Chapter 16 : Good Brother

3.9K 373 48
                                    

Sampai rumah baju ku dan baju Niall basah semua, well untung nya kepala ku tidak karena tertutup oleh helm, dan untung nya juga tas ku hanya basah sedikit sehingga iPhone ku tidak terkena air.

Perjalanan lebih lama menjadi 4 jam, karena Niall tidak mengebut dengan kondisi yang basah seperti ini, lagu pula pasi jalanan licin. Sebentar lagi mau jam 5 sore, aku akan bertemu dengan Zac sekitar jam 10 malam, tapi pasti berangkat jam 8 malam.

Di London ternyata juga hujan, tapi sekarang mulai sedikit reda. Aku di duduk di teras belakang rumah sambil minum susu cokelat panas ku, dan ada handuk di atas kepala ku, karena aku habis mandi.

"Harus nya kita sampai malam di pantai tadi." Niall datang tiba-tiba lalu duduk di sebelah ku, seperti nya dia habis mandi juga, terlihat rambut nya yang masih basah.

Dia terlihat... Tampan?

Astaga Flora apa yang kau fikirkan?!

"Kita pasti bisa melihat sunset disana." Lanjut nya sambil menyeruput minuman nya, aku hanya mengangguk kan dan masih menatap ke depan ke arah kolam renang ku yang tekena hujan.

"Flora." Panggil Niall, aku langsung menoleh ke arah nya. Dan yang ku lihat adalah senyumnya astaga! Kenapa sehabis mandi dia lebih terlihat... stop! "Kau mau kan nanti ku ajak pergi kesana lagi?" Tanya nya pelan.

"Ya boleh lah. Asalkan naik mobil," Kata ku, sedangkan Niall memperhatikan ku, dan aku risih dengan tatapan nya, aku langsung membuang muka, "Kau tau tadi kau menyetir seperti orang kesetanan." Omel ku, dan aku mendengar suara ketawa nya pelan.

"Aku memang sengaja, agar kau mau meme—" Aku langsung memberi wajah sangar ku ke arah nya dan dia tidak melanjutkan kata-kata nya lagi.

"Meme apa?" Tanya ku dengan rasa penasaran.

"Ah bukan apa-apa. Lupakan saja." Ucap nya santai, "Nanti kau jadi pergi bertemu dengan... er... calon mu itu?" Tanya Niall dengan nada yang sedikit ragu-ragu.

"Ya. Tentu saja. Aku tidak akan melewatkan nya." Aku melepas handuk yang ada di kepala ku lalu mulai meminum susu ku yang sudah agak dingin, "Jangan sampai kau bilang pada mom, tadi aku sudak ikut dengan mu pergi."

"Baiklah, baiklah. Kau pergi jam berapa memang nya?" Dia semakin ingin tau sekali dengan apa yang ku lakukan disana, "Jam 8 malam, dan mungkin pulang tengah malam." Jawab ku santai.

"Apakah calon mu itu tampan? Yang pasti dia lebih tampan dari ku." Niall mulai pede, dia menaikkan kedua alis nya dua kali, dia ingin aku mengakui bahwa dia tampan. Aku butuh baskom! Ingin muntah sekarang.

"Heh jangan sok pede! Dia lebih lebih dari mu, dia lebih tampan, pintar, baik, dan tidak suka merepotkan," Kata ku mulai agak bicara panjang lebar tentang Zac, "Dia juga seorang DJ! Pokok nya aku harus jadi kekasih nya!" Ucap ku kegirangan, mungkin Niall sudah menertawakan aku, tapi aku tidak peduli.

"Baiklah. Ingat tantangan ku lima hari yang lalu," Dia mulai menakut-nakuti ku, ini hari terakhir tantangan ku, jika hari ini aku sampai tidak mempunyai kekasih berarti aku kalah dari nya! aku harus mengakui semua rahasia ku dan menuruti semua perintah nya. Ahh! Sial.

"Memang nya dia mau jadi kekasih mu? Aku tidak yakin." Dia menggeleng-geleng kan kepala nya. Dia ingin sekali aku kalah dari nya.

"Tentu saja! Kenapa tidak? ah sudahlah aku berbicara pada mu malam membuat kepala ku tambah pusing."

Aku beranjak pergi dari tempat duduk ku dan langsung menuju kamar tidur ku, aku merasa mengantuk sekali. Tapi aku ingin skype'an dengan Henna atau tidak Rossie? Aku butuh sahabat ku sekarang. Aku biasa nya curhat pada mereka berdua, bukan hanya mereka, tapi aku lebih sering pada mereka.

My Lovely Brother [n.h]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang