1.4

1.6K 211 23
                                    

Darah segar mengalir deras dari kepala seorang cewek yang dikenal sebagai Oh Dayoung.

"Dayouuunggg!!!!"

Arin langsung lari berhambur kearah sosok Dayoung, sahabatnya yang udah tergeletak tak bernyawa di lantai kamar mandi.

Gak beda dari Arin, Woojin juga langsung berhambur ke sosok Dayoung dan juga Arin.

"Maafin gua yang gak bisa jaga lu, Young." Isak Arin sambil meluk sahabat dekatnya itu.

Rasa bersalahnya yang sangat amat. Mengingat gimana dia ngikutin kata Dayoung dan jadilah sahabatnya itu ke kamar mandi sendiri dan berakhir seperti ini.

"Dayoung.." lirih Woojin sambil megang tangan Dayoung yang udah dingin itu.

"Ada apa la-- astaga Dayoouuung!!!!"

---

Dalam sehari, 2 sahabat mereka tewas dengan akibat yang bisa masuk di akal tapi sebenernya gak.

Bunuh diri

Kepeleset

Sebenernya, bisa aja dua alesan itu masuk di akal. Tapi, bisa juga gak.
Rocky bunuh diri dengan keadaan dia lagi kesurupan.
Dayoung jatuh dengan darah yang banyaknya gak main.

"Kalo ini bakal nimpa kita semua. Sumpah, gua gak mau mati kayak gini. Gak logis tau gak?"

Kangmin udah mulai frustasi, udah lebih dari 2 sahabatnya mati, dan gak nutup kemungkinan dia juga bakal mati dengan cara yang mungkin sama tragisnya atau bahkan lebih.

"Jangan ada yang pulang dari villa ini."

Ucapan Dino tiba-tiba nyelonong masuk di tengah kesepian di antara kesembilan sahabat itu.

"Lah? Apa-apaan lu, Din? Mau buat kita semua mati?!" Protes Kangmin yang daritadu emang udah ngebet banget pengen keluar dari villa ini.

"Gak gitu, Min. Gua rasa, kita juga gak boleh ninggalin villa ini sebelum hari sewanya selesai."

Oke

Apa?!
3 hari lagi mereka harus di sini. Dan gak menutup kemungkinan dalam waktu tiga hari itu, mereka semua udah tinggal nama.

"3 hari?! Din, lu kalo ngomong suka asal jeplak ya."

Kali ini Mark yang berteriak. Di dalam otaknya dia masih punya pikiran, Woojin lah dalang dari semua ini.

Dan dia juga gak mau, satu rumah sama pembunuh yang bisa jadi bakal bunuh dia dan sahabatnya yang lain.

Cara satu-satunya adalah dia harus bunuh Woojin dan ngungkapin yang sebenernya.
Tapi, cowok asal Busan itu sahabat baiknya dan dia juga gak akan tega bunuh sahabatnya sendiri.

"Udah, ikutin aja dulu dah!"

"Iya, bener kata Jihoon."

Lagi, Dino ngeliatin temen-temennya dengan tatapan yakin bahwa mereka pasti bakal selamat.

"Tetep jaga satu sama lain, dan jangan pernah ngelangkah satu meter pun buat pulang dari villa ini."

---

Malem pun tiba, suasana masih acak adut. Belum ada yang bisa mikir jernih.

Kangmin sendiri rasanya udah muak dan pengen ngebantah semua kata-kata Dino dengan pulang ke Seoul.

Baru aja, dia ngerapiin baju-bajunya.
Sebuah tangan halus yang sudah pasti ia kenal pemiliknya menahan gerakannya buat beresin barang-barangnya.

"Kalo kamu pergi, berarti kamu gak percaya sama aku."

Ancaman dari cewek ini lah kelemahan terbesarnya

Never ♤ 99 LinerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang