Aku terdiam saat mendengar pertanyaan yang terucap dari mulutnya. Aku tidak mengerti mengapa dia mengatakan hal itu namun aku terus menatap pandangannya yang semakin serius.
" Mengapa ? Mengapa kau tidak membuat ku pergi dari dunia ini malam itu ? Mengapa kau membiarkan ku hidup dan kau memperlakukan ku seperti ini ? ", tanya Irene lirih.
" Irene.", gumam ku.
" JAWAB JOSHUA! ", teriak Irene dan tangisnya pecah begitu saja.
" Samuel. ", ucap Richard seolah meminta ku untuk menenangkan Irene.
Entah mengapa aku langsung memeluk Irene dan mencoba untuk menenangkannya. Aku merasakan air matanya membasahi bahu ku.
" Bawa dia pergi dari sini. ", ucap Joshua.
Aku pun melepas pelukan ku dan langsung menatap Joshua sangat tajam.
" Aku tidak ingin melihatnya dengan keadaan seperti itu. ", jawab Joshua.
" Kau..", ucap ku.
" Samuel, pergilah. Bawalah Irene ke kamarnya untuk beristirahat. ", ujar Richard.
Aku menghela nafas dan perlahan membawa Irene keluar dari kamar rawat Joshua.
(Samuel POV end)
Irene kini hanya duduk melamun di kursi rodanya menatap keluar jendela. Ia masih memikirkan perkataan Joshua, namun air matanya seolah habis dan Ia hanya memiliki pandangan kosong. Sementara Samuel berdiri tepat di belakangnya dan bayangannya jelas terlihat di jendela. Samuel dapat melihat beberapa anak kecil sedang bermain di taman rumah sakit dari jendela kamar rawat Irene.
" Apa kau pernah mendengar cerita seorang kakak laki-laki yang sudah bersalah karena membuat adik perempuannya mengalami kecelakaan ? ", tanya Samuel.
" ... "
" Dia harus menerima kemarahan dari ayahnya karena adiknya sudah tidak bisa berjalan lagi. Setiap hari dia berdoa kepada Tuhan dan meminta agar adiknya bisa berjalan kembali. Hingga suatu hari, Tuhan memberikan jawaban itu kepada dirinya. Jawaban itu datang melalui seorang dokter yang menjadi tetangganya, dokter itu mengatakan jika adiknya bisa kembali berjalan jika dia bersedia untuk menemani adiknya terapi setiap hari di rumah sakit. Pada akhirnya, dia tidak pernah tertidur, dia selalu berlari ke rumah setelah pulang sekolah untuk mengantar adiknya ke rumah sakit dan cara Tuhan adalah cara yang paling indah, adiknya pulih dan bisa berjalan kembali. ", ucap Samuel.
" Apa aku bisa seperti gadis kecil itu ? ", tanya Irene yang masih menatap keluar jendela.
" Kau harus percaya dan tidak boleh putus asa. Kau harus bisa menjadi keduanya, kau harus mempunyai rasa percaya diri seperti kakak laki-laki itu dan tidak boleh putus asa seperti gadis kecil itu. ", jawab Samuel.
" Aku tidak seperti keduanya. ", ucap Irene.
" Seharusnya kau mengetahui tentang berita tanah longsor beberapa tahun lalu di Australia. ", kata Samuel yang berjalan ke arah Irene.
" Aku tahu berita itu. Ada seorang pria yang terjebak karena tangannya tertimpa pohon yang besar. ", jawab Irene.
" ... ", Samuel duduk di samping Irene dan ikut menatap keluar jendela.
" Pasti pria itu kehilangan tangannya. ", ucap Irene.
Samuel menyentuh tangan Irene dan membuat Irene menatapnya.
" Inilah tangan yang tertimpa pohon besar itu. ", ucap Samuel sambil menatap Irene.
" B-bagaimana bisa ? ", tanya Irene dan wajahnya sangat terkejut mendengar ucapan Samuel.
" Ketika aku berada disana, mulut ku seolah terkunci, teman-teman ku meninggalkan ku. Tetapi, aku melihat ada satu pribadi yang menolong ku. DIA mengangkat pohon besar itu dan kemudian DIA mengatakan jika aku ingin selamat, aku harus percaya pada-Nya. ", jawab Samuel yang perlahan menjauhkan tangannya dari Irene.
Irene terdiam mendengar jawaban Samuel, Ia mulai merasa tenang ketika berada di dekat Samuel. Keheningan diantara mereka terpecahkan dengan kedatangan dokter yang akan memeriksa keadaan Irene.
" Selamat pagi. ", ucap dokter.
" Selamat pagi. ", jawab Samuel yang langsung berdiri dan tersenyum.
" Bagaimana keadaannya ? ", tanya dokter.
" Aku rasa dia sangat bersemangat untuk menjalani terapi. ", jawab Samuel.
" Baguslah kalau begitu. Aku akan memberikan mu jadwal untuk terapi dan kau bisa menghubungi dokter Shim untuk mengetahui lebih lanjut tentang terapi ini. ", ucap dokter.
" Terimakasih. ", jawab Samuel.
Hari menjelang sore, Samuel terlihat berada di kantin rumah sakit dan Ia membeli beberapa makanan. Richard yang tak sengaja melihat Samuel langsung menghampirinya dan mengajaknya berbicara sejenak.
" Sam, apa kau yakin jika Irene bisa sembuh ? ", tanya Richard.
" Mengapa kau seperti Joshua ? ", tanya Samuel.
" T-tidak. Aku hanya ingin mengetahui hal itu. ", jawab Richard.
" Aku yakin. ", ucap Samuel.
" Apa kau akan mengantar Irene kembali ke rumah besok ? ", tanya Richard.
" Iya. ", jawab Samuel.
" Bagaimana dengan Joshua ? ", tanya Richard.
" Tolong kau antar dia ke rumah dan berpura-puralah menjadi temannya. ", jawab Samuel.
" Lalu bagaimana jika orangtua mu menanyakan mobilnya ? ", tanya Richard.
" Katakan saja jika mobilnya berada di bengkel. ", jawab Samuel.
" Sam, mengapa kau lebih mempedulikan Irene ? Mengapa kau tidak mengantar adik mu ? ", tanya Richard.
" Aku sudah mengetahui keadaan Joshua, aku keluarganya. Lalu bagaimana dengan Irene ? Tidak satupun keluarganya yang tahu hal ini. ", jawab Samuel yang langsung beranjak meninggalkan Richard.

KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Different
FanficMeskipun berasal dari keluarga yang sama, sifat antara kakak dan adik pastilah memiliki perbedaan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan tidak sedikit kakak dan adik yang saling bertolak belakang. Perbedaan sikap keduanya bisa terlihat sang...