22. Ketemu

2.5K 340 11
                                    

Hari ini aku dateng ke sekolah karena harus ambil ijazah. Aku udah ada di kantin sama Ochi yang lagi pewe nyeruput pop ice-nya.

Selain itu, aku juga mau ketemu Jeffrey sebenernya.

Aku harus tanya kenapa dia gak pernah chat aku setelah nonton waktu itu.

"Lo kenapa deh? Dari tadi celingak celinguk kayak anak ayam ilang," kata Ochi.

"Ya? Gak kok gapapa."

"Bohong. Lo nyari gebetan lo kan? Ngaku lo," kata Putra sambil bawa semangkok mie ayam.

"Gebetan apaan sih? Kepo ya kalian."

"Lo sama Jeffrey udah official belum?" Tanya Ochi.

"Belum."

"Lo kalo official bilang-bilang ya. Gue minta PJ." Kata Putra.

"Apaan sih? Kita gak ada apa-apa."

"Tapi lo suka sama Jeffrey kan?" Desak Ochi.

BLUSH

"Tuh kan. Udah deh jangan nyangkal lagi. Pipi lo gak bisa bohong, Le." Putra nyubit pipiku bentar.

Aku diem aja gak mau komentar. Takut makin dibully.

"Eh, noh si Jeffrey di lapangan." Kata Ochi.

"Mana? Mana?"

"Yeh si cabe, giliran gebetannya nongol lo semangat," kata Putra sambil makan mie ayamnya.

"Biarin. Sirik aja. Dasar jomblo."

"Halah lo juga masih ngegantung sama Jeffrey." Ochi kalau ngomong suka bener.

"Mampus."

Syalan si Putra.

"Eh aku kesana bentar ya," aku langsung ambil tas lalu ke Jeffrey yang lagi duduk habis main basket.

"Le, katanya lo mau traktir gue. Eh gue gabawa dompet tay." Teriak Ochi yang tentu saja gak aku dengerin.

●●●

Aku udah duduk di tribun yang ada di pojokan lapangan belakang sekolah. Cukup sepi, anak-anak lagi main basket agak jauh dari tempat kita sekarang jadi kemungkinan besar mereka gak tau apa yang lagi kita omongin.

"Mbak mau ngomong apa?"

"Enggak, aku khawatir aja sama kamu. Soalnya udah beberapa hari ini kamu gak chat aku," kataku jujur.

"Oh iya, sorry banget. Hapeku itu baru kecemplung di laut pas aku main di pantai kemarin jadi sekarang belum nyala," jelasnya.

"Terus sekarang kamu kalau mau hubungan sama yang lain gimana?"

"Aku cuma bisa telpon dan sms doang pake hapeku yang sekarang. Itupun nomornya ganti. Maafin ya, Mbak."

"Ahh gapapa."

Tiba-tiba dia ulurin tangannya. Aku natap dia heran.

"Hape."

"Buat?"

"Aku ketikin nomorku."

Aku kasihin hapeku ke Jeffrey. Dia ketik-ketik nomornya di hapeku terus disimpen.

"Aku udah nyimpen nomor mbak. Nanti malam kalau ada waktu aku telpon."

"Oke."

●●●


LINE

Arjuna Nareshwara
Add | Block

[✔] TaruhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang