7. Ke Kampus Mas Alex

3.5K 471 4
                                    

Aku lagi baca novel di kamar sambil dengerin lagu lewat earphone. Hari Jumat ini aku libur karena lagi minggu tenang sebelum akhirnya aku ngikutin UAS yang mulai diadakan Senin besok.

Jelas aku manfaatin waktu ini untuk refreshing. Enggak full untuk refreshing sih, siang aku baca novel, malamnya aku belajar lagi. Aku lebih konsen belajar kalau malam soalnya.

Gak lama kemudian ada WA dari Mas Alex.


Gak lama kemudian ada WA dari Mas Alex

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku tutup bukuku lalu kusimpan lagi benda itu di raknya. Selanjutnya jelas aku ganti baju dulu. Aku pasti jadi bahan tertawaan kalau ke kampus Kak Alex pake celana butut dan kaos oblong yang warnanya udah memudar kaya gini.

Rok selutut dan blouse warna pastel jadi pilihanku kali ini. Aku pakai mobil Bunda buat ke kampusnya Mas Alex. Setelah masukin tabung gambarnya ke jok depan samping kursi pengemudi, aku langsung melesat ke gedung Fakultas Teknik di kampusnya Mas Alex.

●●●

Gak perlu waktu lama, aku udah ada di kampusnya Mas Alex. Aku lumayan jadi objek pemandangan mas-mas yang ada di sana karena aku cewek dan pake rok. Kata Mas Alex, di teknik itu ceweknya jarang, apalagi pakai rok. Jadi mungkin aku dikira spesies langka.

"Ale?"

Suara berat yang khas bisa kudengar dari arah belakangku.

"Eh iya bener. Ale!"

Seru seseorang itu lalu ia berlari kecil menuju ke arahku.

"Kamu ngapain kesini Dek?" Kata Mas Chandra sambil benerin tatanan rambutnya yang sedikit berantakan gegara lari tadi.

Herannya kok ya Mas Chandra masih sempet gitu.

"Eh Mas Chan. Ini Mas, aku mau anter drawing tube punya Mas Alex. Mas tau dia dimana?"

"Oh dia di kantin. Ini aku mau kesana. Mau bareng?"

"Boleh Mas."

Jadilah aku jalan berdua sama Mas Chandra. Dan jangan lupakan tatapan membunuh dari semua cewek kelabang yang liatin kita berdua. Seakan mereka mau nerkam dam jambak-jambak aku. Si Mas Chandra mah santai ae malah kadang suka elus rambut aku dari belakang.

"Wih wih wih... Gandengan baru Chan. Kenalan boleh nih."

Kata seseorang yang wajahnya lucu, nyenengin. Aku aja suka liatin masnya. Nah loh?

"Cewek baru gue, Ale."

Enteng banget mulutnya. Mau ngumpat tapi kok ya temen abang sendiri.

"Ale."

Aku ulurin tanganku ke mas tadi. Dia nerima dengan senang hati.

"Tian," katanya ramah.

"Oh iya mas, aku bukan pacarnya Mas Chandra."

Orang yang namanya Tian tadi langsung terkekeh denger pernyataanku gitu.

"Mampus gak diakui pacar," katanya sambil terus terkekeh.

"Dek, bohong dikit napa."

"Ihh orang emang bukan pacarnya Mas Chan kok."

"Ahh iya iya. Kita duluan ye, Yan. Ayo beb."

Aku nyubit pinggang Mas Chandra diikuti cengirannya yang nunjukin sederet gigi putih nan rapi.

●●●

Aku udah berada di kantin bersama Mas Alex dan teman-temannya. Katanya aku gaboleh pulang dulu, mau ditraktir karena udah bawain drawing tubenya kakak. Tadinya kupikir bakal dibeliin di warung mie ayam langganan di deket rumah, ternyata Mas Alex mau beliin di kantin kampus.

"Aku mau mie ayam bakso deh," kataku.

"Kuahnya agak banyak, pentol baksonya 3," kata Mas Alex.

"Sip, love you, Mas."

Mas Alex pergi ke abang tukang mie sementara aku duduk bersama dengan teman-temannya.

"Kamu kok berani banget kesini pake rok, Le," kata Mas Salman.

"Emang kenapa, Mas?"

"Di sini itu banyak pria buas. Liat yang cantik dikit udah diuber. Mas kuatir kamu diapa-apain."

"Lah beneran, Mas?"

"Jangan dengerin dia, Dek. Cowok teknik baik-baik kok. Contohnya aku," kata Mas Kai.

"Jangan percaya Khairul, dia tukang php," kata Mas Andi tanpa mengalihkan pandangannya dari bukunya.

"Eh, lo apain adek gue?" Kata Mas Alex sambil bawain semangkuk mie ayam bakso dan segelas jus.

"Kak, itu..."

"Jus stroberi gak pake es batu, gulanya sesendok makan."

"Alhamdulillah inget."

"Udah jalan sama kamu bertahun-tahun ya kali aku gak hafal, Dek."

"Orang yang gak kenal kalian pasti bakal ngira kalian pacaran," kata Mas Juna.

"Udah kebal gue sama Ale kalau itu mah."

Aku masih sibuk melahap mie ayam bakso di kantin.

"Mas gak makan?" Tanyaku pada teman-teman Mas Alex.

"Kamu aja. Kita udah makan kok."

"Ya udah," aku lanjut makan lagi.

"Kak, perpusnya dimana? Adek boleh kesana?"

"Heh ngapain?"

"Pengen liat-liat."

"Anjay, Lex, adek lo rajin. Kok gak kayak elo ya?" Kata Kak Salman.

"Bacot Salman."

"Eh Kak Alex."

"Eh iya maaf."

"Sumpah kalian kayak orang pacaran."

"Masih ae dibahas Khairul."

"Oh iya Le, kamu satu sekolah sama Jeffrey ya?" Tanya Mas Juna tiba-tiba.

Lah kok tau?

"Eh iya Kak. Kami satu sekolah."

"Mau salam ke Jeffrey gak?"

Aku membulatkan mata sambil kedip beberapa kali.

"Kemarin chatting di fb kan?"

Mampus kegep!

"Ehehehe iya Kak."

"Kalau mau main ke rumah, kamu bilang aja, Dek. Nanti aku bilangin Jeffrey."

Apa ini artinya aku direstuin sama adeknya?

BLUSH

"Ciye kesenengan ciyeee..." mas Chandra.

"Mas Chandra apaan sih."

Bodo amat mukaku merah.
Duh Gusti, tolongin aku.

To be continuedー

[✔] TaruhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang