja dan bekerja yang selalu mereka lak...