Ketika seseorang yang berarti bagimu pergi,, jangan sedih. Kamu bisa menjadi kehilangan dirimu sendiri jika kamu bersedih, dan kamu akan melupakan bahwa dirimu tak ternilai harganya.
*****
Adelia POV
Aku terbangun pas dimana mesjid berkumandang, aku melihat jam dinding menunjukan pukul 5 dini hari,
Hari ini sudah kuniatkan untuk pergi kerumah Ka Natan dan melihat kondisinya, semenjak semalam aku melihat panggilan tak terjawab dan juga pesan masuk dari Ka Nata membuatku panik, yang sedari aku fikirkan ialah sms yang dikirim oleh Ka Nata.
Ka Nata
Maafin saudara gue yang udah buat lo kecewa hari ini, dia juga tidak menginginkan ini terjadi begitu saja, dan gue harap lo bisa ngertiin del, please jauhin fikiran negatif lo tentang Natan yang maini perasaan lo, dia tulus sayang dan cinta sama lo walau hidupnya udah di vonis.
Dari sekian pesan yang masuk di hp aku, cuman satu pesan yang selalu terngiang di pikiranku saat ini.
Dan setelah aku melakukan kewajibanku, aku segara bersiap-siap pergi menuju rumah Ka Natan, walaupun bisa dibilang ini terlalu pagi buat bertamu kerumah orang tapi aku gak peduli, fikiranku sekarang gimana caranya aku kerumah Ka Natan tanpa harus membangunkan orang rumah.
Aku melirik Syakira yang masih tertidur, ingin rasanya aku membangunkannya dan meminta bantuannya namun aku tidak tega untuk melakukannya, jadi aku harus berusaha sendiri.
Setelah 15 menit mengendap dari rumah dan berdebat kecil dengan mbok sitti karena melarangku pergi subuh-subuh sendirian, karena kenekatanku membuat mbok sitti pasrah dengan keputusanku.
*****
Butuh kurang lebih 25 menit sampai rumah Ka Natan, karena aku tidak bisa menyelip dan membawa mobil dengan kecepatan rata-rata, setidaknya aku bisa selamat sampai tujuan.
aku ragu untuk mengetuk pintu rumah Ka Natan, ku kepalkan kedua tanganku dan menarik nafas panjang lalu kukeluarkan dengan pelan sampai tiga kali barulah aku memberanikan diri untuk mengetuk pintu.
Sudah tiga kali aku mengetuk pintu tidak ada tanda-tanda yang ingin membukakan pintu untukku, aku mencoba sekali lagi kalau saja ini tidak berhasil aku akan pulang kerumah.
"assalamualaikum," Ucapku berteriak sambil mengetuk pintu.
Aku menghela nafas lalu berbalik ingin meninggalkan rumah Ka Natan, namun saat aku satu langkah aku mendengar bunyi pintu yang terbuka membuatku kembali berbalik,
"maaf, ada yang bisa saya bantu?" tanya perempuan tua yang sepertinya asisten rumah tangga dirumah Ka Natan.
"hmmm, Ka Natannya ada?" tanyaku sedikit ragu.
"oh den Natan, pas malam sabtu kemaren den Natan dibawa ke singapore sama nyonya buat pengobatan den Natan,"
Hatiku mulai memanas, entah kenapa air mataku ingin keluar namun dengan cepat aku menghentikan.
"kalau boleh tau Ka Natan biasanya berapa lama yah?" tanyaku dengan nada bergetar yang menahan tangisku.
"saya juga kurang tau dek, biasanya kalau den Natan pengobatannya sampai ke singapore gitu biasanya lama, dulu terakhir den Natan ke singapore sampai 6-7 bulanan." Jelas asisten rumah tangga dirumah ka Natan.
"oh iya makasih atas infonya, saya permisi, wassalamualaikum." Ucapku pamit.
Aku berlari menuju mobil, setelah masuk kedalam mobil aku menangis sejadinya,
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior
Teen Fiction"Ka nat, gu, gue suka sama kakak" adelia memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya, sungguh rasa gugup yang dialami adelia membuat seluruh badannya terasa kaku, apa ini moment yang tepat untuk mengungkapkan isi hatinya Sedangkan cowok yang b...