Selesai dengan pekerjaan di halaman rumah, Samuel mengajak Irene untuk sarapan bersama di teras rumah. Irene terlihat sangat senang menikmati sarapan yang sudah disiapkan Samuel. Samuel belum menceritakan bagaimana keadaannya saat ini, Ia memilih untuk tetap menyembunyikan keadaan yang sebenarnya sampai Irene benar-benar pulih.
" Aku sangat senang karena aku hanya membutuhkan 3 sampai 4 kali terapi untuk waktu ke depan. ", ucap Irene.
Samuel hanya tersenyum mendengar ucapan Irene dan Ia memperhatikan sekelilingnya.
" Apakah hari ini aku akan pergi ke rumah sakit ? ", tanya Irene.
" Iya, kau harus pergi ke rumah sakit agar terapi mu cepat selesai. ", jawab Samuel.
" Samuel...", ucap Irene.
" Ada apa ? ", tanya Samuel.
" Bolehkah aku menanyakan satu hal pada mu ? ", tanya Irene.
" Tentu saja. ", jawab Samuel.
" A-apa yang akan kau lakukan setelah terapi ku selesai ? ", tanya Irene sambil menatap Samuel cemas.
Samuel terdiam mendengar pertanyaan Irene dan Ia melihat ada kekhawatiran pada wajah Irene.
" M-maafkan aku sudah menanyakan hal itu pada mu. ", ujar Irene sambil tertunduk.
" Tidak apa. Aku akan menemani mu sampai kau benar-benar pulih. ", jawab Samuel sambil tersenyum.
Jawaban Samuel berhasil membuat kekhawatiran yang tergambar di wajah Irene menghilang dengan cepat. Irene kembali merasakan sebuah ketenangan saat Samuel mengatakan akan menemaninya sampai Ia benar-benar pulih.
Sementara itu, Mr. Young mulai memikirkan apa yang sedang terjadi pada kedua anaknya. Ia berdiam diri di ruang kerja Samuel dan menatap meja Samuel. Ia semakin penasaran dan ingin mengetahui apa yang sebenarnya sedang dilakukan oleh putra sulungnya.
" Apa yang sebenarnya sedang kau lakukan, Samuel ? ", gumam Mr. Young saat melihat berkas-berkas yang ada di meja Samuel.
Bruk..
Mr. Young tak sengaja menjatuhkan sebuah buku catatan milik Samuel. Perlahan Ia mengambil buku itu dan mulai membacanya. Namun, saat membaca buku catatan tersebut, raut wajah Mr. Young berubah menjadi gelisah dan heran. Ia duduk di kursi kerja Samuel dan mengamati setiap tulisan tangan anaknya itu.
Aku bersyukur dengan apa yang ku miliki saat ini. Aku berusaha semampu ku untuk tidak mengeluh pada masalah yang saat ini harus ku hadapi. Aku akan berjuang hingga akhirnya gadis itu bisa kembali pulih, meskipun aku tahu bahkan semua orang pun akan mengatakan hal yang sama jika bukan aku lah yang seharusnya melakukan hal ini, tetapi aku memilih untuk melakukannya.
Untuk Joshua, aku hanya berharap jika dia bisa mengerti dan belajar sekali lagi tentang tanggung jawab. Mungkin ayah tidak akan pernah tahu tentang hal ini karena sebisa mungkin aku akan melindunginya dan membuat masalah ini tidak terlihat sama sekali.
Maafkan aku ayah, aku belum bisa menceritakan masalah ini pada mu, walaupun selama ini sekecil apapun masalah ku, aku akan selalu meminta pendapat mu. Hari ini adalah hari kedua ku menemani gadis itu menjalani terapi, masih banyak tahap terapi yang akan kami lakukan bersama, aku berharap semangatnya tidak pudar karena keterpurukan hatinya. Dia adalah gadis yang sangat kuat dan memiliki hati yang tulus, aku yakin jika dia bisa melewati ini semua.
Samuel, 9 April.
Mr. Young terdiam setelah membaca tulisan Samuel dan perlahan Ia menutup buku catatan Samuel. Ia tidak menyangka jika selama ini Samuel melindungi Joshua untuk suatu hal yang seharusnya menjadi tanggung jawab Joshua. Mr. Young meletakan kembali buku catatan Samuel dan beranjak keluar dari ruang kerja Samuel. Ia berjalan menuju lobby kantor untuk mencari keberadaan putra sulungnya itu.
" Ayah harus menemukan mu, Sam. ", gumam Mr. Young.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Different
FanfictionMeskipun berasal dari keluarga yang sama, sifat antara kakak dan adik pastilah memiliki perbedaan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan tidak sedikit kakak dan adik yang saling bertolak belakang. Perbedaan sikap keduanya bisa terlihat sang...