Lay'POV..
Aku memutuskan untuk mengantarkan ayna kerumah orangtuanya, kali ini aku tak ingin egois.
Cukup!
Aku tak ingin menyesal untuk yang kedua kalinya.
Calon anakku yang pertama keguguran hanya karna keegoisanku.
Beberapa bulan setelah aku menikah dengan ayna, ayna fositif hamil dan dua minggu setelahnya ayna terpeleset diteras rumah karna berdebat denganku dan itu membuat kandungannya keguguran.
Semenjak kegugurannya itu ayna lebih banyak diam dan terus menyalahkan dirinya sendiri, jelas sangat jelas jika penyebab kegugurannya adalah aku, suaminya sendiri.
Tapi semua tetap sama, ayna tak henti hentinya menangis tengah malam hingga membuat kesehatannya terganggu, lambung ayna infeksi dan itu membuat hari hariku semakin terpuruk.
Aku bingung sangat bingung, saat itu yang aku fikirkan hanya menyelamatkan nyawanya cukup calon anakku yang pergi jangan dirinya.
Aku tak terbayang bagaimana hancurnya hidupku ini jika tak ada ayna disampingku.
" lay, jangan melamun" aku tersadar dari alam fikiranku sendiri, masa masa terpurukku terus terbayang difikiran ini.
" eh, kamu udah siap kan yaudah kita langsung kerumah ibu sama ayah ya"aku menarik lengannya menuju garasi mobil.
Setelah kami berdua sudah duduk manis didalam mobil, aku langsung melajukan mobilku menuju rumah mertuaku yang tak bisa dibilang dekat itu.
Memang jauh! Tapi tak apa, aku tak ingin membuat ayna kecewa.
Keberuntungan sedang berpihak padaku, hari ini jalanan sangat lancar tanpa hambatan sama sekali dan itu sangat memudahkanku untuk cepat sampai dirumah mertuaku.
Kira-kira 2 jam aku berada dimobil ini sampai akhirnya mobilku memasuki rumah mewah bertingkat 3 dan itu jelas jelas rumah mertuaku.
Aku turun dari mobil dan menyusul ayna yang sudah berjalan lebih dulu masuk kedalam.
Aku melihat ayah mertuaku yang duduk dimeja makan sendirian dengan secangkir kopi dihadapannya.
" yah, ibu manah?"tanya ayna.
" ibu dikamar nak, sana gih kamu temuin kesian dia nanyain kamu terus daritadi" ayna mengangguk dan langsung berlari ke lantai atas.
Sedangkan aku, aku duduk disamping ayah dengan secangkir teh hangat yang dibuatkan bi mima.
" nak, pekerjaanmu bagaimana?"tanya ayah.
" baik yah"jawabku.
" apa istrimu sudah isi lagi?"
" eum, kami tidak mempunyai waktu untuk membicarakan itu sebelumnya yah"jawabku takut-takut.
Aku akui, terakhir kali kami melakukannya beberapa bulan yang lalu disaat kami berdua sedang sama sama mempunyai waktu, mungkin hanya aku saja yang selama ini selalu sibuk dengan pekerjaanku.
"Tak apa lay, ayah hanya bertanya saja tidak mempunyai maksud untuk memaksakan mu, teruslah berusaha nak" ayah menepuk bahuku lalu mengajakku untuk menjenguk ibu.
Aku membuka pintu kamar mertuaku dengan perlahan, begitu pintu ini benar benar terbuka aku bisa melihat seberapa bahagianya ayna saat bertemu dengan ibunya.
Aku duduk disamping ayna dan mencium tangan ibu mertuaku.
" lay, bagaimana kabarmu nak?"tanya ibu mertuaku.
" baik bu, ibu sendiri bagaimana?"
" ibu baik nak, kamu tidak bekerja hari ini"tanyanya lagi.
" tidak bu, aku libur untuk beberapa hari kedepan"jawabku dengan senyum tipis.
Semua sibuk dengan kegiatan masing-masing, begitu juga aku yang hanya sibuk dengan tab ditanganku.
Ayna yang melihatnya hanya menatapku dengan tajam.
"Sayang, kita pulang yuk"ajaknya.
Aneh?
Tumben sekali nada bicaranya seperti ini?
" yaudah kita pamitan dulu yuk sama ayah dan ibu" ayna mengangguk dan ikut berjalan disampingku untuk berpamitan dengan ayah dan ibu diruang tamu.
"Bu, yah aku sama lay pulang ya udah sore juga lain kali aku kesini lagi"ayna mencium tangan ibu dan ayahnya begitu juga aku.
Setelah berpamitan aku langsung masuk kedalam mobil dan meninggalkan rumah mertuaku.
Dipertengahan jalan ayna memintaku untuk memberhentikan mobilku dipinggir jalan, dengan tiba tiba ayna keluar dari mobil.
" sayang, kamu kenapa" aku panik saat melihat ayna yang tengah memuntahkan cairan cairan bening dari mulutnya.
"Ak--..huekkk" ayna kembali memuntahkan cairan-cairan itu.
" aku mual banget lay" jawabnya lemas.
Aku mengikat rambut panjangnya yang menutupi penglihatannya dengan karet ditangannya.
" kamu masuk angin yang" tanyaku saat kami sudah masuk kedalam mobil lagi.
" engga deh kayanya, beberapa hari ini aku juga sering mual kaya gini, abis makan selalu keluar lagi"jelasnya dengan lirih.
" kamu telat ya" tanyaku dengan tatapan serius kearahnya.
" telat apa?"
"datang bulan"tanyaku lagi.
"Ehh iya, aku telat 2 bulan"jawabnya dengan sedikit hentakan.
Senyumku menggembang, aku langsung membawanya kedalam dekapanku.
"Lay, apa aku hamil"tanyanya disela-sela pelukan kami.
"Iya sayang, semoga aja kamu hamil"aku dapat merasakan saat ayna membalas pelukanku dengan erat.
Sungguh, aku sangat bahagia jika ayna benar-benar mengandung.
Aku melepas pelukan kami dan melajukan mobiku menuju rumah sakit terdekat, aku harus membuktikan ini semua dan mendengar langsung dari dokter kandungan.
Aku mengunjungi rumah sakit ' citra'
Yang letaknya tak begitu jauh dari rumah kami, aku langsung masuk kedalam ruangan khusus kandungan dan aku tak perlu mengantri karna aku mambayar dengan uang cas.Didepanku sudah terdapat wanita paruh baya bermarga kim ini.
Ayna langsung diperiksa oleh dokter itu dan aku menunggunya dengan harap harap cemas.
Beberapa menit kemudian hordeng terbuka dan artinya ayna sudah selesai diperiksa.
Aku sangat bersemangat.
Semoga kali ini aku bisa memiliki seorang anak.
" bagaimana dok"tanyaku langsung.
" selamat ya pak, istri bapak positif hamil" jawab dokter kim itu.
" serius dok"tanya aku dan ayna bersamaan.
Dokter itu mengangguk, aku langsung menatap ayna dengan mata yang berkaca-kaca.
Yatuhan!
Aku sangat bahagia, kesabaranku selama ini akhirnya terwujud.
Aku langsung meninggalkan rumah sakit ini dengan perasaan yang sulit diartikan.
Ayna tak henti-hentinya tersenyum, dan aku pun ikut tersenyum saat melihatnya bahagia seperti ini.
Kebahagiaanku hadir kembali!..
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Exo Marriage Life.
Fanfickehidupan member exo yang mulai sibuk dengan kegiatan masing masing, bekerja dikantor bukanlah hal yang menyenangkan waktu untuk keluarga berkurang, dan lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah. bekerja bekerja dan bekerja yang selalu mereka lak...