17. Rani tau

41.6K 2.4K 21
                                    

Kunci kebahagiaan itu ada di diri kita sendiri.

Aisyah putri.

Happy Reading

***

Suasana universitas bandung Cukup ramai siang ini, banyak mahasiswa yang masih betah berlama-lama di sini. Baik itu untuk mengerjakan tugas, atau hanya sekedar
duduk-duduk manis sambil berbincang dengan temannya.

dan masih banyak aktivatas lain yang Mereka lakukan, sama halnya dengan Aisyah. Yah, dia sekarang sedang berada
di kantin bersama sahabatnya Rani. Setelah melaksanakan sholat zuhur
Aisyah dan Rani memutuskan mengisi Perutnya yang sedari tadi terus saja berbunyi,  Aisyah juga berencana memberitahu tau Rani kalau dirinya
telah menikah.

Karena Aisyah rasa Rani berhak tau kalau ternyata Dirinya telah menikah, walaupun bisa di bilang pernikahan ini adalah pernikahan 'terpaksa'.

Oh ralat lebih tepatnya sangat terpaksa.

"Syah bagi baksonya dong, Aku masih laper nih." Pinta Rani, sambil sedikit menggoyang-goyangkan lengan Aisyah

"Serius.?" Tanya Aisyah. Bukan pelit atau atau apalah itu, pasalnya tadi Rani sudah memesan dua mangkuk bakso dan itu pun  sudah habis. lalu sekarang dia akan meminta punya Aisyah? Apa lambung Rani segitu lebarnya sampai-sampai dua mangkuk bakso tak mampu membuat Dirinya kenyang?

Tapi anehnya hobi makan Rani tidak sama sekali membuat dirinya gendut, jadi Dia bisa makan sesukanya tanpa harus memikirkan berat badannya akan naik.
beda halnya dengan Aisyah dia harus slalu mengontrol makannya, jika Aisyah terlalu banyak makan bisa di pastikan berat badannya akan langsung naik.

Dan parahnya lagi Aisyah harus ekstra menurunkan berat badannya agar kembali ideal, walaupun terkadang Dia suka khilaf jika ada makanan yang sangat dia sukai ada di depan matanya, maka saat itu juga Aisyah sama sekali tidak memikirkan berat badannya.

"Hehe serius dong." Ucap Rani sambil menampilakan deretan gigi putihnya

"Jadi gimana boleh gak.?" lanjutnya
Dia memasang wajah memelas, hanya agar Aisyah mengijinkannya untuk meminta bakso milik Aisyah.

"Boleh Ran." Sahut Aisyah, dia menggeser
Mangkuk baksonya kehadapan Rani.

"Nih makan aja punya Aku, sekalian aja abisin." lanjut Aisyah

Rani menerimanya dengan senang hati,  rezeky anak sholehah mah gini. "Uuuhhh baik banget sih sahabat Aku ini, Syukron yah Syah." Puji Rani sambil memeluk Aisyah dari samping

"Iyah sama-sama, sekarang mending Kamu lepasin pelukan Kamu dulu. emang Kamu gak mau makan apa?" Ucap Aisyah

Akhirnya Ranipun melepaskan pelukannya. "Oh iyah Aku lupa, yaudah Aku makan yah." Kata Rani, dan Dia langsung melahap bakso milik Aisyah

Setalah cukup lama Akhirnya Aisyahpun memanggil Rani.

"Ran.?"panggil Aisyah

Rani yang sedang asyik memakan bakso hanya mendongak ke arah Aisyah, sambil menaikan sebelah alisnya.

"Aku mau ngomong sama kamu" ucap Aisyah

Rani hanya menggangguk dan terus asyik memakan baksonya. Aisyah mengambil nafas dalam dan mulai bercerita

"sebenernya Aku_ a_ku uda_h ni_kah ran.. Iisshhh Rani jorokkkkkk." Teriak Aisyah saat tiba-tiba saat Rani langsung menyemburkan bakso yang tadi Dia makan ke gamisnya.

lain halnya dengan Aisyah, Rani masih sibuk mencerna ucapan Aisyah barusan. Apa, menikah? Aisyah putri ardilla menikah? Sejak kapan? Dan dengan siapa?
Pendengaran Rani masih berfungsi dengan baik kan?

Kekasih idaman (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang