Chapter 10

86 11 0
                                    

Keesokan paginya, aku mulai bergegas untuk mengantar Irene kembali ke rumah. Aku merapikan beberapa barang yang sempat dibawa Irene pada malam kecelakaan itu. Tak sengaja aku melihat wajah Irene yang begitu khawatir menjelang kepulangannya ke rumah, aku bisa merasakan jika dirinya takut.

" Apa kau sudah siap ? ", tanya ku.

" Ugh, aku sedikit khawatir. ", ucap Irene.

" Tenanglah, aku ada bersama mu. ", jawab ku.

Aku membantu Irene duduk di kursi roda dan perlahan kami meninggalkan kamar rawat itu. Aku melihat Richard dan Joshua sudah menunggu di depan lift. Richard melambaikan tangannya namun fokus ku melihat ke wajah Joshua yang tak sedikit pun mau melihat ke arah Irene. Di dalam lift, suasana sangat hening, aku berharap jika Joshua tidak mengatakan ataupun melakukan sesuatu yang menyakiti Irene. 

" Jangan sampai ayah dan ibu mengetahui hal ini. ", ucap ku saat kami berpisah di depan rumah sakit.

Dia tidak memberikan respon pada ucapan ku, aku memperhatikan langkahnya yang semakin menjauh dan tanpa menunggu lagi, aku membawa Irene masuk ke mobil. Saat akan masuk ke mobil, Richard menghampiri ku dan dia menepuk bahu ku.

" Aku harap kau tidak salah mengambil keputusan. ", ucapnya.

" Aku yakin tidak. ", jawab ku.

(Samuel POV end)

Di dalam perjalanan, Irene hanya terdiam dan memandangi langit dari jendela mobil. Sesekali Irene tertunduk memperhatikan kakinya dan hal itu tertangkap mata oleh Samuel. Samuel mulai berpikir bagaimana cara Ia menyampaikan kejadian yang sebenarnya pada keluarga Irene.

Disisi lain, Richard dan Joshua sudah sampai di rumah. Joshua berjalan mendahului Richard dan Ia seolah tak menganggap keberadaan Richard.

" Sebaiknya kau tidak perlu mengantar ku sampai ke dalam. ", ucap Joshua.

" Tapi Samuel meminta ku untuk melakukan itu. ", jawab Richard.

" Dia bukan bos mu, sebaiknya kau pulang saja. ", ujar Joshua.

Richard memandang Joshua dengan tatapan yang tajam, Ia tidak mengerti mengapa sikap Joshua sangat berbeda jauh dengan Samuel. Perlahan Richard melangkahkan kakinya meninggalkan Joshua dan Ia kembali ke rumahnya.

Sementara itu, lain halnya Samuel, Ia sudah berada di depan rumah Irene. Ia membantu Irene duduk di kursi roda dan membawa Irene masuk ke rumah. Langkah kakinya terlihat masih ragu dan Ia matanya tak berhenti menatap pintu rumah Irene. Irene membuka pintu rumahnya dan mereka masuk ke rumah.

" Irene ?! ", ucap Mrs. Chia, ibu dari Irene.

Tidak ada jawaban dari Irene dan Samuel. Irene hanya tertunduk dan Samuel menundukan kepalanya seperti memberi salam.

" Apa yang terjadi dengan mu ? ", tanya Mrs. Chia.

" A-aku ..", gumam Irene.

Beberapa menit kemudian ..

Samuel sudah duduk bersama Mrs. Chia di ruang tamu dan Irene berada di sampingnya.

" Apa yang sebenarnya terjadi ? ", tanya Mrs. Chia.

" Maafkan aku sebelumnya karena aku tidak memberikan kabar kepada anda. ", ucap Samuel.

" Lalu apa yang terjadi ? ", tanya Mrs. Chia.

" Irene mengalami kecelakan. Luka yang didapatkan cukup serius dan kakinya mengalami kelumpuhan sementara. ", jawab Samuel.

" Kelumpuhan ?! ", tanya Mrs. Chia.

" T-tapi Irene bisa kembali berjalan dengan mengikuti terapi setiap harinya. Aku akan menemaninya. ", jawab Samuel.

" Tidak mungkin. Irene ! Mengapa ini bisa terjadi ?! ", tanya Mrs. Chia dan tangisnya tidak lagi terbendung.

Disaat Mrs. Chia menangis dihadapan Irene dan Samuel, tiba-tiba saja ada seseorang yang datang dari lantai dua rumah itu. Seorang wanita muda dengan tatapan dingin melangkahkan kakinya perlahan ke ruang tamu.

" Apa yang terjadi dengan mu ? ", tanya Yoora, kakak dari Irene.

" Irene mengalami kelumpuhan, Yoora. ", jawab Mrs. Chia lirih.

" Kelumpuhan ? ", tanya Yoora. 

Tidak ada jawaban dari Mrs. Chia atau pun Irene dan mata Yoora langsung tertuju pada Samuel. Ia menatap Samuel sangat tajam. namun tatapan itu seolah dibalas lain oleh Samuel.

" Yoora. ", ucap Samuel.



You Are DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang