Aku tidak mengerti apa yang ada dipikiran manusia itu, mengapa dia sangat kejam bahkan seolah tidak mengenal siapa gadis yang saat ini menderita karena ulahnya. Langkah kaki ku membawa ku berjalan menuju salah satu apartment yang sempat ku miliki saat pertama kali aku bekerja paruh waktu sebelum berangkat ke Australia. Apartment sederhana yang ku miliki dari hasil bekerja ku ini sudah lama sekali tidak ku kunjungi, beruntung penjaga apartment itu adalah orang yang sama saat pertama kali aku membelinya dan aku sempat menitipkan kunci apartment ku padanya.
" Samuel, kau kembali ? ", tanya paman Jung Mo.
" Iya, paman Jung. ", jawab ku.
" Sudah sangat lama. Bagaimana kabar mu ? ", tanya paman Jung Mo.
" Aku baik-baik saja, paman. ", jawab ku.
Paman Jung Mo tidak mengetahui identitas ku yang sebenarnya. Dia hanya mengetahui jika aku adalah pelajar yang bekerja paruh waktu dan pergi untuk melanjutkan kuliah. Dia sangat baik, dia memperlakukan ku seperti layaknya seorang anak.
" Kau pasti lelah dan butuh istirahat. ", ucap paman Jung Mo sambil memberikan kunci apartment ku.
" Terimakasih, paman. ", jawab ku sambil tersenyum.
" Selamat beristirahat. ", ucap paman Jung Mo dengan senyumnya yang khas itu.
Aku berjalan menuju apartment ku dan perlahan aku membuka pintu yang sudah lama tertutup itu. Saat pintu terbuka, aku terkejut melihat betapa rapinya barang-barang yang berada di dalam sana seperti ada seseorang yang selalu merawatnya. Aku tersenyum dan bergegas masuk.
Sore itu aku melihat sebuah bangunan yang berada di tepi kota, entah mengapa aku tertarik untuk melihat-lihat bangunan itu. Hingga akhirnya aku bertemu dengan seorang pria yang terlihat menjaga bangunan itu.
" Apa yang sedang kau lakukan ? "
" A-aku sedang melihat-lihat. "
" Apa kau seorang pelajar ? "
" I-iya. Aku bersekolah di Saint Forsco dan sedang bekerja paruh waktu saat ini. "
" Apa kau berminat untuk memiliki rumah sendiri ? "
Pertanyaan itu membuat ku terdiam, namun pria ini masih tersenyum sambil melihat bangunan yang berada di depan kami saat ini.
" Apa paman pemilik apartment ini ? "
" Bukan. Aku hanya penjaga disini. "
Aku memperhatikan bangunan itu sekali lagi dan berharap bisa memilikinya dengan uang yang sedang ku kumpulkan saat ini.
" Jika kau menginginkan satu dari apartment ini, kau bisa memberitahu ku. Aku akan membantu mu dan menjaga apartment ini untuk mu. "
" Benarkah ? "
Setiap hari aku mengunjungi bangunan itu dan memberikan sejumlah uang pada pria itu. Dia menyimpan uang ku dengan sangat baik, hingga akhirnya di hari kelulusan ku, aku menemuinya dan dia mengatakan jika aku sudah bisa memiliki apartment itu. Sempat tidak percaya jika aku bisa memiliki apartment dari hasil kerja paruh waktu ku, tapi aku yakin jika semua ini terjadi karena Tuhan mengizinkannya.
Jika teringat cerita di masa lalu membuat ku semakin mengerti jika hidup itu sangat perlu perjuangan. Aku membaringkan tubuh ku di atas tempat tidur yang sangat rapi ini dan memejamkan mata ku sejenak.
(Samuel POV end)
(Irene POV)
Entah mengapa sore hari ini aku merasa sangat khawatir dengan Samuel, bahkan sejak dia kembali ke rumah. Aku tidak mengerti apa yang sedang ku rasakan, aku hanya tidak bisa berhenti memikirkan apa yang sedang terjadi dengan Samuel. Bahkan tidak biasanya dia tidak memberikan ku kabar tentang keberadaannya.
Keheningan di rumah membuat pikiran ku semakin tak menentu, saat ini Ibu belum kembali dari acaranya bersama teman-temannya, begitu pun dengan Yoora. Aku hanya berteman dengan acara kesayangan ku di televisi. Aku merasa sangat jenuh dengan keadaan seperti ini, seandainya saja aku bisa berjalan, aku bisa melakukan apapun untuk mengusir kejenuhan ku ini.
" Irene. ", ucap Yoora dari pintu masuk rumah.
" Kakak ? ", gumam ku.
" Dimana Samuel ? ", tanya Yoora.
" D-dia sudah kembali. ", jawab ku.
Aku melihat wajah Yoora begitu kesal, dia berjalan meninggalkan ku seorang diri di ruang tamu. Aku tidak mengerti mengapa sikapnya semakin dingin dengan keadaan ku saat ini.
Beberapa saat kemudian ...
Aku masih berada di ruang tamu dan tak berpindah sedikit pun. Aku masih menyaksikan acara di televisi untuk sedikit mengurangi rasa jenuh ku. Aku mendengar langkah kaki seseorang menuruni tangga dan aku mendapati Yoora berjalan ke arah ku. Dia duduk disamping ku tanpa menatap ku sedikit pun.
" Apa kau mulai menyukai Samuel ? ", tanya Yoora.

KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Different
FanfictionMeskipun berasal dari keluarga yang sama, sifat antara kakak dan adik pastilah memiliki perbedaan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan tidak sedikit kakak dan adik yang saling bertolak belakang. Perbedaan sikap keduanya bisa terlihat sang...