Chapter 14

49 10 0
                                    

Beberapa hari berlalu, terapi yang dilakukan oleh Irene setiap harinya mulai memperlihatkan hasil yang baik. Kini Irene sudah melatih dirinya untuk terbiasa tanpa kursi roda dan Ia sangat senang ketika bisa kembali berjalan meskipun hanya beberapa langkah.

" Irene, perkembangan mu cukup baik. Aku rasa kau hanya memerlukan 3 atau 4 kali terapi lagi. Setelah itu kau bisa melatih kembali kaki mu di rumah tanpa perlu datang ke rumah sakit. ", ucap dokter Shim.

" Terimakasih dok. ", jawab Irene.

Samuel membawa Irene keluar dari ruang terapi dan mereka berjalan-jalan sejenak di taman rumah sakit sambil berbincang sedikit.

" Bagaimana perasaan mu saat ini ? ", tanya Samuel.

" Aku sangat senang karena terapi ini sangat membantu ku. ", jawab Irene.

Dihadapan keduanya kini terlihat beberapa anak kecil dari pasien sampai pengunjung yang bermain di taman. Keduanya memperhatikan anak-anak kecil yang terlihat sangat bahagia bermain satu sama lain.

" Kak.. ", ucap seorang anak kecil.

Irene melihat ke arah anak kecil yang menghampirinya dan tersenyum sangat ramah.

" Ini untuk kakak. ", ucap anak kecil itu.

" Untuk ku ? ", tanya Irene.

Anak kecil itu memberikan sebuah permen untuk Irene dengan senyum yang sangat ramah dan tulus.

" Semoga kakak cepat sembuh dan bisa bermain bersama kami. ", ucap anak kecil itu yang langsung berlari meninggalkan Irene.

Samuel tersenyum saat melihat Irene terdiam memperhatikan anak kecil yang berlari meninggalkannya. Perlahan Irene menatap Samuel dengan wajah yang terkejut karena perkataan anak kecil itu.

" Kau pasti bisa cepat sembuh. Mereka menginginkan mu. ", ucap Samuel.

" Benarkah ? ", tanya Irene.

" Mereka sudah mengatakannya sendiri. ", jawab Samuel.

Irene tersenyum dan Ia menyimpan permennya di dalam tas dan Ia memperhatikan anak kecil yang menghampirinya tadi.

Sementara itu, disisi lain, Yoora sedang bertemu dengan teman-teman kuliahnya disalah satu cafe favorite mereka. Tak jarang teman-teman Yoora sedikit menyinggung tentang hubungan percintaan mereka dengan kekasih mereka.

" Yoora, bagaimana kabar mu dan Nicholas ? ", tanya Airen.

" Aku sudah tidak pernah bertemu dengannya lagi. ", jawab Yoora sambil tersenyum.

" Aku dengar kalian mengakhiri hubungan kalian beberapa bulan yang lalu ? ", tanya Lauren.

" Aku sudah merasa tidak nyaman dengannya. ", jawab Yoora.

Disela-sela perbincangan para wanita muda itu, beberapa saat kemudian dari pintu masuk cafe tersebut terlihat Samuel masuk ke cafe seorang diri. Bel yang berbunyi saat pintu di buka pun membuat wanita-wanita muda itu melihat ke arah pintu dan mereka langsung terdiam saat melihat Samuel berjalan memasuki cafe.

" Samuel. ", gumam Lauren.

" Astagah, apakah dia Samuel ? ", tanya Hyera.

" Mengapa dia terlihat sangat tampan ? ", tanya Airen.

" Apa yang sedang dia lakukan disini ? DImana Irene ? ", tanya Yoora dalam hati sambil memperhatikan Samuel.

Pelayan cafe pun menyambut kedatangan Samuel dengan ramah dan mencatat semua pesanan Samuel. Sementara Yoora dan teman-temannya mulai membicarakan Samuel yang berdiri tak jauh dari hadapan mereka. 

" Apakah sampai saat ini dia belum memiliki kekasih ? ", tanya Hyera.

" Aku rasa sudah. Dia sangat tampan sekali. ", jawab Airen.

Disela-sela perbincangan mereka, Samuel sudah selesai dengan pesanannya dan Ia beranjak meninggalkan cafe tersebut. Namun, saat Ia membalikan tubuhnya, langkah kakinya terhenti dan Ia melihat ke arah Yoora. Para wanita yang sedang berkumpul itu pun langsung terdiam dan terkejut saat Samuel melihat ke arah mereka.

" Yoora. ", gumam Samuel. 

" Dia melihat kesini. Bagaimana ini ? ", bisik Hyera.

Samuel tersenyum kecil dan Ia melambaikan tangannya kepada Yoora, lalu beranjak meninggalkan cafe tersebut. 

" Apa yang dia lakukan ? ", gumam Yoora yang langsung memegang dahinya dengan tangan kirinya. 

You Are DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang