Seseorang yang memberi kebahagiaan yang tak dapat kamu jelaskan akan selalu menjadi alasan atas kesedihan yag tidak bisa kamu jelaskan.
_____
Hari ini adalah hari perayaan 17an SMA NEGRI MELATI KUSUMA, walaupun harinya sangat telat dan udah melewati tangal 17 tak mengurangi semangat murid-murid di SMA Melati untuk berpartisipasi,
Lomba yang diadakan oleh SMA Melati ada bermacam-macam, Ada lomba paduan suara nyanyian wajib, berpidato ala presiden Soekarno, joget balon, dan lomba fashion show bertemakan Pahlawan.
Kali ini Adelia ditugaskan oleh ketua kelasnya untuk mengikuti lomba joget balon, padahal yang diinginkannya adalah mengikuti lomba paduan suara.
"ndin lo ajja deh yang maju ambilin nomor urut." Ucap Adelia malas.
"lo ajja sendiri gue sibuk jadi panitia nih," Ucap Andin yang tak menghiraukan ucapan Adelia, karena sedari tadi ia sibuk dengan tugasnya yang ditugaskan oleh ketua osis untuk mendokumentasikan setiap kegiatan.
"kenapa juga sih itu ketua kelas nyuruh gue joget balon, guekan maunya lomba di paduan suara!" omel Adelia yang tak digubris oleh Andin.
"eh del gue cabut yah,lo usaha sendiri ajja dulu,sumpah ini gue sibuk banget, bye Adelia." Ucap Andin meninggalkan Adelia.
Adelia hanya menatap frustasi Andin yang mulai menghilang dari pandangannya.
Adelia berjalan mendekati panitia acara dimana tempat pengambilan nomor urut, saat Adelia sampai didepan dan ingin mengambil nomor urut ia dibuat kaget dengan cowok dihadapannya, Adelia membiasakan dirinya, ia tetap mencoba biasa sedari tadi saat Nata memandangi dirinya saat mengambil nomor urut.
Saat no urut yang diambilnya udah ditangannya ia membalikkan badannya dan tak menghiraukan Nata yang sedari tadi memandanginya, dibalik sikap Adelia yang mencoba biasa ia sangat menutupi rasa degdegannya,jantungnya yang sedari tadi tidak normal membuat dirinya salah tingkah dan menabrak salah satu murid yang juga ikut mengatri nomor antrian.
"sorry-sorry gue gak lihat." Ucap Adelia membungkukkan badannya berulang-ulang guna meminta maaf.
"astaga del, biasa ajja kali."
Adelia yang sangat mengenal dengan suara cewek yang ia tabrak segera mendongakan wajahnya dan mensejajarkan dirinya dengan cewek itu.
"ka Una?" ucap Adelia kaget.
"santai ajja kali mba liatinnya, hehe."
Adelia melihat penampilan Una dari atas sampai bawah membuat dirinya takjub akan sosok Una, saat ini Una sedang menggunakan baju pahlawan, ia menggunakan kebaya jaman dahulu yang dulunya pernah dipakai oleh R.A.Kartini, walaupun dengan baju jaman dahulu yang dikenakan oleh Una tak membuat dirinya jadul justru Una sangat menawan dengan penampilannya.
Adelia tersentak dengan suara yang tiba-tiba muncul disampingnya.
"kan apa gue bilang lo cocoknya jadi fashion show dibanding lomba paduan suara,itu mah Cuma orang cupu yang ikutan dilomba itu." Ucap Nata tanpa dosa,
Adelia dan Una menatapnya dengan sinis walau pandangan Nata hanya tertuju dengan Una dan memberikan senyuman tulus terhadap Una. Adelia merasakan kembali penyakit yang baru saja ia derita khir-akhir ini, penyakit yang dirasakan diwaktu tertentu.
"Na lo cantik,"Ucap Nata memuji Una.
Adelia yang mendengarkan pengakuan langsung dari Nata membuat hatinya kembali sakit, lebih sakit dari beberapa lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior
Teen Fiction"Ka nat, gu, gue suka sama kakak" adelia memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya, sungguh rasa gugup yang dialami adelia membuat seluruh badannya terasa kaku, apa ini moment yang tepat untuk mengungkapkan isi hatinya Sedangkan cowok yang b...