"Nomor yang anda tuju -pip." Taemin menghela nafas untuk kesekian kalinya. Dia memijat pelan pelipisnya yang terasa pening.
Kenapa Seulgi tidak juga mengangkat telefonnya? Apa ada sesuatu yang terjadi padanya? Seulgi baik-baik saja? Apa dia kecelakaan? Tidak mungkin! Dia wanita kuat!. Pikir Taemin sangat khawatir.
"Tuan, Ayah anda akan pulang hari ini, setidaknya makanlah bersama dan menyapanya sebentar." seru seorang pelayan rumahnya membuyarkan lamunan Taemin.
Taemin menatap pelayannya itu sinis, dan mendecak kesal karena merasa terganggu.
"Aku tidak suka diperintah. Urus saja dirimu sendiri." geram Taemin mengambil jaket kulitnya lalu pergi keluar rumah. Dia membutuhkan udara segar. Baru saja Taemin hendak menaiki mobil, seorang wanita berdiri tidak jauh darinya."Kamu akan pergi meninggalkanku?" sapa wanita itu mendekat.
"Aku tidak akan membawa seorang pelacur bersamaku." ejek Taemin menusuk hati, dia sama sekali tidak tergoda dengan wanita tersebut.
Badannya memang sangat bagus bak gitar spanyol, dia bahkan tidak segan-segan memamerkan lekuk tubuhnya sekarang, wanita itu memakai kemeja hitam namun sangat tembus pandang sehingga bra hitamnya terpampang dengan sangat jelas, dan celana pendek berbahan lycra yang sangat ketat mencetak bokongnya. Padahal Taemin sendiri memakai celana yang ketat.
"Ayahmu yang menyuruhku untuk menemanimu! Kenapa kamu sangat kejam padaku sih?" geram Stella meraih pergelangan tangan Taemin yang langsung dia tepis dengan sangat kasar.
"Jangan menyentuhku! Aku tidak memiliki ayah! Dia hanya orangtua yang kebetulan tinggal bersamaku dirumah ini!" tegas Taemin menatap sengit Stella.
"Tapi kamu menyentuhku saat itu! Kita bahkan bercinta pada malam itu! Kamu tidak ingat?!" teriak Stella.
"Aku hanya bermain dengan seorang pelacur murahan. Itu wajar bukan? Lagipula milikmu sudah tidak ketat dan tidak memuaskanku." ungkap Taemin menatap Stella dengan pandangan merendahkan. Terlihat Stella mendecak kesal lalu sekali lagi dia meraih lengan Taemin.
"Lalu kenapa kamu melakukannya didepan jalang itu?!"
Taemin balik menggenggam lengan Stella, sangat erat, sampai-sampai Stella berusaha menarik pergelangan tangannya yg terasa sakit.
"Tarik ucapanmu! Seulgi itu bukan jalang murahan sepertimu." geram Taemin kemudian memasuki mobil dan membantingnya. Garasi terbuka secara otomatis, dan Taemin melesat cepat pergi dari tempat itu. Moodnya kacau, dia rindu Seulgi."Bagaimana keadaanya?" tanya Jimin menatap Seulgi khawatir. Sesuai permintaan Seulgi. Jimin merebahkannya diranjang, tidak pergi ke rumah sakit. Jimin juga memutuskan untuk memanggil dokter langganan keluarganya kemari untuk mengurus Seulgi.
"Dia demam dan salah minum obat. Seharunya dia meminum obat penurun panas, tapi kenapa dia malah meminum obat pereda batuk. Untung saja dosis obat batuk yang dia minum tidak terlalu berbahaya." jelas dokter kemudian memberi beberapa botol berisi pil obat ke tangan Jimin.
"Ini harus dia minum 3 kali sehari, dia juga butuh istirahat. Untuk sekarang 'tahan' saja dulu untuk tidak melakukannya ok?" lanjutnya.Jimin mengangguk mengerti maksud ucapan sang dokter.
"Oke aku usahakan." jawab Jimin mengidikkan bahunya lalu melirik Seulgi sebentar.
"Oh benar. Dokter, apa kau memiliki gel pereda pegal?""Ada, sepertinya aku membawa gel tersebut di P3K, untuk apa?"
Jimin terkekeh saat mendapati wajah Seulgi yang memerah.
"Untuk pacarku, kasihan jika dia bangun saat pagi nanti dan merasa kesakitan disekujur tubuhnya." godanya.Wajah Seulgi semakin memerah, dia terus memejamkan matanya berpura-pura tidur lebih lama. Kalau bisa Seulgi lebih menginginkan dia tidak sengaja ketiduran.

KAMU SEDANG MEMBACA
NASTY || PJM X KSG (18+)
FanfictionSeulgi si beruang. Julukan yang sangat terkenal dan familiar di telinga semua orang. Perempuan yang konon 'jago' diranjang itu telah memasang perangkap. Park Jimin. Pria paling hot dan terkenal sebagai anak CEO tanpa sadar telah masuk kedalam pe...