Duapuluh Tiga

3.2K 331 5
                                    

Ambulan dalam perjalanan disaat sela-sela cuaca mulai mengganas.

Hujan begitu lebat. Seolah menyapu semua kejadian gila ini.

Jimin meraih payung yang telah disodorkan oleh sahabatnya, Namjoon. Entah dari mana dia sudah menghampiri mereka lengkap dengan setelan jas hujan dan membawa banyak sekali berbagai jenis payung.

Karena Seulgi itu sedikit keras kepala, dia bilang, dia tidak mau memakai jas hujan atau hanya sekedar memegangi payung.

Dengan terpaksa Jimin memakaikan jas hujan untuknya kemudian memaksanya untuk membawa payung hingga pada akhirnya Seulgi menyerah karena Jimin mengancamnya akan berbuat 'kasar' ditempat seperti ini.

Seulgi berniat berlari menghampiri Taemin disana. Tapi Jimin memarahinya. Dia menyuruh Seulgi untuk berjalan, lagi-lagi Seulgi terpaksa menurutinya.

Meski hujan semakin deras. Air matanya tidak dapat ia sembunyikan.

Orang yang pernah mengisi hatinya itu sedang terkapar tidak berdaya dihadapannya.

"Taemin! Maafkan aku!" isak Seulgi terus duduk tepat disebelah Taemin, menunggu ambulan datang.

Disampingnya, Paniel. Dia adalah satu-satunya orang yang merasa begitu hampa. Tentu saja dia merasa seperti itu.

Paniel adalah sahabat Taemin sedari kecil. Jelas sekali dia merasa hampa dan ketakutan luar biasa.

Lihatlah darah yang terus mengalir bebas dipermukaan tanah. Bau hanyir bertebaran menyatu dengan bau tanah yang terkena hujan.

"Kenapa kita tidak langsung membawanya ke rumah sakit?!" teriak Seulgi bertanya pada Paniel.

"Ambulan itu akan langsung merawat Taemin ditempat, tanpa membuatnya lebih terluka." karena Paniel lebih takut jika dia membuat kesalahan disaat memberi pertolongan pertama pada sahabatnya itu. Meski begitu, Paniel berusaha bersikap bahwa dia baik-baik saja supaya Seulgi tidak semakin khawatir.

"Seul.... Gi...." seru Taemin berusaha menggapai wanita itu.

Seulgi menyadarinya langsung berhamburan menghampiri Taemin. Paniel juga, dia dengan setia disamping sahabatnya itu.

"Tidak! Jangan berbicara! Kamu harus terus tenang Taemin!" tangis Seulgi memohon.

Jimin dari kejauhan hanya menatap sosok itu. Dia tahu ini pasti sangat berat bagi Seulgi. Karena itu Jimin membiarkannya.

Untuk kali ini, Jimin akan membiarkan Seulgi bersama Taemin. Meski jantungnya terus ditusuk-tusuk seperti yang ia rasakan sekarang.

"Ma....af.... Aku... Membuat....mu.... Terluka...." suara Taemin begitu serak.

"Diam! Aku bilang jangan bersuara!" bentak Seulgi frustasi.

"Seulgi, hati-hati. Jangan terlalu banyak berfikir. Itu tidak baik 'untuknya'." gumam Taemin lancar lalu tersenyum lembut. Pandangannya tiba-tiba mulai memburam, Taemin sudah sangat kelelahan menahan semua rasa sakit ini.

Seulgi menangis meraung-raung. Dia memohon sangat pada orang sekarat dihadapannya ini untuk diam! Hanya diam!

"Kamu harus bertahan idiot!" maki Seulgi menggenggam tiap ruas jari Taemin.

"Ambulan datang! Bawa Taemin sekarang!" Paniel langsung menghampiri ambulan dan menarik salah satu dokter disana agar cepat merawat Taemin.

Seulgi masih setia berada disebelah Taemin. Bahkan disaat tubuh itu akan dibawa masuk kedalam ambulan, Seulgi terus mengikutinya.

Jimin menatap sosok itu menjauh. Rasanya seperti Seulgi akan pergi sekali lagi.

Dia hanya bisa menenggakkan salivanya dengan cemas.

NASTY || PJM X KSG (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang