Limabelas

4.6K 375 28
                                        

Seulgi tebangun dengan selimut menutupi tubuhnya penuh. Jimin sudah tidak lagi disebelahnya.

Seulgi menuruni kasur, menelusuri tiap ruangan disana. Dia mendapati Jimin sedang membuat susu panas untuk meredakkan mabuknya.

Wajahnya terlihat lelah. Rambutnya dia buat menjadi belah tengah, itu membuatnya terlihat seperti seorang pangeran.

"Jimin." panggil Seulgi dan Jimin hanya diam saja mengacuhkannya.

Dia masih marah.

"Ada yang ingin aku bicarakan." Seulgi mendekatkan diri pada Jimin, meski masih ada jarak diantara mereka berdua, sekitar dua meter.

"Katakan saja." Jimin lalu menyeruput segelas susu panasnya.

Seulgi ragu untuk mengatakannya. Tapi dia harus tegas untuk yang satu ini.
"Ini... Tentang Taemin..." gumam Seulgi.

Dia memang ingin membicarakan Taemin. Seulgi ingin membicarakan soal hubungannya dengan Taemin. Dia juga ingin memastikan hatinya.

Jimin menyimpan gelas tersebut kasar pada meja. Dahinya berkerut tanda tak suka.
"Kamu mau aku habisi saat ini juga?"

"Tidak!" tukas Seulgi cepat.
"Aku cuma-"

"Diamlah." potong Jimin.
"Aku sedang tidak mood sekarang. Bukankah kamu akan segera wisuda? Lebih baik urus dirimu sendiri. Aku juga harus menyiapkan diri untuk tugas akhir nanti." lanjutnya meninggalkan Seulgi sendirian didapur, menatapnya bingung.

"Kenapa jadi aku yang serba salah begini?" gumam Seulgi memainkan jemarinya.

Jimin menarik rambutnya kasar. Memangnya wanita itu tidak bisa baca suasana?! Dibuat kesal semalaman, dan pagi harinya dia ingin membicarakan tentang Taemin?!

Jimin menghela nafas, mengambil ponsel bermaksud mencari hiburan. Saat dia membuka lock screen, otomatis software itu langsung mengarahkannya pada galleri.

Jimin mengerutkan dahi.

Ini apa?!

Kenapa bisa ada foto dirinya bersama Taemin?!

Dan mereka dekat sekali. Pipi mereka saling menempel.

Seketika Jimin merinding.

Tunggu!

Jadi yang semalam itu...
Taemin?!. Pikir Jimin kaget.

Pantas saja dia dihantam!

Jimin lagi-lagi dikejutkan dengan suara pintu berdecit pada kamarnya.

"Seulgi. Kenapa kamu kemari?" tanya Jimin mematikkan ponselnya lalu melemparnya asal.

"Aku... ingin membahas....." jawabnya tidak selesai, Seulgi menundukan wajahnya. Terlihat bingung dan memohon.

"Ikut aku." hela Jimin menarik lengan Seulgi menuju pintu rumahnya.

Jimin mengarahkan jempol Seulgi pada sensor pintu tersebut. Menunggu sandi itu cocok pada sidik jari Seulgi.

"Sekarang kamu bisa mengakses rumah ini semaumu." ucap Jimin datar tanpa menatap Seulgi.

Lalu ditariknya kembali lengan itu menuju kamarnya. Memasuki kamar mandi.

Seulgi kebingungan. Apa Jimin sedang marah? Apa dia akan dihabisi?

"Tunggu! Jimin!" pekik Seulgi berusaha menarik lengannya karena merasa dirinya terancam.

Jimin menutup pintu kamar mandi lalu menguncinya. Dia berdiri tepat didepan pintu, supaya Seulgi tidak dapat kabur dari sana.

Dibuka satu persatu setiap kancing piyama yang digunakan olehnya.

NASTY || PJM X KSG (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang