Taehyung mendorong trolley yang siap ia isi dengan berbagai bahan makanan. Disampingnya Eunha sedang sibuk memperhatikan barang-barang yang berjejer rapih di rak sambil membandingkan harga di setiap barangnya.
"Jadi apa yang ingin kau masak kali ini?"
"Hmm," Eunha mengetuk-ngetukan jari telunjuknya di dagu, "Apa ya?"
Eunha berusaha mengingat makanan yang sekiranya bisa diterima oleh Jungkook. Dia teringat ketika dia masih memulai pendekatan dengan Jungkook. Satu tahun yang lalu kurang lebih. Suaminya pernah bercerita jika mendiang ibunya selalu membuat 'sup kentang' untuknya. "Aku tahu! Sup kentang, aku ingin memasak sup kentang."
Taehyung mengangguk, "Hmm baiklah sup kentang, telur gulung dan kimchi itu makan malam terbaik "
Taehyung mengembangkan senyumnya. Eunha terlihat begitu antusias, apalagi saat gadis itu loncat-loncat kecil. Taehyung bahkan masih tidak habis pikir, wanita semuda dia yang kebanyakan orang masih menikmati kehidupan remajanya, dan dia malah sudah bersandang sebagai seorang istri.
Mereka mengambil bahan-bahan yang dibutuhkan untuk memasak. Menelusuri setiap lorong yang di apit oleh rak-rak. Terkadang Taehyung bersikap seperti konyol, mengajak ngobrol ikan, menangisi daging sapi yang sedang dipotong, bahkan menceritakan betapa sedihnya keluarga ayam, karena sang kepala keluarga telah di sembelih. Dan berbagai tingkah konyol yang membuat Eunha tertawa.
Taehyung menutup bagasinya setelah seluruh kresek belanjaan telah masuk dengan sempurna.
"Eunha, ingin coffe?"
Eunha memalingkan wajahnya dari handphone. Didapati Taehyung sudah berdiri di depannya dengan senyuman andalan Kim Taehyung.
"Boleh."
"Oke kita mampir ke kedai coffe dekat sini."
Dan lagi-laginya Taehyung selalu membuat Eunha tertawa. Bahkan sepanjang perjalanan menuju kedai coffe. Taehyung terus saja membuat lelucon. Seketika Eunha deja vu saat dirinya baru mengenal Jungkook. Lelaki itu selalu membuat Eunha merasa nyaman dan tertawa.
"Carilah tempat duduk, biar aku yang pesan." Ucap Taehyung.
Entah sebuah kebetulan atau memang takdir yang di sengaja. Di saat Eunha mencari tempat duduk yang nyaman. Ia sedikit terkejut saat melihat kakak ipar-nya duduk di salah satu kursi meja pengunjung.
"Wonwoo oppa." Sapa Eunha saat dia mendekati meja Wonwoo.
Kakak kandung dari tuan Jeon Jungkook yang hebat itu tidak kalah terkejut melihat istri adiknya. Tapi beberapa detik kemudian Wonwoo mengembangkan senyumnya. "Hai Eunha." sapanya.
"Kakak habis bertemu seseorang ya." Eunha melirik ke arah 2 gelas coffe kosong diatas meja.
"Ah, iya aku baru bertemu seseorang. Kau sendiri?"
"Oh aku kesini dengan guruku." Jawab Eunha bersemangat.
"Guru?"
"Iya guru masak, hehe."
Dahi Wonwoo berkerut ke satu arah. "Untuk apa kau belajar memasak, bukannya sudah ada pelayan di rumah kalian?"
"Ah itu ... " Eunha gelagapan sendiri. Oke ini pertanyaan yang sulit baginya. Tidak mungkin jika Eunha mengatakan kalau di rumahnya tidak ada pelayan dan semua pekerjaan rumah ia yang handle termasuk memasak. Pasti kaka ipar-nya itu akan bertanya yang lainnya. Dan akhirnya semua apa yang ada di rumah tangganya di ketahui oleh kakak iparnya. Oh no!
"Aku hanya ... Ingin memasakan suamiku. ya itu." Eunha tersenyum kikuk.
Wonwoo mungkin tidak pintar tapi ia tidak bodoh. Tidak mungkin alasan Eunha belajar memasak, karena dirinya tau kalo Eunha kurang suka memasuki dapur. Lelaki itu menghela nafasnya. Lelaki itu mengangguk seraya tersenyum, Ia berusaha terlihat percaya dengan ucapan Eunha.
"Oh baiklah, kalo begitu aku pergi masih ada pekerjaan lain."
Wonwoo lalu pergi. Dan bertepatan dengan itu Taehyung datang dari arah berbeda dengan membawa 2 cup coffe ditangannya.
"Ini." Taehyung memberikan satu cup coffe-nya. "Tadi kau berbicara dengan siapa?" Ia lalu ikut duduk di hadapan Eunha. kursi yang tadi di duduki oleh Wonwoo.
"Oh dia kakak suamiku. Ah harusnya kalian berkenalan dulu. Kakak ipar-ku itu orangnya baik dan ramah."
"Oh benarkah?"
©©©
"Dari mana kau?"
Eunha membalikan tubuhnya. Ah sial. Padahal gadis itu sudah berusaha semaksimal mungkim tidak mengeluarkan suara apapun, bahlan dia rela melepas sepatunya dan berjalan berjinjit saat memasuki rumah. Tapi ternyata suaminya sudah berdiri di depan pintu.
"Kau belum tidur."
"Dari mana?" Tanya Jungkook lebih keras.
Eunha menundukan kepalanya. Ini memang kesalahannya karena pulang pukul 2 pagi. Wanita itu terlalu asik memasak dengan Taehyung sampai akhirnya ia tertidur karena lelah. dan akhirnua seperti ini.
"Aku ... Habis belajar memasak." Jawab Eunha sedikit takut.
"Masak? Hei bodoh! Kau tahu ini jam berapa? Mana ada les memasak hingga jam segini. Kau pikir clubing? Apa kau dari sana? Tsk, istri macam apa kau ini."
Oke ini sakit. Ucapan Jungkook membuat Eunha menangis untuk yang kesekian kalinya. "Bisakah kau percaya padaku? Aku sungguh belajar memasak dan tadi aku kelelahan dan tertidur." Ucap Eunha penuh keyakinan.
Jungkook menutar bola matanya. Lelaki itu kembali menatap Eunha. Wajahnya memerah karena amarahnya yang tertahan.
"Ah aku tahu." Jungkook tersenyum miring, "Kalau tidak salah gurumu itu lelaki. Ah, aku lupa siapa namanya. Jadi kalian tidur bersama?"
Eunha membulatkan matanya, tidak percaya dengan apa yang dikatakan Jungkook "Apa maksudmu? Aku tidak tidur dengannya. Aku hanya-"
"Gadis murahan."
Belum sempat Eunha menyelesaikan ucapannya. Jungkook lebih dahulu memotongnya, bahkan lelaki itu membalikan badannya. tidak berniat untuk mendengar apapun macam alasan Eunha.
Eunha menahan segala sakit didadanya. Suaminya baru saja melecehkannya dengan 2 kata. Cukup sikap Jungkook saja yang membuat Eunha tersiksa. Apa harus mulutnya itu berucap seperti itu. 'Gadis murahan' Eunha tidak bisa menahannya lagi. Jungkook bukan lagi kasar tapi ia sangat kasar. Eunha tidak percaya dengan sikap suaminya yang berubah seperti ini.
"KENAPA KAU SELALU MENYAKITIKU?!" Eunha meluapkan seluruh emosinya. Ia melempar clutch bag yang ia bawa. Teriakan berhasil membuat langkah Jungkook berhenti.
"KAU KETERLALUAN JEON JUNGKOOK. KENAPA KAU JADI KASAR SEPERTI INI HUH?!"
Jungkook membalikan tubuhnya. Oh kasian istrinya. Wajahnya memerah karena menangis, dadanya naik turun karena emosi membuat nafasnya tersenggal. Jungkook melangkah mendekati istrinya. Lelaki itu mengangkat tangannya menghapus air mata Eunha.
Wanita yang tubuhnya jauh lebih kecil dari Jungkook itu mendongkak tidak percaya dengan perubahan sikap suaminya. Jungkook terlihat seperti biasanya, tidak berekspesi. Namun tangannya yang bergerak lembut di pipinya membuat Eunha sedikit merasa tenang.
"Kau tahu?" Jungkook menekan tengkuk Eunha, ia mendekatkan wajahnya ke telinga Eunha. "Aku menikahimu bukan karena mencintaimu. Tapi karena harta kalian bodoh."
Dan setelahnya ia kembali ke kamarnya.
Bodo ah 😂
No edit okey. ketik jam setengah 1 selesai jam 02.57 oke fix bodo amat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEETHURT
RomanceAwalnya semua baik-baik saja. Mereka bagai sepasang kekasih yang tidak bisa di pisahkan. Sampai akhirnya Jungkook dan Eunha menikah. Berpikir jika mereka akan memulai hidup baru yang indah. Sayang, itu hanya pikiran Eunha. Karena pada akhirnya, tida...