Ketika istriku hamil, aku sangat terkejut sekaligus bahagia. Kami baru saja menikah, bahkan belum berencana memiliki anak. Namun segalanya berjalan begitu cepat. Pada minggu ke-20, kami pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kandungannya.
"Aku harap bayi perempuan." katanya.
"Aku tak keberatan laki-laki atau perempuan. Setiap anak adalah keajaiban." kataku.
Kami menunggu di kantor dokter untuk melakukan scan.
Sang dokter mengoleskan gel ke atas perut istriku. Ia menekan sensor dan mulai mencari.
"Selamat," katanya, "Kalian akan memiliki anak laki-laki."
"Apa kau dengar itu sayang?" kebahagiaanku melupap.
Ia tersenyum balik ke arahku.
Sepulang dari kantor, istriku terdiam. Hari berikutnya, aku mendapat telepon dari istriku saat sedang berada di kantor.
"A ... ada yang salah dengan kandunganku ... kumohon, cepatlah pulang ..."
Aku segera meminta izin pada bosku dan bergegas pulang.
Ketika aku tiba, aku segera berteriak mencarinya. Ada jejak darah di lantai, menuju ke toilet. Akupun mencarinya dan melihat istriku di depan kloset, muntah-muntah.
"Maafkan aku, Sayang ..." ia menangis, "Maafkan aku ...
Aku segera sadar apa yang telah terjadi.
"Bayinya keguguran ..."
Akupun duduk di sampingnya dan ikut menangis bersamanya.
***
Semenjak saat itu aku berusaha menghiburnya. Ia tampak sedih, namun aku terus mengatakan bahwa ini bukan kesalahannya.
"Apa ada yang bisa kulakukan untuk menghiburmu?" tanyaku.
"Apa boleh aku minta sepatu baru?"
"Sepatu baru?" aku keheranan.
"Ya, sepatu baru selalu membuatku gembira. Kau ingat sepatu yang kuinginkan terakhir kali kita berjalan-jalan di mall?"
Aku mengangguk dan segera membelikannya untuk istriku.
"Sepatu ini amat cantik." akhirnya ia terlihat bahagia. "Apa kau bisa menaruhnya di rak?"
"Tentu, tapi apa kau tak mau mencobanya dulu?"
"Tidak sekarang. Aku sedang tak enak badan."
Aku membuka lemari. Koleksi sepatunya sudah memenuhi rak. Aku menaruh sepatu baru itu di rak paling bawah.
"Bagaimana dengan kotak sepatunya?' tanyaku, "Apa harus kubuang?"
"Jangan! Tolong simpan saja!"
"Oke!" aku meninggalkan ruangan dan menuju ke gudang untuk menyimpan kotak sepatu itu. Aku melihat tumpukan kotak sepatu dan segera menaruhnya di atas. Namun sesuatu menarik perhatianku. Aku mengamati kotak itu. Masing-masing dilabeli degan spidol dengan nama dan tanggal di atasnya.
Adam 12/01/16. John 03/05/15. Mike ...
Semuanya adalah nama laki-laki. Dengan gugup aku mengangkat salah satu.
Berat.
Bahkan tanpa membukanya, aku sudah tahu apa isinya.
Aku rasa dia benar-benar menginginkan anak perempuan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Creepy
HorrorBeberapa cerita Creepypasta untuk di baca... Kuharap kalian tidak mendengar ketukan di jendela saat sedang membaca cerita ini... Source : Google