30. Akhir

4.5K 360 16
                                    

Itu... Suara Jeffrey?

"Ya gue gangerti kalo aslinya dia cantik. Lah di sekolah dia cupu gitu nyet."

Aku langsung buka pintu ruang rawat dan masuk sama Allen. Terlihat wajah panik dari ketujuh lelaki yang sekarang ada di depanku.

"Ini ada titipan dari, Bunda," kataku.

"Mbak..." Jeffrey berusaha bangun dari tempat tidurnya dan jalan deketin aku. "Mbak barusan dateng?"

"Enggak, udah lama kok. Cukup lama untuk dengar semua yang kalian omongin."

"Aku bisa jelasin."

Dia berusaha pegang tanganku tapi aku tepis.

"Kan udah menang, jadi gak usah sok perhatian," gak kerasa air mataku ngalir gitu aja.

"Ale, dengerin aku dulu..."

"DENGERIN APA? BELUM PUAS UDAH JADIIN AKU BARANG TARUHAN. IYA?!"

"Aku gak maksud gitu, Le. Please listen to me, okay?"

"WHAT? ARE YOU FUCKING KIDDING ME? KAMU UDAH BIKIN AKU JADI BARANG TARUHAN DAN AKU HARUS DENGERIN KAMU SEKARANG. KAMU TAU? KAMU ITU KETERLALUAN!!"

Sekali lagi aku teriak di depan Jeffrey. Aku udah gak bisa bendung air mataku lagi.

"Ale, aku sayang sama kamu. Aku..."

"MAKAN TUH SAYANG. AKU GAK BUTUH."

Aku beralih ke temen-temen Jeffrey yang lagi merhatiin aku sekarang.

"KALIAN SAMPAH! DAN KAMU KETUA OSIS, KON NGERTI A LEK KON GOBLOK?! HARUSNYA SEKOLAH MALU PUNYA MURID KAYAK KAMU!"

Aku nunjuk si ketos yang sedang duduk di deket jendela.

"JANCOK! KON NGOMONG OPO?!"

Nanda berusaha nyamperin aku sebelum ditahan sama temennya.

"Sabar, Nda. Dia cewek," kata temennya.

"Eh jangan mentang-mentang lo cewek lo bisa hina temen gue ya," kali ini temennya yang lain dorong pundakku.

"Eh lo gausah kasar ke cewek dong," Allen bales dorong cowok itu.

Aku berusaha untuk menahan Allen yang dari tadi udah geregetan denger pembicaraan Jeffrey dan temen-temennya.

"Kita pergi aja, Len, gak penting ngurusin manusia gak guna kayak mereka."

Aku tarik tangan Allen dan jalan keluar dari ruangan itu.

"Le, kita harus bicara. Aku mau jelasin sesuatu."

"Apa lagi yang mau kamu bicarain?"

Aku nangis sejadi-jadinya. Jeffrey berusaha raih tanganku lagi sebelum dicegah sama Allen.

"Dianya udah gak mau, lo gausah maksa," kata Allen.

"Lo gausah ikut campur urusan orang Njing," Jeffrey ngomong gitu sambil nunjuk Allen.

"Kita pergi aja, Len," aku ngajak Allen pergi dari rumah sakit.

[✔] TaruhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang