4.Always with Andin

2.5K 125 6
                                    

When love is real ...
"You don't love someone because they're perfect, you love them in spite of the fact that they're not."
---------

Hari berlalu begitu cepat sudah seminggu Adelia dan Andin menjalani masa Putih Abu-abunya , dan banyak cerita yang sudah dialami Adelia, Adelia merasa hidupnya lebih berwarna karna menurutnya kisahnya di putih biru dan putih abu-abu sangatlah berbeda, kisahnya yang di putih biru sangatlah membosankan dan adelia hanya menghabiskan waktu putih birunya hanya di perpustakaan, beda halnya dengan kisahnya di putih abu-abu walaupun Adelia baru menjalani masa PAAnya menurutnya masa SMA adalah masa yang indah,

Adelia yang dulu pendiam dan tak banyak murid panjasmara yang mengenal adelia dan beda halnya di SMA adelia justru menjadi pusat perhatian setelah dinobatkannya sebagai the queen mos, dan Adelia yang dulu selalu di perpustakaan berbeda dengan Adelia yang sekarang yang selalu menghabiskan waktunya bersama teman sebangkunya di kelas,kantin,dan taman belakang sekolah,

Adelia yang dulu sering menghabiskan waktunya di perpustakaan sekarang terbalik menjadi Adelia yang tidak pernah ke perpustaaan walaupun adelia tidak pernah keperpustakaan tapi Adelia selalu membaca buku di setiap jam kosong.

Dan disinilah Adelia dan Andin berada, tempat favorite setiap umat murid SMA MNK yaitu kantin yang menyajikan kebutuhan untuk mengisi perut yang kelaparan.

"del, lo mau gue pesanin apaan?"

"hmm, gue mau batagor sama es teh ajja deh,"

"pake sambel gak del?"

"pake deh setengah sendok ajja yah."

Setelah kepergian Andin yang memesan makanan adelia mengambil ponselnya yang berlambangkan apel itu, dan membuka aplikasi instagram dan membuat snapgram agar dia tidak bosan menunggu pesanannya.

saat Adelia asik memainkan ponselnya tiba-tiba terdengar suara yang memanggil adel, membuat adelia mendongakkan kepalanya.

"hay, lo adelia farzana mandala yah? Anak sepuluh ipa 2?" sapa perempuan yang berambut panjang dengan rambut yang bergelombang mata coklat dan senyum gigi gingsulnya membuat perempuan itu kelihatan manis.

"iya gue Adelia Farzana mandala dari sepuluh ipa2 ada apa yah kak?" tanya adel, menurutnya dia adalah kakak seniornya.

"gue Muna Dasyifa lo panggil gue Una ajja, gue anak sebelas ipa 3 ketua paduan suara sekolah ini, gue waktu itu ngelihat lo waktu dapat hukuman dan menurut gue suara lo itu bagus deh kalau masuk paduan suara, lo maukan gabung di grub padus kita?" adelia yang menatap kakak seniornya itu dengan ragu dengan apa yang diajakin oleh kakak seniornya ini.

"hmmm, gimana yah kak saya masih ragu, saya juga punya penyakit demam panggung, saya takut buat ngesesuain takutnya karna saya gugup grup padus jadi hancur gara-gara suara fales saya kak."

"gini deh gimana kalau lo nyobain dulu, kan kalau padus juga gak lo sendirian doang masih ada gue dan banyak lagi yang ikut exschool padus, dan lo juga harus sering latihan nampil didepan biar lo gak demam panggungan lagi."tutur dari senior itu yang meyakini Adelia buat masuk padus.

Setelah berapa lama Adelia dan kakak seniornya itu berbincang soal padus, Andin datang dengan nampan yang berisi batagor dua dan es teh gelas dua.

"eh del nih batagor lo, kurang baik apa coba gue ngantriin batagor lo." andin yang baru datang tidak menyadari dengan keberadaan kakak seniornya itu.

"eh ka una kok ada disini? Ada perlu apa kak?"tanya Andin yang menyadari kakak seniornya sepertinya andin mengenalnya.

"eh Andin lo temannya Adeliakan? Please bantuin gue masukin Adelia kedalam grub padus gue dong." Adelia menatap dua orang tersebut dengan bergantian, Adelia binggung kok Andin bisa kenal dengan ka Una,

My SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang