Hidup bersama dengan Mu tak pernah terlintas sedikitpun di benak ku.
Aisyah putri.
Happy Reading
***
"A besok pindah ke apartemen Aa aja.
Ayah udah bilang sama Karim dan Dia juga setuju jadi besok sore kamu udah harus pindah." Ucap Ibarahim lewat telpon"Hmm iyah Yah. in syaa Allah Aa bakal pindah besok." jawab Ali, dirinya memang mempunyai sebuah apartement yang Dia beli sekitar satu tahun yang lalu berkat usaha cafe Aldan.
"Yaudah sekarang kamu tidur udah jam sebelas malam, emang kamu gak mau malem pertama sama Istri kamu." Celetuk ibrahim
Ali yang mendengar itu langsung menelan ludahnya, malam pertama? Bagaimana bisa, Bahkan sampai sekarang keduanya masih sering bertengkar seperti tom and jerry bagaimana mau melakukan 'hal' itu.
"Ayah bisa aja. yaudah Aa tutup telponnya, Assalamualaikum."
"Walaikumsallam."
Tut..tut...tut.. sambungan terputus
Aisyah yang sedang duduk di meja belajarnya sambil membaca novel itu pun tak sengaja mendengar percakapan Ali di telpon tadi. dan tadi Ali mengucapkan kata 'pindah'. Tunggu, jangan-jangan Ali akan mengajaknya pindah dari sini?
Ini bercanda kan? Aisyah hanya salah mendengarkan? Oh Ya Allah jika ini benar sungguh Aisyah sama sekali tidak mau jika dirinya harus pindah dari rumah ini. Dia benar-benar masih belum siap jika harus meninggalkan keluarganya di sini.
Dia masih belum bisa meninggalkan kamar kesayangannya ini, kamar ini adalah saksi bisu kehidupannya selama dua puluh satu tahun. Dia juga masih belum bisa jauh dari Abi, Umi, dan juga Adiknya Alif.
Aisyah menutup bukunya dengan cukup kuat, dan menaruhnya di atas meja menatap Ali yang masih dalam posisi memunggunginya. "Aku nggak mau pindah." Kata Aisyah
Tak ada respon dari Ali, Dia masih terlihat fokus dengan ponselnya. Padahal Aisyah yakin kalau tadi Ali mendengar ucapannya.
Akhirnya Aisyah bangkit dari duduknya Dan langsung menghampiri Ali, bahkan kini Aisyah melipat kedua tangannya di dada."Ekhem." Gumam Aisyah, karna sampai sekarang Ali masih terlihat fokus ke ponselnya dan belum menyadari keberadaannya. Padahal sudah jelas-jelas Aisyah sudah ada di depannya.
Ali yang mendengar gumamman Aisyahpun akhirnya mendongak dia tampak sedikit terkejut karna Aisyah
yang tiba-tiba saja sudah di depannya,
tapi seketika Ali langsung mengatur
mimik wajahnya dan berwajah kembali seperti semula, datar.Dan Ali hanya mengangkat sebelah Alisnya sebagai respon kedatangan Aisyah.
Aisyah menghela nafasnya gusar sebenarnya Ali ini memiliki sifat seperti apa sih? Kadang-kadang Ali bersifat nyebelin? Kadang-kadang dia juga cuek seperti saat ini?"Aku ngak mau pindah."
"Tau dari mana.?" Tanya Ali sedikit bingung, bukankah Dirinya belum memberi tau Aisyah kalau mereka berdua akan pindah.
"Aku ngak sengaja denger kamu teh lagi ngobrol di telpon, dan kamu ngomong kata pindah, itu apalagi artinya kalau bukan pindah." Unjar Aisyah.
"Kenapa? Ayah Saya sudah menyuruh Saya dan kamu untuk pindah ke apartemen Saya besok sore, dan Ayah Saya juga sudah memberitau orang tau Mu dan mereka setuju." Kata Ali santai
"Tap_."
"Gak ada penolakan Syah, Saya juga nggak mau tinggal sama Kamu di apartemen Saya, Saya menuruti ini karna ini kemauan Ayah Saya." Sela Ali
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih idaman (TELAH TERBIT)
SpiritualCerita ini sudah di terbitkan, untuk kalian yang ingin pesan bisa langsung pesan di Ig @millenium_publiser atau di shopiee dan tokopedia, dengan nama toko millenium store terimakasih. # Rank 1 dalam spiritual (10-11-2017). Bagaimana rasanya jika kal...