Irene menatap wajah Samuel dengan tatapan yang sangat damai, matanya yang indah benar-benar terfokuskan pada Samuel, wajahnya memperlihatkan betapa dalam rasa kagumnya pada pria yang selama ini menemaninya untuk melewati hal yang sedang Ia alami. Lain hal dengan Samuel, Ia terdiam saat mendengar ucapan Irene dan terlihat jelas jika Ia ingin menanyakan apa maksud dari ucapan Irene.
" Mari kita pulang. ", ucap Samuel memecahkan keheningan sejenak diantara mereka.
Mereka kembali ke rumah dengan taksi dan di saat yang bersamaan, Mr. Young berada di rumah sakit yang sama untuk menjenguk temannya yang sakit. Sebagai seorang ayah, Ia sangat mengenali betul wajah anaknya meskipun dari kejauhan. Ia memerintahkan supir pribadinya untuk berhenti dan Ia langsung berlari menghampiri Samuel.
" Samuel ! ", ucap Mr. Young.
Namun, seolah waktu belum mengizinkan mereka untuk bertemu, Samuel sudah lebih dulu pergi. Dengan nafas yang tidak teratur Mr. Young mencoba untuk mengingat nomor polisi taksi tersebut. Ia seperti mengusahakan segala cara untuk bertemu dengan anaknya.
Disisi lain, Joshua sedang bersama teman-temannya di sebuah restaurant cepat saji. Lain dari biasanya, kali ini Ia hanya terdiam dan melihat keluar jendela.
" Josh, bagaimana keadaan Irene ? Sudah lama sekali aku tidak melihatnya di kampus. ", kata William.
" Aku tidak tahu. ", jawab Joshua.
" Bagaimana bisa kau tidak mengetahuinya ? ", tanya Henry.
" Apa kau sudah mengakhiri hubungan kalian ? ", tanya William.
" Iya, aku sudah mengakhirinya. ", jawab Joshua.
" Bagaimana bisa kau mengakhiri hubungan mu disaat Irene mengalami hal yang sangat terpukul ? ", tanya William.
" Aku tidak ingin dia menjadi beban untuk ku. ", jawab Joshua.
" Dia kekasih mu, bagaimana bisa kau menganggapnya beban ? ", tanya William.
" Kau harus berpikir, bagaimana bisa aku bersama seorang yang tidak bisa lagi berjalan ? Itu akan menjadi sulit. ", jawab Joshua.
" Kau yang menyebabkan dia seperti itu! ", ucap William sambil menunjuk ke arah Joshua.
Joshua terdiam dan Ia menatap William penuh emosi. Sementara beberapa pengunjung restaurant melihat ke arah mereka.
" Aku sudah mengatakan pada mu untuk tidak terlalu banyak meminum alkohol, bahkan Irene berulang kali menjaga mu dan sekarang kau meninggalkannya ? Dimana pikiran mu, Josh ?! ", tanya William.
" William, sudah, sebaiknya biarkan Joshua tenang dulu. ", ujar Henry.
" Kau benar-benar terlihat seperti seorang iblis, Joshua. ", ucap William yang beranjak meninggalkan kedua temannya.
Joshua masih terdiam dan mencerna perkataan William. Ia seolah diingatkan kembali saat-saat bersama Irene, Ia juga teringat saat Irene menanyakan tentang Samuel di dalam perjalanan mereka kembali ke rumah malam itu.
" Mengapa kau tidak pernah menceritakan tentang kakak mu ? "
" Aku tidak tertarik untuk hal itu. "
" Kalian pasti memiliki masa kecil yang menyenangkan. "
" Hentikan percakapan ini, aku sedang lelah. "
(Samuel POV)
Entah sampai kapan aku harus menyembunyikan keadaan ku saat ini, aku sudah mengunjungi beberapa perusahaan untuk kembali bekerja, namun aku merasa keberuntungan belum berada dipihak ku.
" Mengapa kau tidak membawa mobil mu saja ? ", tanya Irene.
Seperti membuyarkan lamunan ku, pertanyaan Irene membuat ku terdiam sejenak dan berharap agar dia tidak menyadari wajah panik ku ini.
" Sam ? ", ucap Irene.
" Mobil ku sedang berada di bengkel. ", jawab ku.
Dia menganggukan kepalanya seolah percaya pada jawaban ku. Namun, ada hal yang mengganjal di benak ku saat aku harus membohonginya tentang mobil ku, bukan tidak mau mengatakan yang sejujurnya, aku khawatir jika dia tidak nyaman dengan keadaan ku saat ini.
Sesampainya di rumah Irene, aku langsung megantar Irene masuk dan kali ini aku tidak menemaninya terlalu lama, aku memilih untuk kembali mencari pekerjaan.
" Aku harus segera pulang. ", ucap ku.
" Uhm, baiklah. ", jawab Irene.
" Sampai bertemu besok. ", ucap ku yang perlahan menjauh darinya.
Maafkan aku , Irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Different
FanfictionMeskipun berasal dari keluarga yang sama, sifat antara kakak dan adik pastilah memiliki perbedaan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan tidak sedikit kakak dan adik yang saling bertolak belakang. Perbedaan sikap keduanya bisa terlihat sang...