(Bonchap) Jeffrey Galau

3.3K 320 5
                                    

Kalau lo semua pada bilang gue bisa move on dari Ale, lo salah besar, Guys! Gue gapernah sedetik pun berhenti memikirkan cewek yang gue sayangin.

Dia satu-satunya cewek yang bisa bikin gue nyaman. Tapi, ternyata gue malah nyakitin dia dengan taruhan sialan itu.

Gue gamon segamon-gamonnya orang idup. Apalagi waktu gue ketemu dia bareng pacarnya yang tak lain dan tak bukan itu Allen, cowok yang pernah nyerempet gue.

Marah? Gue gak berhak buat marah. Gue udah bukan siapa-siapa Ale sekarang dan gue sadar akan hal itu.

Ale bahkan masih dendam ke gue karena gue jadiin dia barang taruhan gue sama temen-temen gue.

Yang bisa gue lakuin sekarang cuma merenung dan meratapi nasib gue, kebodohan gue yang gak bisa pertahanin orang yang gue sayang.

●●●

"Jeff, ke kantor BEM Teknik gih. Anterin surat," kata Mas Daniel, ketua BEM gue.

"Sendirian?"

"Elah cemen banget sih lo. Anter surat doang, Njir."

"Ya biar ada temen ngobrol di jalan Mas."

Aslinya gue takut beneran soalnya kemaren sempet ada masalah gitu antara fakultas gue sama fakultas teknik.

"Lo ajak Eve noh. Nganggur anaknya," kata Mas Daniel sambil nunjuk cewek yang bernama Evelyn.

"Apa lo manggil-manggil gue, Niel?" Tanya cewek yang merasa namanya dipanggil oleh sang ketua BEM.

"Anterin Jeffrey ke teknik dong," katanya.

"Ahh kayak anak kecil aja. Udah ayo buruan," si cewek itu langsung pakai blazer yang dia gantungin di kursi yang dia pake buat duduk lalu ngaca sebentar.

"Okay sip."

●●●

Gue dan Mbak Eve udah di depan BEM Teknik. Gue celingak-celinguk di sana. BEM-nya sepi amat bor. Gak salah nih?

"Selamat siang," kata Mbak Eve.

"Sebentar," seseorang muncul dari dalam ruangan kecil yang ada di sudut BEM.

Dan itu adalah sosok yang paling gue kangenin saat ini.
















Itu Ale.
















"Ada yang bisa dibantu Mbak, Mas?" Kata Ale ramah.

"Jeff, ngomong," Mbak Eve nyikut lengan gue yang masih cengo liat Ale.

"Eh... Anu... Gini Le, eh Mbak. Saya dari tadi... Ehmm..."

ANJING

KENAPA GUE MALAH NERVOUS GINI FAK

"Jadi gini Mbak. Kami dari Fakultas Ilmu Administrasi ingin nganter surat ijin publikasi. Fakultas kami ingin ngadain lomba fotografi dalam rangka memperingati hari jadi fakultas kami," jelas Mbak Eve panjang lebar.

"Oh gitu. Boleh Mbak. Silakan masuk dulu," kata Ale lalu jalan ke dalam ruangan lagi. Saat ia keluar dari sana, ia membawa sebuah buku besar. "Tolong isi data dulu ya Mbak."

Mbak Eve nyenggol gue lagi. Gue menuliskan nama gue dan keperluan gue di BEM itu lalu nyerahin surat ijin publikasi beserta dengan poster lombanya.

Ale menerima surat dari gue tanpa ngeliat gue sama sekali.

SEGITU BENCINYA KAH LO KE GUE, LE?😢😢😢

"Ada lagi yang bisa dibantu, Mbak, Mas?" Tanyanya lagi.

"Kita perlu bicara."

●●●

Aku ngajak Ale duduk di Kafetaria deket BEM Teknik. Aku pesenin dia jus stroberi, semoga dia masih suka.

"Cepet ngomong, habis ini aku kelas," katanya.

"Le, aku mau-"

"Aku senior. Jaga ucapan kamu!"

Aduh dimarahin😞

"Mbak, aku minta maaf buat yang kemarin. Aku bener-bener..."

"Iya udah aku maafin. Udah kan? Aku mau kelas," Ale beranjak dari tempat duduknya tapi buru-buru gue tahan lengannya.

"Please, dengerin cerita gue dulu."

"Kan barusan udah cerita. Terus apa?"

"Emang awalnya gue cuma jadiin lo taruhan, tapi lama-lama gue beneran sayang sama lo. Apa lo gak mau kasih gue kesempatan kedua?"

Dia memutar mata malas dan menghembuskan nafas panjangnya. Dia lepasin tangan gue perlahan.

"Sorry, aku gabisa. Aku udah punya Allen," jawabnya singkat.

"Tapi gue serius."

"Aku dua rius. Terus kamu mau apa?"

"Le..."

"Aku senior di sini. Kamu jangan seenaknya ya!" Ale langsung pergi.

Gue baru aja mau ngejar dia tapi dihadang sama cowok yang entah darimana datengnya.

"Dia udah bilang gamau, lo ngapain sih ngejar dia?" Katanya sambil nahan gue.

"Gue perlu bicara sama dia."

"Dianya gamau ya jangan dipaksa dong bro."

"Dirga, udah lah jangan urusin dia," Ale dateng lagi buat narik temennya yang mau nonjok gue.

"Lo pergi sebelum gue nonjok muka lo."

Dari pada masuk masalah lagi, gue akhirnya memilih untuk pergi dari tempat itu.

●●●

Nyesek gak sih kalau kalian jadi Jeffrey? Udah kadung sayang ternyata ditinggalin
😢😢😢

Well cerita ini berdasarkan pengalaman pribadi dengan sedikit perubahan untuk kebutuhan cerita.


Have a good day, Guys

[✔] TaruhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang