Tujuhbelas

4.4K 385 53
                                    

"Akh!" pekik Seulgi memegangi perutnya, merintih menahan perih, itu membangunkan Jimin yang tertidur pada sofa.

Jimin memutuskan untuk tidak meninggalkannya sendirian akibat suhu badan Seulgi.

Alhasil sekarang dirinya menjaga Seulgi dikamar yang pasti bukan kamarnya.

"Kenapa?!" tanya Jimin panik langsung menghampiri Seulgi sambil mengumpulkan nyawanya yang masih tertinggal di alam sana.

"Perutku sakit sekali!" rintih Seulgi menekan-nekan perutnya.

"Bagian mana yang sakit?!" Jimin meraba perut itu. Dia malah mendapati otot-otot abs Seulgi.

Seulgi meringkuk menahan perutnya yang semakin sakit.
"Sepertinya aku akan menstruasi." gumamnya, namun Jimin tidak mendengar. Dia terlalu panik.

"Tahan sebentar, kita ke rumah sakit sekarang." Jimin hendak mengambil kunci mobil dikamarnya. Seulgi dengan sigap menahan lengan itu.

"Jangan!" balasnya tanpa menatap Jimin.

"Kenapa kamu selalu menolak untuk dibawakan ke rumah sakit?" tanya Jimin heran. Seulgi tidak menjawab, dia masih setia meringkuk menahan sakit pada perutnya.
"Kapan kamu terakhir buang air besar?"

Seulgi terdiam.

Benar juga. Kapan terakhir dia buang air besar?
"Satu minggu yang lalu, mungkin?" Seulgi sendiri tidak yakin.

"HA?! Astaga! Pergi buang air sana! Sekarang!" Jimin membentaknya.

"Aku tidak bisa!" bentak Seulgi balik.

"Paksakan!"

"Tapi aku merasa tidak mau buang air besar!"

Jimin menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghempaskannya kasar.
"Baiklah, minum air putih dulu yang banyak ya."

Jimin meninggalkan Seulgi sendirian dikamar, berniat mengambil segelas air putih.

Seulgi menekan perutnya pelan. Ini seperti sembelit bercampur magh. Perih sekali.

Kepalanya juga terasa pening karena pusing. Seulgi bahkan sampai berpikir.

Apa dia akan segera bertemu ajal?

Jimin kembali, dia tidak membawa segelas air, dia malah membawa satu buah galon air. Dia menyimpan galon tersebut tepat disebelah Seulgi. Jimin melakukan ini supaya Seulgi tidak perlu capek-capek pergi ke dapur.

"Setelah ini beristirahatlah. Pagi nanti usahakan untuk membuang semua kotoranmu yang menumpuk." saran Jimin menarik selimut, memberikannya pada Seulgi.

"Aku tidak bisa tidur..." Seulgi terlihat sudah tidak kesakitan seperti sebelumnya. Tapi dia tiba-tiba terisak. Itu membuat Jimin semakin bingung.

Perasaan Seulgi benar-benar kacau. Emosinya sangat tidak karuan.

Mungkin memang benar gadis ini sedang PMS.

"Aku akan menemanimu." senyum Jimin menghempaskan tubuhnya disebelah Seulgi.

Seulgi menarik selimut, merapatkan pada tubuhnya. Padahal AC ruangan tidak dinyalakan sama sekali. Tapi dia kedinginan.

Jimin terkekeh. Seulgi sangat menggemaskan.

Saat sakit seperti ini, Seulgi terlihat begitu rapuh, Jimin jadi merasa ingin menjaga dia lebih dari sebelumnya.

"Kamu kedinginan? Kemarilah." Jimin merentangkan kedua tangannya lebar-lebar. Tanpa ragu Seulgi menghampiri Jimin kemudian memeluknya, menenggelamkan kepalanya pada dada bidang tersebut.

NASTY || PJM X KSG (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang