67. Look, Up in the Sky!

1.8K 139 0
                                    


Ketika aku tumbuh dewasa, terkadang aku berpura-pura menjadi superhero sesekali. Hey, bukankah dulu setiap anak begitu? Sangat menyenangkan melamun saat tanpa sengaja mendapatkan kekuatan supermu, kemudian membayangkan dirimu terbang dan mengadu badan dengan peluru saat sedang meninju orang-orang jahat. Sayangnya, ketika hal itu benar-benar terjadi kepadaku, kekuatanku tidak berasal dari sengatan radioaktif, kecelakaan di laboratorium, ataupun gen mutan.

Tidak, itu berasal dari jubah. Dari sebuah jubah.

Jubah itu jatuh dari langit bersama dengan sebuah meteor. Meski tidak mendekati skala pembunuh dinosaurus, meteor itu masih tergolong besar, dan bahkan setelah menabrak padang pasir, hal itu tentu sangat mengejutkan. Timku pergi untuk menyelidiki tempat kejadian, dan kami baru saja mulai melakukan pengukuran awal sesaat sebelum meteorit tersebut hancur terbelah seperti telur. Di bagian tengahnya ada semacam secarik kain.

Aku tidak bisa menjelaskan mengapa aku mencoba untuk menyentuhnya. Aku merasa kain itu memanggilku. Saat mengulurkan tanganku yang berbalut sarung tangan, suara di sekitarku memudar, dan seruan peringatan dari timku menjadi tidak terdengar, layaknya suara yang terdengar di bawah air.

Lalu kain itu menerkamku. Dalam sekejap, kain itu melingkar di pergelangan tanganku dan menusuk baju pelindungku, dan aku merasa waktu sepertinya berhenti saat kain itu akhirnya menyentuh kulitku yang telanjang. Aku merasa kain itu menyerap memori kenanganku, menyerap apapun yang ia temukan di otakku. Lalu kain itu meluncur menyelimuti lenganku, menyusup ke punggungku, dan menancapkan dirinya ke pundakku.

Pada saat itu, aku menjadi superhero nyata pertama di dunia.

Hasilnya cukup bagus sejauh ini. Aku telah menghentikan ribuan penjahat dan menyelamatkan banyak nyawa. Aku menangani bencana alam, lalu menghentikan teroris serta panglima perang dan diktator yang jahat. Kekuatan jubah itu tidak terbatas. Tidak ada yang bisa menghentikanku sekarang.

Tapi selama ini, jubah itulah yang telah membimbing tindakanku. Melalui ikatan kami, aku mempelajari bahwa jubah itu diciptakan miliaran tahun yang lalu oleh alien yang berharap bisa menyebarkan kedamaian di seluruh galaksi, dan bersama denganku sebagai alatnya, jubah itu telah melaksanakan tugasnya hingga sampai di bumi.

Masalahnya, jubah itu menjadi semakin gelisah. Karena tujuan utamanya adalah menciptakan perdamaian, dan sekarang perdamaian telah datang, satu-satunya pilihannya sekarang adalah untuk memperluas definisi perdamaiannya.

Misalnya, orang-orang kota saat ini membuat sebuah parade untukku. Tapi jubah itu mengira suara mereka tidak damai. Akupun menenangkan mereka agar diam. Dan gadis kecil yang melempar confetti? Gadis itu membuang sampah sembarangan. Mengotori lingkungan adalah kejahatan. Rasa lapar jubah itu kian parah, hingga jubah itu menuntutku membelah gadis itu menjadi beberapa bagian dengan penglihatan panasku.

Setiap hari semakin sulit menahan dorongan dari jubah itu. Aku akan menghancurkan benda terkutuk itu jika bisa, tapi aku tidak bisa. Jubah itu tidak mengizinkanku. Yang bisa aku lakukan hanyalah tersenyum dan melambai, sementara di dalam aku sedang berpikir keras tentang meteor yang membawa jubah itu ke bumi.

Jubah itu mencegahku untuk memberitahu siapa pun, tapi aku tahu yang sebenarnya.

Hanya potongan meteor itulah yang tersisa dari dunia terakhir yang dikunjungi oleh jubah itu.
***

Little CreepyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang