Bisakah kita lebih banyak mengobrol agar aku tahu banyak tentang dirimu.
-----
Hari ini Adelia sengaja bangun pagi-pagi, ia meminta mbok sitti membuatkan bubur ayam buat Natan, hari ini adalah hari kepulangan Natan dari rumah sakit,
"mbok sitti maaf adel yah ngerepotin pagi-pagi," ucap Adel tak enak hati.
"walah-walah non, yah ngak papalah kan sudah jadi tugas mbok juga."
Adelia hanya membalasnya dengan senyuman manis, ia membantu memasukkan ayam-ayam yang sudah di potong kecil-kecil kedalam tempat bekal,
"oh iya mbok, kalau mama sama papa nyariin adel, bilang yah Adel jengukin teman Adel yang kemaren masuk rumah sakit."
"teman apa temen non?" goda mbok Sitti
"ap-apaan sih mbok, emang teman kok." Ucap Adel salah tingkah.
Setelah semuanya sudah selesai terkemas, Adelia membuka celemek yang sedari tadi ia pakek, dan pamit pergi ke mbok Sitti.
"Adel pergi yah mbok, assalamualaikum."pamit Adelia.
*****
Adelia membuka pelan pintu kamar Natan, ia melihat Natan yang masih tertidur pulas diatas ranjang,
Adelia mendekat ketepi ranjang dan menarik kursi yang berada diujung sofa, saat ia ingin mengambil kursi untuk diduduki, pandangannya tertuju kearah Nata yang tertidur pulas diatas sofa,sempat berapa menit ia memandangi wajah Nata namun secepat mungkin ia menyadarkan dirinya, ia menggeleng-gelengkan kepalanya cepat menghilangkan fikiran aneh didalam otaknya.
Adelia kembali menghampiri Natan, ia menjatuhkan bokongnya kekursi yang ia ambil sebelumnya, Adelia tersenyum lama sambil memandangi wajah Natan yang sangat tenang dalam tidurnya, ia memberanikan diri untuk menyentuh rambut Natan.
Natan yang merasakan sentuhan hangat, membuat dirinya terbangun dari tidurnya,
Natan membuka perlahan matanya, dan pandangan pertama yang ia lihat adalah Adelia, ia tersenyum melihat Adelia yang sudah duduk manis dihadapannya.
"dari kapan kamu disini?" Tanya Natan yang agak sedikit serak akibat baru bangun.
"barusan kok, ka Natan mau makan? Adel bawain bubur ayam, mumpung masih hangat."
Natan menggelengkan kepalanya pelan dan tersenyum, Natan sempat melirik jam dinding yang menandakan 06.18 dan matahari belum seutuhnya terbit,
"kenapa repot-repot?"
"berapa kali Adelia bilang sih, Adelia sama sekali gak pernah direpotin, Adelia ngelakuin ini semua karena kemauan Adelia."
"Makasih," ucap Natan dengan tulus
"Ka Natan makan yah, Adel suapin, soalnya takut buburnya dingin jadi gak enak,"
Natan akhirnya mengangguk mengiyakan,
*****
Setelah menghabiskan makanannya Adelia dan Natan banyak menghabiskan waktunya dengan obrolan receh, dan tak jarang dari mereka saling bercanda dan tertawa.
Bedahalnya dengan Nata yang sangat terganggu dengan keributan yang ia dengar, Nata membuka matanya dan mengumpulkan seluruh nyawanya, hal yang pertama kali ia lihat adalah punggung cewek dan ia sangat tau siapa cewek yang mengobrol asik dengan Natan.
"jadi selama ini ka Natan gak tau siapa pembuat onar setiap kali kita ketemuan di aula?"
Natan hanya menggeleng lesuh menjawab pertanyaan Adel, sedangkan Adel sudah menahan tawa melihat ekspresi Natan yang tidak terima,
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior
Teen Fiction"Ka nat, gu, gue suka sama kakak" adelia memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya, sungguh rasa gugup yang dialami adelia membuat seluruh badannya terasa kaku, apa ini moment yang tepat untuk mengungkapkan isi hatinya Sedangkan cowok yang b...