1.3%

2.1K 335 76
                                    

Yerim meletakan handphone nya ke meja. Wanita yang memiliki senyum manis itu memekik senang. Entah kenapa keyakinannya selama ini membuat dia sangat senang. Baru saja dia mendengar Jungkook memanggilnya 'sayang' dan itu berhasil membuat  Yerim berharap.

Taehyung. Sang kakak memperhatikan sang adik dari balik pintu. Jujur dia selalu mempriotiskan kebahagian adiknya. Ia terlalu sayang dengan sang adik, hingga tak rela melihat Yerim sedih.

Ia senang Yerim bisa bahagia lagi setelah semua yang pernah mereka lalui. Tapi di sisi lain ia terlalu takut jika adiknya tau fakta mengenai Jungkook, dia dan Eunha. Ia takut Yerim akan menjadi wanita murung seperti 2 tahun lalu.

Taehyung memberanikan diri masuk ke dalam kamar Yerim, menghampirinya dan duduk di sebelah Yerim.

"Oppa kenapa tiba-tiba kesini?" Tanya Yerim terkejut mendapati sang kakak duduk disebelahnya.

"Kau sangat mencintai Jungkook?" Tanya Taehyung to the point, sambil mengelus kepala Yerim.

"Oppa kenapa tanya seperti itu?" Wajah Yerim memerah tersipu.

Taehyung tersenyum melihat adiknya malu-malu cat. Lelaki dengan kulit tan menawan itu memundurkan tubuhnya sampai menyentuh punggung kasur. Di tepuk bahunya meminta Yerim agar bersandar disana. Yerim segera menyenderkan kepalanya di bahu Taehyung, yang langsung di sambut oleh rangkulan dari sang kakak.

"Kau ingat dulu kau sering sekali minta tidur dengan Oppa?" Taehyung kembali mengelus kepala Yerim, "Dan oppa selalu melakukan ini agar kau tertidur."

"Iya oppa aku sangat ingat. Dulu aku akan marah jika oppa menolak ku."

Mereka diam, bernostalgia dengan pikirannya di masa itu.

"Yerim," Panggil Taehyung.

Yerim memiringkan tubuhnya, memeluk sang kakak "Ya?"

"Kau masih berhubungan dengan Eunha?"

"Hmm. Kami ini sudah seperti kakak dan adik. Bahkan waktu itu eonnie rela membantuku membuat suprise untuk oppa. So sweet bukan kita?"

Taehyung tersenyum mengingat kejadian beberapa hari yang lalu saat Eunha dan Yerim memberikannya kejutan kecil. "Iya kalian sudah seperti adik kakak yang sangat akrab." Taehyung mencubit gemas ujung hidung Yeri.

"Oppa tau? Jika dia belum menikah, aku akan menjodohkan oppa dengannya." Bisik Yerim seraya terkekeh.

"Oppa tidak akan bisa bersamanya, walaupun dia belum menikah."

Yerim menautkan alisnya, matanya menyipit menyelidiki wajah sang kakak, "Kenapa tidak bisa? Oppa mencintainya kan?"

Sangat.

"Lalu kenapa? Lagi pula dia anak yang baik dan cantik. Oppa juga tampan dan mapan. Orang tuanya pasti senang memiliki mantu seperti oppa."

Itu tidak mungkin.

Taehyung tersenyum miris. Ya, andai semuanya itu hanya ke andaian belaka. Andai Eunha belum menikah, andai orang tua Eunha menyukainya, andai orang tuanya masih ada, andai orang tua Eunha tidak membunuh ayah dan ibu Taehyung. Semuanya tidak akan sesakit ini.

Taehyung menatap Yerim dengan sendu, rasanya sakit. Disisi lain ia menyukai Eunha, dan disisi lain dia terlalu takut dengan fakta Eunha adalah anak dari orang yang sudah membunuh ke-dua orang tua Taehyung.

Taehyung sebenarnya ingin sekali melupakan segala rencananya dengan Jungkook. Merebut Eunha dari suaminya dan hidup bahagia sebagaimana cerita wattpad pada umumnya. Tapi bayangan dirinya yang berada di balik lemari, mengintip dari celah pintu. Mendapati orang tuanya berlumur darah di luar sana. Membuat Taehyung tidak bisa menahan dendamnya.

SWEETHURTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang