Irene terdiam di dalam kamar rawatnya, Ia duduk di atas tempat tidurnya dan menatap keluar jendela. Ia merasa sangat tidak nyaman jika harus berlama-lama di rumah sakit, Ia ingin kembali ke rumah. Disela-sela lamunannya itu, Ia kembali teringat perkataan Joshua yang menolak keberadaannya saat ini. Selama ini pikirannya tidak pernah sampai kepada penolakan Joshua jika suatu hal buruk terjadi pada dirinya, meskipun Ia sudah memahami sikap Joshua yang egois dan memaksanya untuk selalu mengerti keadaan.
" Aku lelah! Bisakah kau tidak menganggu ku! "
" Apa yang membuat mu lelah? Jelaskan pada ku. "
" Aku lelah jika harus berjuang untuk mu. "
" Josh ? "
" Pahami diri ku sejenak, Irene. Aku sedang lelah. "
Pertengkaran yang terjadi antar keduanya tidak bisa dihitung jari, bahkan masalah kecil pun bisa dijadikan sebuah masalah besar oleh Joshua. Meskipun begitu Irene yakin jika Joshua bisa berubah, Ia selalu bersabar menghadapi Joshua dan keberadaannya di samping Joshua bisa dikatakan hampir disetiap saat. Perlu diakui bahwa perjuangan Irene sangatlah besar untuk rasa cintanya pada Joshua.
Lamunan Irene terpecahkan dengan suara pintu kamar rawatnya, Ia melihat ke arah pintu dan mendapati Samuel membawa beberapa makanan. Irene memperhatikan langkah kaki Samuel yang semakin mendekat ke arahnya.
" Apakah kau lapar ? ", tanya Samuel.
" Ugh...", gumam Irene.
" Aku membawakan sup untuk mu. ", ucap Samuel.
Irene terdiam dan memperhatikan Samuel yang langsung menyiapkan sup untuknya. Diam-diam Irene memperhatikan wajah Samuel, entah mengapa Ia merasa ada sesuatu yang berbeda dari Samuel.
" Sudah siap. ", ucap Samuel sambil memberikan sup untuk Irene.
Perlahan Irene mengambil sup itu dan Ia mulai mencoba untuk memakannya. Samuel tersenyum dan Ia duduk di samping tempat tidur Irene. Ia memperhatikan Irene dalam diamnya sampai akhirnya hal itu membuat Irene tersadar jika seseorang memperhatikannya.
" Kau tidak makan ? ", tanya Irene.
" Ugh, a-aku sudah makan. ", jawab Samuel.
" Sup ini enak. Terimakasih. ", ucap Irene.
" Sama-sama. ", jawab Samuel.
" Apakah aku sudah boleh kembali ke rumah besok ? ", tanya Irene.
" Tentu saja. Aku akan mengantar mu. ", jawab Samuel.
" Aku bisa kembali ke rumah sendiri. ", ucap Irene.
" Tidak. Aku akan merasa lebih tenang jika aku mengantar mu. ", ujar Samuel.
" T-tapi .. ", gumam Irene.
" Sudahlah, kau tidak perlu mengkhawatirkan apapun. Aku akan bertanggung jawab. ", ucap Samuel.
Disisi lain, Mr. Young baru saja pulang dari kantor dan Ia langsung mencari istrinya yang berada di ruang makan.
" Belakangan ini aku tidak melihat Samuel dan Joshua. Dimana mereka ? ", tanya Mr. Young.
" Mungkin mereka sedang menghabiskan waktu bersama teman-temannya. ", jawab Mrs. Young.
" Apa mereka tidak mengatakannya pada mu ? ", tanya Mr. Young.
" Samuel memberikan ku kabar jika dia sedang bersama teman-teman sekolahnya. ", jawab Mrs. Young.
" Hm, baiklah kalau begitu. ", ucap Mr. Young.
" Bagaimana keadaan kantor ? ", tanya Mrs. Young.
" Aku sudah semakin yakin untuk memberikan perusahaan kita pada Samuel. ", jawab Mr. Young.
" Bagaimana dengan Joshua ? ", tanya Mrs. Young.
" Aku tidak tahu untuk anak itu. Aku sedikit mengkhawatirkan keseriusannnya. ", jawab Mr. Young.
" Kau tidak boleh seperti itu. Joshua sudah menunjukan keseriusannya bahkan Ia terlihat semakin erat dengan Irene. ", ucap Mrs. Young.
" Sudahlah, kita bisa bicarakan nanti. Mari makan. ", jawab Mrs. Young.
Keraguan Mr. Young terhadap Joshua memang lebih besar, Ia mengkhawatirkan jika Joshua lalai dalam mengelola perusahaan keluarga. Mr. Young merasa jika ini adalah hasil dari perilaku istrinya yang memperlakukan Joshua sangat manja.

KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Different
FanfictionMeskipun berasal dari keluarga yang sama, sifat antara kakak dan adik pastilah memiliki perbedaan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan tidak sedikit kakak dan adik yang saling bertolak belakang. Perbedaan sikap keduanya bisa terlihat sang...