Chapter 25

326 8 1
                                    

Sinar matahari yang cerah masuk melalui jendela kamarnya. Tangannya mengusap kelopak mata yang masih tertutup sempurna. Ia merenggangkan tubuhnya dan beranjak dari tempat tidur. Langkah kakinya membawa Ia ke dapur untuk menikmati secangkir teh.

Di keheningan pagi hari, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu apartemennya. Ia membukakan pintu dan seketika tubuhnya mematung.

" Selamat pagi. ", ucap Yoora.

" S-selamat pagi. ", jawab Samuel.

" Aku ingin membicarakan sesuatu dengan mu. ", kata Yoora.

" Uh, silahkan masuk. ", jawab Samuel.

Yoora melangkahkan kakinya masuk dan duduk di ruang tamu. Yoora mengamati isi apartement milik Samuel dan Ia sedikit kagum karena Samuel terlihat sangat rapih dalam menata ruangan.

" Maaf jika terlihat berantakan, aku baru bangun tidur. ", ucap Samuel.

" Tidak apa. Aku hanya ingin mengatakan satu hal pada mu. ", jawab Yoora.

" Apa itu ? ", tanya Samuel.

" Ayah mu datang ke rumah semalam. ", jawab Yoora.

" Ayah ku ? ", tanya Samuel.

" Dia menanyakan keberadaan mu. ", jawab Yoora.

" Lalu ? ", tanya Samuel.

" Dia sudah melihat keadaan Irene dan aku terpaksa harus menjelaskan semuanya pada ayah mu. ", jawab Yoora.

Samuel tertunduk dan menghela nafasnya.

" Irene sudah mengetahui jika kau tidak berada di rumah. ", ucap Yoora.

Samuel masih terdiam dan tertunduk.

" Maafkan aku sudah mengatakan semuanya. ", ucap Yoora.

" Terimakasih. ", jawab Samuel.

(Yoora POV)

Wajahnya terlihat sangat muram, aku mengerti jika dia sedang mengalami masalah yang cukup besar. Dia beranjak dari ruang tamu dengan langkah yang tak menentu. Dia masuk ke kamarnya dan aku bisa melihat jika dia mengambil ponselnya. Namun, tak ada lagi gerakan setelah dia mengambil ponselnya.

Perlahan ku beranikan diri untuk mendekatinya dan memastikan apakah dia baik-baik saja. Tidak ada satu katapun yang ku dengar darinya, dia hanya tertunduk melihat ponselnya.

" Tolong sampaikan maaf ku pada Irene. Aku tidak memenuhi janji ku untuk menemaninya sampai dia pulih. ", ucapnya perlahan.

" Kau sudah menemaninya. ", jawab ku.

" Jika kau menginginkan ku untuk kembali, aku tidak bisa, Yoora. Mungkin aku akan menghubungi ayah ku untuk membicarakan hal ini di suatu tempat. ", ucapnya.

" Apakah kau ingin bertemu dengan Irene juga ? ", tanya ku.

" Sepertinya kau tidak akan membiarkan hal itu terjadi. ", jawabnya.

Mulut ku seolah terkunci rapat dan aku hanya bisa melihat pundaknya seolah terasa berat melewati hal ini.

" Aku akan menemui ayah ku siang ini. Terimakasih untuk semuanya, Yoora. ", ucapnya.

Tak sedikitpun dia melihat kepada ku yang sedari tadi berdiri di belakangnya. Dia terus menggenggam ponselnya seolah menunggu waktu yang tepat untuk menghubungi ayahnya.

(Yoora POV end)

Di sisi lain, Mr. Young bergegas untuk menemui putra sulungnya. Ia nampak tak sabar ingin berbicara banyak hal dengan putranya. Ia menerima panggilan masuk dari Samuel dan Ia merasa sangat bahagia mendapat kabar dari anaknya itu. Mr. Young meminta supirnya untuk mengantarkannya ke tempat pertemuan yang sudah dibicarakan melalaui telepon.

Sesampainya di tempat itu, Mr. Young mulai mencari dimana keberadaan putranya. Ia melihat ke sekeliling restaurant namun tidak kunjung menemukan putranya.

" Ayah.", ucap seseorang dari arah pintu masuk.

" Samuel!", jawab Mr. Young yang langsung memeluk Samuel.

Samuel membalas pelukan sang ayah dan Ia mengajak ayahnya untuk duduk di tempat yang sudah Ia pesan.

"Sam, mengapa kau menyembunyikan hal ini dari ayah ? ", tanya Mr. Young.

Samuel hanya terdiam seolah berpikir bagaimana caranya untuk menjelaskan semuanya pada Mr. Young.

" Paman, maaf sudah melibatkan Samuel dalam hal ini. Dan terimakasih sudah menjadikan Samuel sebagai pria yang penuh tanggung jawab. ", ucap Irene.

Yoora kembali ke rumah dan Ia membawa Irene ke tempat Samuel. Ia mengerti sekali jika kedua orang yang Ia kenal ini sedang berada di situasi yang sulit untuk dipisahkan.

" Aku ingin kau menjaga Irene dengan sangat baik. Aku yakin jika kau tidak sama dengan Joshua. Aku percayakan Irene pada mu. ", ucap Yoora.

" Yoora, kau tidak perlu ... ", ujar Samuel.

" Aku mengerti, Sam. Kau menyayangi Irene seiring berjalannya waktu, begitupun dengan Irene, dia tidak pandai dalam menyembunyikan perasaannya. ", jawab Yoora.

" Kak, tapi kami ... ", ucap Irene.

" Irene, aku yakin Samuel adalah yang terbaik untuk mu. ", jawab Yoora.

Samuel masih terdiam dan Ia menghela nafasnya.

" Irene, maafkan paman. Paman tidak bisa menjadikan Joshua sebagai pasangan yang tepat untuk mu. ", ucap Mr. Young.

" Dia sudah berusaha, paman.", jawab Irene.

" Aku akan menjadikan Irene pendamping hidup ku, ayah. ", ucap Samuel dengan yakin.

" Apa ? ", tanya Mr. Young.

" Aku akan menjadikan Irene yang pertama dan terakhir. Aku.... ", ucap Samuel.

Mr. Young dan Irene seolah menunggu kelanjutan dari ucapan Samuel dengan wajah yang terheran-heran.

" A-aku mencintai Irene. ", jawab Samuel.

" Irene ? ", tanya Mr. Young sambil melihat ke arah Irene.

" Irene, maaf jika aku harus menarik kembali kata-kata ku untuk menemani mu sampai kau pulih saat ini juga. ", ucap Samuel sambil menatap Irene.

" Apa maksudmu ? ", tanya Irene.

" Karena aku akan menemani mu sampai akhir nanti. Will you be my first and last ? ", tanya Samuel sambil menggenggam tangan Irene di hadapan Mr. Young.

" Sam, thanks for everything. Aku rasa tidak ada satu wanita pun di dunia ini, yang tidak menginginkan dirimu. Keadaan ku seperti ini tidak sepadan dengan kesempurnaan yang kau miliki. ", jawab Irene.

" Lengkapilah hidup ku dengan semangat yang kau miliki, Irene. ", ucap Samuel.

" Irene, paman akan sangat senang jika kau mau menerima Samuel. Kalian terlihat seperti pasangan yang sudah sangat dewasa dalam menghadapi masalah. ", ujar Mr. Young.

Irene menatap Mr. Young dan mencerna baik-baik perkataan Mr. Young. Samuel terus menatap Irene sangat dalam dan menunggu jawaban pasti dari Irene.

" Sam, I will be your first and last forever. "

You Are DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang